Dustin tengah berdiri di area depan toko, memasukkan kedua jemarinya ke kantong celana dan mengetuk-ngetuk lantai dengan sepatunya. Pria gagah dan tampan ini gelisah menunggu jawaban seseorang. Kemejanya sudah keluar dari celana satu sisi, justru menambah kesan jantan pada dirinya. Ia menatap suatu gambar di hadapannya, seorang wanita yang mengenakan gaun pengantin. Bukan wanitanya yang ia lihat, tapi pakaian yang sepertinya akan sangat cantik jika Briana pakai.Sementara di dalam ruangan khusus, Jasmine maju selangkah dan membuka kedua kotak hitam. Menatap kotak kosong dimana tidak ada harapan di sana. Sedangkan kotak lain berisi cincin dengan berlian besar di tengahnya, sangat indah seperti kalimat Dustin beberapa waktu lalu. Namun ia teringat Carlos yang membuatnya sakit hati dan perasaannya sampai saat ini masih terluka.
Dengan segenap kekuatan dan pemikiran, terpilihlah satu buah kotak beludru hitam. Briana melangkah mundur hendak keluar, namun kemudian berbalik, ia kembali menatap kotak hitam yang masih ada di atas meja kaca. Berbagai suara bisikan masuk, menggodanya, meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Ia bimbang.
Hingga akhirnya ditukarlah kotak itu. Ia menggenggamnya di belakang tubuh dan berjalan keluar menemui seseorang yang menunggu. Nampak sekali jika pris yang sudah mengajaknya ke tempat ini gelisah, dia sama berdebarnya dengan Jasmine.
Briana berdehem untuk mencuri perhatian seseorang di tengah ruangan yang cukup lengang, hanya berisi beberapa pegawai saja.
Dustin sukses berbalik dan menatap tampilan Briana dari atas sampai bawah, masih seperti tadi, cantik. Alisnya menukik satu, penasaran dimana letak kotak beludru hitam.Tahu dengan ekspresi Dustin yang bertanya-tanya, dengan tangan kanan Briana mengeluarkan kotak dari balik badan. Tidak bisa dicegah, ekspresi Dustin makin tegang, rahangnya mengetak, gusar. Keduanya nampak kaku dan sama-sama terdiam hanya backsound lagu I can’t stop falling in love with you yang terdengar. Entah kenapa sejak tadi beradandi mobil, di restoran hingga masuk toko ini, lagu itu yang terus terdengar.
Suara langkah kaki terdengar mendekat, Dustin kini hanya berjarak 3 jengkal dari Jasmine. Sedikit canggung, wanita dengan tubuh proposional ini menyerahkan kotak beludu yang dia pilih pada Dustin. Setelah berpindah tangan, Dustin menatap benda yang ada di tangan kanannya dalam diam, ia belum berani membukanya.
"Jadilah dirimu sendiri seperti saat kamu belum membuka kotak ini, aku tidak ingin ada sesuatu yang berubah."
Itu perkataan Briana, dia menginginkan semuanya akan biasa saja ketika kotak itu mengatakan segalanya.Dustin sudah siap dengan segala resiko yang akan didapat, dengan perlahan ia membukanya, penuh kewaspadaan. Ini harapannya, ini keinginannya, semoga kotak ini memberikan apa yang jadi impiannya. Ketika dibuka dan terlihat isi kotak, saat itu pikirannya blank, entah harus bersikap seperti apa ketika ia menegakkan kepala. Ia mengingat lagi perkataan Briana beberapa detik lalu, dan perjuangannya selama ini untuk mendapati wanita itu. Menurut Tobias, dirinya pantas mendapatkan Briana. Namun ia harus sedikit kecewa mendapati kotak hitam di tangannya kosong. Ia gagal saat ini.
Dustin menguatkan dirinya sendiri untuk tidak menyerah, untuk tetap tegar menerima keputusan Briana. Dengan sekuat tenaga ia menegakkan kepala sambil menatap Briana yang masih tanpa ekspresi.
"It's Ok, you must got better" hanya itu yang bisa Dustin ucapkan. Ya tuhan, dia masih mendoakan Briana untuk dapat yang lebih baik, disaat dirinya kehilangan harapan. Betapa baiknya pria ini, pikir Briana. Ia terenyum tipis dan berkata, "aku akan mengantarmu pulang."
Dustin berbalik untuk memimpin. Langkahnya berat setiap kali akan melangkah, ini pertama kalinya dia melamar dan gagal. Tuhan masih belum membiarkannya bangun dari kesepian dan kesendirian. Baru selangkah ia berjalan, lengannya ditahan. Ia melihat genggaman halus di lengannya sambil mengamati Briana. Ada apa? Itu lah arti tatapan Dustin ketika berhenti melangkah, sangat frustasi walaupun tidak terlihat dengan jelas.
Calon psikolog cantik dan sexy itu tersenyum tipis, mencoba menenangkan Dustin. Kemudian perlahan mengangkat tangan kirinya dan memperlihatkan benda berkilau indah di sebuah jari manis.
Dustin mendekat dan menyentuh jemari itu, menatap pemiliknya intens. Ada keraguan di mata tajamnya, namun juga muncul binar terang. Dustin meyakinkan apa yang dilihatnya lewat tatapan Briana, wanita cantik ini hanya mengangguk mengiyakan.
Kamu mengharapkan aku mendapatkan yang terbaik, dan sekarang harapan aku itu ada di depanku, ucap Briana dalam hati. Dustin menarik jemari itu mendekat ke bibirnya dengan masih mengunci tatapan. Sebuah ciuman di atas cincin itu Dustin sematkan, bukti perasaan mendalamnya untuk Briana Jasmin-wanita cantik yang sudah menarik hatinya untuk bangkit dari sepi dan sendiri.
"Thank you Mine," kata Dustin penuh perasaan, dan mendapat balasan anggukan.
***
Briana sudah mengganti gaunnya dengan dress tidur. Gadis cantik ini bergelung di pelukan boneka teddy bear yang sangat besar sambil menatap jemari manisnya yang sudah melingkar cincin berlian pilihan Dustin. Pilihan lelaki itu sangat indah dan berkelas, sederhana namun mewah. Ia mencium cincin itu tepat di tempat Dustin menciumnya tadi. Seketika Carlos terlupakan dari benaknya.
Dalam keheningan kamar yang masih redup ia mengalihkan tatapannya pada vas bunga dekat jendela kamar, mawar putih kesukaannya. Lelaki itu juga yang memberikannya. Briana bingung dengan perasaannya sendiri. Dia tampan, walaupun kaku tapi setiap ucapannya berhasil menghipnotisnya. Setiap kalimat yang dilontarkan penuh keyakinan dan berhasil membuat Briana speechless. Ia pun mulai menutup mata sambil tersenyum. I say yes today.
Belum bisa menutup mata, Dustin menatap langit-langit kamar. Tidak ada sesuatu yang menarik di sana. Tapi dari dalam hatinya, ia bisa melihat wajah Jasmine tergambar disana. Bergerak mendekat dan tersenyum mengulurkan tangan. Selangkah lagi, dia akan mendapatkan Gadis dan tak akan melepaskannya seumur hidup.
Tentang mimpi-mimpi erotisnya, kini sudah berangsur berkurang. Digantikan mimpi kedatangan wanita cantik lain yang sangat dia rindukan.
Jangan lupa vite, comment atau follow akun author ya guys. Sebagai bentuk penghargaan dan penyemangat.
Revisi 090420
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasmine For Dustin [End]
RomanceDustin merupakan pria pekerja keras yang baru merasakan ketertarikan pada seseorang ketika menginjak umur 30 tahun. Hidupnya dulu penuh kesedihan dan kesendirian. Tidak ada keluarga ataupun kekasih. Kali ini dia mulai menginginkan seseorang. Bukan y...