DUA : Malam Yang Panas

138 26 6
                                    

Taehyung menatap dirinya dalam pantulan cermin besar di dalam kamar, ia terlihat lebih santai dengan hoodie hitam dan celana jeans yang melekat di tubuhnya.

Ia tersenyum sinis saat melihat arlojinya sudah menunjukan pukul 18.00 KST. Itu berarti gadis itu sudah berada di Minimarket ujung jalan.

Taehyung tidak sabar menunggu hingga nanti malam, sebab itu ia ingin menemui gadis itu sebentar sebelum dia akan menjadi milik Taehyung seutuhnya.

Dengan langkah besar lelaki itu menusuri jalanan kota yang mulai sepi. Sebenarnya ia bisa saja menaiki mobil mewahnya lengkap dengan supir pribadi. Namun Ia memilih untuk berjalan kaki agar tidak ada yang menaruh curiga.

*

Sementara itu Jisoo mencoba mengatur napasnya saat sampai di depan Minimarket tempatnya bekerja paruh waktu. 'Untung saja belum terlambat' pikirnya. ia mengambil botol minum yang tersemat di samping ransel, menempelkan bibirnya pada pinggir botol ungu yang ia bawa

"Jangan bilang kau lari Marathon dari rumah mu sampai ke toko?" Ucap laki-laki yang baru saja keluar dari gudang penyimpanan barang.

"Jika iya, aku pasti menjadi juara satu. Kau tahu? Tadi aku berlari sangat cepat, sampai rasanya kaki ku ingin putus!" Jawab Jisoo saat sudah menghabiskan setengah botol minumnya. Membuat Jungkook -lelaki itu- tertawa. "Aku pikir aku telat, aku tidak mau gajiku dipotong walupun hanya 1 Won saja"

"Jisoo-ya. Terkadang aku heran, untuk apa kau repot-repot bekerja di sini? Jimin itu kan sangat kaya. Bahkan ia mampu membelikan apa pun yang kau mau tanpa perlu harus susah payah seperti ini."

"Yang kaya itu Jimin, bukan aku." Jisoo bergegas menuju loker, untuk menyimpan barang-barangnya disana. "aku ingin sukses dengan kerja keras ku sendiri"

Jungkook tersenyum menatap gadis yang sudah beberapa tahun ini berteman dengannya, meskipun sejujurnya Jungkook menginginkan Jisoo menjadi lebih dari sekedar teman untuknya. Namun rasanya ia belum pantas, terlebih melihat gadis itu yang begitu bersemangat dalam belajar ataupun bekerja untuk menggapai apa yang ia inginkan.

Jungkook berpikir, mungkin lebih baik jika ia membiarkan Jisoo untuk fokus mengejar cita-citanya terlebih dahulu. Sambil memantaskan diri agar bisa mengajak Jisoo hidup bahagia bersamanya.

"Lalu, kali ini apa yang membuat mu hampir terlambat? Tugas Juhyun ssaem?" ucap Jungkook sembari menata biskuit kacang di dalam rak

"Sepertinya di dunia ini tidak ada yang lebih mengerti aku dibanding dirimu kook, bahkan kakak ku yang menyebalkan itu, ia sama sekali tidak pengertian" Jisoo mendengus membuat Jungkook terkekeh lagi "Kau benar, aku hampir gila mengerjakan tugas-tugas dari Juhyun Ssaem"

"Analisis Laporan Keuangan?" tanya Jungkook lagi yang membuat wajah Jisoo muram seketika.

"Aku tidak mau membahas soal-soal itu lagi. aku sudah cukup pusing hari ini" Jungkook mengangguk mengerti, lalu ia kembali melanjutkan pekerjaanya. Begitu pun dengan Jisoo, Kini tanganya sudah gesit merapikan minuman yang sedikit berantakan dalam kulkas.

*

Sesampainya Taehyung di depan Minimarket ia tersenyum mendapati gadis itu tengah sibuk merapikan barang-barang dalam rak. Lelaki itu memasang tudung kepala yang menempel pada hoodienya sebelum akhirnya masuk kedalam. Mengambil beberapa makanan ringan dan bir kaleng, Ia membawa belanjaanya ke kasir.

Jisoo yang sebelumnya sedang merapihkan barang segera menghampiri Taehyung yang sudah meletakan belanjaanya di meja kasir. Taehyung tersenyum samar mendapati name tag bertuliskan Park Jisoo di dada kanan gadis itu.

'Jisoo ku yang malang' batinya.

Jisoo pun sedikit terkejut melihat lelaki di hadapanya ini. Begitu tampan dan rupawan, namun tatapanya sangat mendominasi, apalagi saat ia tersenyum.

REMEDY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang