LATE : PROLOG

68 12 12
                                    

Taman Melati.

Sebuah tempat umum ditengah tengah kota. Taman yang sangat asri dan penuh dengan bunga-bunga indah. Hanya saja di taman sangat jarang dijumpai toko. Karena dari itu pengunjung diwajibkan untuk membawa makanan sendiri tetapi dengan konsekuensi tetap menjaga kebersihan.

Semua orang yang mengunjungi taman ini memiliki maksud masing-masing. Selain hanya untuk merilekskan diri mereka juga sembari jumpa teman atau keluarga. Dan juga tempat bertemu atau berkumpul anak-anak yang suka menjahili dan yang dijahili.

Seperti saat ini seorang anak kecil berumur 7 dan 6 tahun sedang bermain di Taman Melati itu. Taman itu memang taman untuk umum, hanya saja jarak rumahnya dengan taman itu sangat dekat yang memungkinkan mereka memiliki waktu kapanpun untuk bisa bermain ditaman itu dan jangan lupakan untuk menjahili temannya yang lain.

"Ila!"panggil anak lelaki disebelahnya yang sedang membawa permen.

Yang dipanggil pun menoleh,"Hm?Kenapa?"jawabnya.

"Beli es klim yuk"ajaknya pada lawan bicara yang sedang berfikir menimang-nimang."Tapi kan kamu udah punya pelmen."jawabnya.

Anak kecil itu menatap tangannya lalu teman perempuannya itu,"Tapi Opal pengen es klim."

Ia pun hanya mengangguk pelan,"Tapi jauh Pal,"

Anak lelaki itu berdiri,"Kalau naik cepeda jadinya gak jauh."ujarnya dengan nada semangat tetapi memiliki maksud tertentu."Ila ga mau ah,Nanti Opal ngebut-ngebut."tolaknya pelan.

Anak lelaki itu pun menggeleng,"Tenang aja,Opal gak akan ngebut kok,mau yaa"bujuk anak lelaki itu yang bernama Opal.

"Gak mauu Pal."tolaknya lagi,namun anak lelaki itu langsung menarik anak perempuan ke sepedanya dan mengayuh sepeda nya dengan cepat.

"Aaaaaggghhh!! Opal ihh belentii tau nanti jatuhh Opal!!"teriak Anak Perempuan itu yang bernama Ila.

"Gak mau,bial kita cepet sampenya kita harus ngebut Ila!"tolak Opal dan masih mengayuh sepeda nya dengan cepat.

"Aaa-Opal belentii huaa mamaa Opal nakall-huaa belentii"teriaknya

Anak perempuan itu memeluk Opal,"Huaa belentii Opaall"teriaknya, yang mengayuh sepeda hanya tertawa.

Sembilan tahun kemudian~

"NAUFALLLL HUAA PELANINN NAPA JANGAN KENCENG-KENCENG GUE TAKUT!!"

Yang menaiki motor malah menambah kecepatannya,"Ogah biarin wlee!"ledeknya sambil mengegas motornya.

"Naufal sumpah lo-lo kalo mau mati-gausah ngajak-ngajak oge-aarghhh!"teriak Gadis itu.

Naufal-yang mengendarai motor, hanya tertawa tidak mendengarkan dan malah membuat atraksi dengan menyalip beberapa mobil dan motor didepannya.

"Kambing lo Naufal!"teriak Gadis itu masih dengan memukul pundak Naufal kesal.

Naufal tertawa lepas lalu menyelurkan kecepatan motornya."Nih udah pelan kan"ucap Naufal.

Gadis itu mengangguk,"U-udah jangan kenceng-kenceng ngendarainnya Fal gue-"Saat Gadis itu belum menyelesaikan ucapannya Naufal langsung menarik laju motornya lagi spontan gadis itu memeluknya.

"Arrghhh!!! ngeselin banget lu Fal!"umpat Gadis itu kesal.

Gadis itu terdiam memeluk tubuh Naufal yang tertawa ngakak,"Sumpah ini gak lucu!"

Naufal tertawa lepas disela-sela ia melajukan motornya itu,"Iya iya ini dipelanin."

Ila memukul lengan Naufal yang sudah lelah tertawa,"Mau beli es krim gak?"tanyanya membuat Ila cepat cepat menggeleng karena pasti Naufal mengajaknya untuk seperti balapan lagi.

Ila bukan kucing yang punya sembilan nyawa. Itu sebabnya Ila harus hati-hati karena ia belum ingin mati.Karena ia masih ingin bersama teman sejak kecilnya ini, ia tidak ingin dirinya atau dia yang pergi terlebih dahulu. Intinya ia ingin sama-sama hingga maut yang memisahkan.

-

Dan disinilah kisah remaja mereka dimulai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LATE : THEY GO(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang