11-JANGAN MARAH

2.3K 112 0
                                    

Kalau hati kita sedang merasakan hal yang sangat kacau, pasti berpengaruh pada setiap organ tubuh kita. Kalau yang tadinya rajin, jadi malas. Kalau yang tadinya tidak bisa diam, jadi pendiam.

April tengah berpikir seperti itu saat ini. Entah sudah kesekian kali ia merasakan hal serupa pada Rangga. Mencintai Rangga benar-benar harus memiliki kesabaran yang luar biasa. Contoh nya saat seperti ini. April tidak suka kalau di bohongi begini. Hubungan yang seharusnya di landasi oleh kejujuran malah terlihat palsu di mata cewek itu.

"Salah ya kalau cinta sedalam ini sama seseorang?"April tertawa miris. Cewek itu duduk di bangku panjang berwarna hitam. Menundukan kepala tidak mau terlihat berkaca-kaca.

"Jangan sedih gitu, lo jelek kalau cemberut,"ujar seseorang yang tiba-tiba saja duduk di sebelah April. Tanpa merasa bersalah sama sekali.

April memilih diam, tidak mau melihat Rangga. Biarkan saja, kali ini April akan benar-benar marah. Cewek dengan  rambut yang terurai itu, malah memilih menatap ke depan.

"Ngambek mulu,"cibir Rangga. "Pril, kita udah dewasa. Bahkan kita sebentar lagi lulus."Rangga menghadapkan seluruh perhatian nya pada April.

"Kamu tahu itu, Ga. Kamu yang nggak mau berubah,"ujar April tanpa melirik Rangga. Cewek itu tengah menahan rasa kesal nya. "Sekarang, kamu nyalahin aku?"

Rangga menggeleng. Dalam hati cowok itu menggurutu. Dasar cewek, terlalu drama. Rangga heran, apa semua cewek seperti April? Selalu melebih-lebi, 'kan.

"Gue minta maaf, kalau gue salah, tapi sumpah demi tuhan kalau gue nggak tahu salah gue apa."Rangga mengusap wajah nya gusar.

"Tanya aja sama diri kamu sendiri."April menoleh, lalu kembali menatap ke arah danau.

"Pril, lo marah gara-gara gue nggak jemput lo ke kelas?" Tanya Rangga.

"Bukan soal itu, Rangga."

"Terus soal apa?"

April menghadapkan tubuh nya pada Rangga. Menatap Rangga. "Kemarin, setelah nganterin aku pulang, kamu ikut tawuran, 'kan?"

Rangga melotot. Cowok itu mendadak bisu. Seolah ada sesuatu yang menghalangi mulut nya untuk bicara."Gu-gue...."

"Kenapa harus bohong sih, Ga?"April menunduk. Guratan rasa sedih kini menjadi mimik wajah cewek itu.

"Tinggal bilang. Aku nggak akan larang,"kata April semakin menunduk. "Salah, ya, Ga. Salah, ketika aku mau kamu baik-baik aja."

Rangga menggeleng pelan. Tangan cowok itu menarik kepala April, agar terangkat. Membuat cewek itu menatap mata nya. "Gue minta maaf, lo sama sekali nggak salah. Gue yang salah."

"Makasih karena udah sayang sama gue, lo segalanya buat, gue, April."Rangga memeluk April. Menyimpan dagu nya di atas kepala cewek itu. Mengecupi kepala April berulang kali.

"Jangan marah, lagi."

🍃🍃🍃

Ayoo siapa yang nunggu mereka. Suka nggak sama April dan Rangga?

Vote and comment ya.

Aku cintah kalian.🌻🌻🌻🌻

Rangga&April     (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang