Author POV
Saat Rendra pergi dengan wajah tertekan, Renata hanya bisa diam dan duduk di depan kamar mertua.
Dia sebenarnya tak ingin menambah beban Rendra, tapi dia sendiri merasa sangat tidak di hargai keberadaannya.
Andai waktu bisa di ulang. Dia tidak akan menerima Rendra jadi suaminya, apalagi dia merasa hanya dia disini yang bertahan memperjuangkan keluarganya.
Sedangkan Rendra selalu labil dalam mengambil keputusan.
Dia tidak menyesal mengatakan ingin pergi dari hidup Rendra. Toh, dari awal dia sudah melakukan sekuat tenaga demi keluarganya.
Dia bertahan di antara ibu dan anak yang terus berusaha mengusirnya secara halus.
Dia tau Rendra mencintainya, tapi cinta dia kepada Renata sekarang mulai diragukan! Dia tidak memperjuangkan seperti dulu awal ingin menikahinya.
Memang ya, kenapa sesuatu yang sudah dia dapatkan. Akan dengan mudah dibuang tanpa mau di pertahankan lagi.
Saat Renata memejamkan matanya dan terus beristighfar agar dia bisa mengontrol emosi.
Ruangan yang tadinya tempat mama mertuanya ditangani terbuka, dan menampilkan sang dokter yang seperti mencari seseorang dari pihak keluarga sang mertua.
"Keluarga Ibu Rini"
Renata segera bangkit dan menghampiri sang dokter.
"Begini mbak, karena pasien sekarang kritis kita harus segera melakukan operasi pengangkatan kanker. Kalau tidak segera di tangani beliau.... "
Sebelum dokter berkata apapun. Renata langsung memotong ucapan sang dokter.
"lakukan yang terbaik buat ibu saya dok, Berapapun biaya nya akan kami tanggung"
Renata menelpon sang suami yang sedari tadi tidak ada tanda-tanda kemunculannya, dia ingin agar ibu mertuanya segera di tangani yang pastinya membutuhkan persetujuan Rendra juga karena dia yang paling berhak.
Renata memutuskan mencari Rendra, sambil berjalan dia terus menelpon Rendra.
Dan setelah dua jam lebih Rendra tak juga muncul di hadapannya.
Dokterpun juga terus menelpon ke hp nya. Karena memang no hp Renata lah yang bisa di hubungi.
Dan dengan berat, lesu dan juga banyak pikiran akhirnya Renatalah yang menanda tangani surat operasi yang akan berlangsung.
Dan dokterpun segera bertindak untuk menangani pasien yang memang keadannya terus menurun.
Tak lama Rendra datang dengan wajah datar.
"kamu dari mana saja?! Tolong mas untuk saat ini hilangin Ego masing-masing. Aku gak pengen kita nyesel"
Ujar Renata geram.
"Kamu bukannya mau pergi? "
Tanya Rendra menatap Renata datar."Nanti setelah mama sehat, gak usah kamu suruh aku pasti pergi. Tenang aja"
Ujar Renata ketus.
Dia tidak mau egois, lagian dia bukan wanita yang tidak punya perasaan. Meninggalkan sang suami dalam keadaan terpuruk.
Rendra hanya melengos enggan menatap Renata.
Dalam hati Rendra sebenarnya dia sama sekali tidak ingin kehilangan Renata, karena Renata terlalu baik untuknya. Dia tidak ingin terus memaksa orang yang dia cintai berada di sisinya secara terpaksa.
Rendra terlalu banyak memberikan luka kepada Renata tanpa dia sadar.
Mereka sama-sama diam. Dan pikiran mereka pun melayang-layang entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANDUL
RomansSemua terlihat baik-baik saja. Awalnya. tapi setelah menerima kenyataannya, semua tak terlihat baik. Renata