part [7]

62 4 0
                                    

Dua tahun kemudian...

"Bagaimana menurut kamu?"

Helen terkekeh, memandang pria di depannya dengan rasa senang. Oh, bukan, mungkin bukan rasa senang, namun ikut berbahagia.

"Saya bertanya, Helen Adiwangsa."

Helen terkekeh. "Bagus kok, Om."

Helen memandang manusia-manusia yang berpakaian formal berlalu-lalang, kebanyakan dari mereka berbincang antar satu sama lain dengan makanan kecil, sementara sisanya sedang menikmati pertunjukkan dari salah satu pria muda-namanya Renjun-yang bernyanyi dengan nada lembut dan memikat hati perempuan di atas panggung.

Sedangkan Helen, ia tengah berbicara dengan pusat dari semua kejadian ini.

"Senangnya Om punya istri baru."

"Iya lah," Sehun-iya, Oh Sehun yang dulu pernah menjadi masa kelam Helen-menatap istrinya yang ikut bernyanyi dengan keponakannya, "saya senang bisa bebas dari istri saya yang lama."

"Emang uler ya Om, nggak taunya dia mau nyelakain Om pas di sini."

Lima tahun yang lalu saat Helen ditelpon beberapa kali dengan ponsel Sehun, ternyata itu adalah pihak rumah sakit yang menyatakan bahwa Sehun dirawat di rumah sakit.

Ia dinyatakan pingsan dengan semacam zat kimia beracun masuk di tubuhnya.

Saat Helen mengetahui kabar itu, buru-buru Helen merawat Sehun dan mencari siapa dalang yang berani meracuni Sehun.

Dan semunya diketahui dengan fakta-bahwa istrinya sendiri yang meracuninya. Mudah saja, dengan kekuatan setara FBI milik Helen--bercanda, tapi memang lihai-- langsung semuanya diketahui begitu saja.

"Dia lagi disidang sekarang. Dan saya udah nggak mikirin dia lagi. Memang benar, saya sering nggak sreg sama dia karena dia memang nggak cinta sama saya."

Sehun menatap Helen. "Maaf ya, saya udah sering nyakitin kamu."

"Tenang aja Om, hubungan kita kan memang cuma sebatas kerja."

"Tapi," Sehun menggaruk kepalanya, "kamu pasti merasa kesal sama saya. Saya udah nggak menghargai kamu dengan melakukan-"

Helen langsung menutup bibir Sehun dengaan satu jari. "Udah Om, nggak apa-apa. Itu sudah jadi resiko pekerjaan saya. Harusnya Om merasa risih saya dateng, karena saya yang notabene PSK malah dateng ke acara pernikahan Om."

"Nggak mungkin, lah," Sehun mengusap kepala Helen, "sejak di rumah sakit, begitu melihat kamu yang begitu tulus membantu saya, saya jadi nggak tega sama kamu. Betapa banyak kesalahan yang sering saya buat ke kamu."

"Saya... minta maaf, Helen."

"Saya juga minta maaf, Om. Maafin saya kalau kadang-kadang suka nyumpahin Om miskin."

Akhirnya Sehun tertawa, kembali mengelus kepala Helen. "Nggak apa-apa. Makasih banyak, Helen."

"Sama-sama, Om. Eh itu, istri Om mau ke sini."

Benar saja, salah satu pusat lain dari acara ini--alias istri baru Sehun--datang dengan wajah tersenyum dan gembira. "So you're Helen? Hello then!"

"Nihao. Wo de Helen. It's a pleasure to meet you."

"Terimakasih," istri baru Kun menyalami Helen dengan lembut.

"I'm really happy to see you. And I just want to say thank you. Without you, maybe I'll never met Kun and get married with him."

"It's okay. Maybe without you, he'll never find another great woman and lived happy for the rest of his life."

See U Later | ft. Jaehyun NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang