Chapter 2

162 4 0
                                    

Author POV

Nasla tengah sibuk mengantarkan pesanan ke meja setiap pengunjung Valery's Cake. Pengunjung yang sangat ramai, membuat semua karyawan -termasuk Nasla- kewalahan melakukan pekerjaannya.

"Nasla?" Panggil Alena, pemilik Valery's Cake. Tempat kerja paruh waktu perempuan bernama Nasla itu.

Nasla yang merasa dipanggil langsung saja menoleh, "Ya?"

"Bisakah kau antarkan pesanan ini ke alamat rumah pemesannya?" Pinta Alena, berharap Nasla bisa melaksanakannya.

Nasla mengernyit, "Bukankah itu tugas Danial?"

Alena berdeham pelan, ia tahu karyawannya satu ini paling tidak suka jika harus mengantarkan delivery.

"Danial tidak bisa masuk hari ini. Dan aku juga tidak bisa meminta karyawan lain untuk mengantarkannya. Jadi, bisakah kau saja yang menggantikan tugasnya?"

Oh Danial! Kau sungguh mempersulit pekerjaanku!

Nasla memijit pelipisnya pelan, "Lalu siapa yang akan mengantarkan pesanan ini ke meja mereka?" Tanya Nasla, berusaha mendinginkan kepalanya yang mendadak panas.

"Masalah itu, aku sudah meminta Wilona menggantikanmu. Bagaimana? Kau setuju?"

Nasla menghela nafas, "Baiklah." Dan jawaban itu membuat bibir Alena tersenyum.

"Antarkan roti ini hingga selamat ke rumahnya, atau kau akan mendapatkan masalah. Mengerti?" Ucap Alena sedikit memperingati.

Lagi-lagi Nasla hanya bisa menghela nafas. "Mengerti, bu Alena."

Nasla berjalan gontai dengan memegang sekotak roti di tangannya. Ia lalu meletakkan kotak roti itu di keranjang sepeda kesayangannya.

Nasla dengan lincah menguncir kuda rambut hitam kecoklatannya yang terbawa angin sepoi, lalu membenarkan posisi kacamatanya yang sedikit tidak lurus.

"Baiklah. Ayo Rebecca, buktikan seberapa cepat kita mengantarkan roti ini ke rumah si pemesan itu sebelum dingin!" Ucap Nasla, mencoba menyalurkan semangatnya pada Rebecca, sepedanya.

¤¤¤

¤¤¤

¤¤¤

Nasla memastikan alamat yang tertulis di kertas catatan kecil yang ia pegang dengan rumah besar nan mewah dihadapannya.

Benar.

Nasla yakin tidak salah alamat.

Nasla memarkirkan Rebecca dengan hati-hati dipinggir jalan, lalu segera mengambil kotak roti delivery di keranjang milik Rebecca.

Nasla mulai berjalan dengan penuh semangat hingga tubuhnya telah sampai melewati pintu masuk pagar, yang ternyata tidak terkunci dan tidak ada penjaganya.

Huh! Semoga saja rumah ini aman dari kasus pencurian.

Nasla menekan tombol bel di sudut kanan pintu besar di hadapannya. Sambil menunggu si pemilik rumah membuka pintunya, Nasla mengedarkan pandangannya pada hamparan rerumputan hijau dan beberapa tanaman cantik yang menghiasi halaman depan rumah mewah itu.

Cantik sekali, pasti pemilik rumah ini sangat mencintai dunia flora. batin Nasla, masih menikmati pemandangan gratis yang terbentang luas didepannya.

Lama Nasla menunggu, hingga pintu pun akhirnya terbuka, membuat Nasla cepat-cepat membalikkan tubuhnya.

Seorang lelaki berkaos oblong putih dengan bawahan boxer, muncul dari balik pintu yang terbuka itu.

Ketua Osis Vs Kutu BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang