Bel pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Esta dan yang lainnya juga sudah keluar dari kelasnya.
"Hari ini mau lanjutin tugasnya dimana?!" ucap Fakhri.
"Di asrama aja gimana?! Biar gue gak keluar-keluar gitu. Lagi gak punya uang jadi mager," ucap Seno.
"Boleh juga. Kebetulan aku juga lagi kangen sama anak asrama." ucap Esta.
"Okey, jadi mau gimana?! Langsung aja apa gimana?!" ucap Arlix.
"Pulang dulu aja. Izin sama orang tua dulu biar gak dicariin nanti." ucap Zico.
"Tumben lu bener?!" ucap Seno.
"Emang biasanya gue belok?!" ucap Zico.
"Ya gitu," ucap Seno.
"Untung Seno. Kalau bukan udah gue sentil jantungnya," gerutu Zico
"APA?! LU MAU NYENTIL JANTUNG SENO?!" teriak Ariel.
"Lemes banget sih kakak lu Ric," bisik Zico.
"Sorry gue gak kenal," ucap Eric.
Dan saat itu juga Zico langsung mendapat lirikan tajam dari Seno. Ya disini yang sangat berpengaruh adalah Seno. Karena marahnya dia bisa bikin sekolah goyang.
"Udah, gak usah berisik. Mending kabarin yang cewek-cewek." ucap Seno.
Mereka langsung mengangguk dan mengabari Adreen dan yang lainnya.
"Kita tunggu di aula aja." ucap Seno.
Mereka kembali mengangguk dan berjalan menuju ke aula.
Setelah beberapa menit menunggu, Adreen dan yang lainnya akhir nya datang.
"Udah lama nunggunya?!" ucap Rena.
"Lumayan," ucap Seno to the point.
Lagi-lagi Ariel melirik Seno tajam. Ya sebenarnya Ariel suka dengan Rena tapi dia gak peka.
"Kenapa Riel?!" ucap Seno.
"Ga papa." jawab Ariel singkat.
________________
Mereka semua sampai di asrama Bunda Ranti.
"Bagus sih," gumam Relyn.
Adreen menoleh dan tersenyum pada Relyn.
"Yuk masuk," ucap Seno
Semua mengangguk dan masuk kedalam bangunan itu. Saat sudah masuk kedalam langkah Seno terhenti.
"Kenapa?!" ucap Fakhri bingung.
"Eh, Seno sudah pulang?!" ucap Bu Rifa yang notabenya ibu kandung Seno.
"Mereka siapa?!" bisik Zico pada Esta.
Esta hanya mengangkat bahunya tanda tak tahu.
"Kalian ngapain kesini?!" ucap Seno.
"Ya ampun. Kita itu kangen sama kamu. Udah berapa tahun gak ketemu coba?! Kamu gak kangen juga?!" ucap Bu Rifa.
"Kalian gak ingat kondisi aku 11 tahun lalu. Aku sekarat, kalian kemana?! Harusnya kalian ada disaat itu. Untung nyawaku masih selamat. Kalau gak, apa kalian perduli?! Terus kalian kemana aja selama 11 tahun ini?!" ucap Seno.
"Seno!! Jaga omonganmu. Kami ini orangtuamu. Kau tak seharusnya berbicara keras seperti itu." ucap Pak Reno.
"Heh, orang tua katamu?! Setelah 11 tahun menghilang tiba-tiba kembali dan mengaku orangtuaku. Apa masih pantas kalian ku anggap orang tua?!" ucap Seno.
Plakkk
Tamparan mendarat tepat di pipi kanan Seno.
"Sen, kayaknya latihannya ditunda aja ya, gak enak kalau kondisinya kaya gini." bisik Rena.
"Iya Sen. Kita balik aja ya," ucap Ariel.
"Iya, kalian hati-hati ya," ucap Seno.
Semua mengangguk dan akhirnya tidak jadi latihan dan pulang kerumah masing-masing.
"Sudahlah, aku lelah berdebat dengan kalian. Terserah apa yang kalian lakukan. Tapi ingat aku takkan ikut hidup dengan kalian." ucap Seno lalu berjalan meninggalkan kedua orangtuanya.
"Ran, coba jelaskan!! Apa yang kau bilang pada Seno?! Kenapa Seno jadi anak durhaka seperti ini??" ucap Bu Rifa tidak terima.
"Ehm, aku tak bilang apa-apa padanya. Mungkin dia yang mulai paham dengan keadaan. Coba saja kalian berada di posisi Seno saat itu. Kalian hampir sekarat tapi malah ditinggal oleh orang yang disayang. Bagaimana perasaan kalian?!" ucap Bunda Ranti.
Kedua orangtua Seno hanya menunduk. Mungkin masih membayangkan posisi Seno saat itu.
Sedangkan Seno berada di kamarnya. Dia menangis karena teringat masa itu. Masa saat ia ditinggal orangtuanya.
"Esta, gue butuh lu," gumam Seno.
Ceklek
Pintu kamar Seno terbuka. Dan tampak sosok sebaya dengannya yang tak lain adalah Esta.
"Esta??" ucap Seno sambil mengusap air matanya.
"Iya, kau tak apa?!" ucap Esta berjalan mendekati Seno.
Seno menggeleng pelan.
"Kamu benci mereka?!" ucap Esta yang kini duduk disebelah Seno.
"Entahlah," ucap Seno.
"Jangan benci mereka. Biar bagaimanapun mereka itu orangtuamu. Kisah mu sama denganku. Namun kisah ku lebih parah. Aku tak pernah tahu siapa orang tua kandungku. Dan tiba-tiba datang mengaku sebagai orangtuaku. Hm, awalnya ku tak percaya, dan awalnya aku beranggapan mereka membuangku karena aku tak sempurna. Tapi jujur, aku tak pernah membenci mereka. Mereka orangtuaku, orang yang selama ini ku rindukan. Bersyukurlah, karena orang tuamu masih bisa kembali. Diluar sana banyak yang merindukan orangtuanya namun tak akan pernah bisa kembali. Kau tahu kan maksudku?!" ucap Esta.
Seno mengangguk.
"Terimakasih Esta," ucap Seno lalu memeluk Esta.
"Kembalilah ke ruang tamu. Temui orangtuamu, minta maaflah pada mereka." ucap Esta.
Seno mengangguk dan langsung pergi dari hadapan Esta. Sedangkan Esta hanya tersenyum.
___________________
Vote comment gaes..
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ● Mark Lee
Novela Juvenil🍁Book 1 Senja berhasil mempertemukanku dengannya Sosok lelaki tak sempurna namun bisa melakukan apa saja Esta namanya, lelaki buta yang selalu membuatku tertegun dengan kata-katanya #2 tunanetra #513 indonesiamembaca #955 persahabatan #872 nctdrea...