DF-20

1.4K 49 4
                                    

Happy reading
.
.
.

"NAYYA." Teriak orang itu, lalu segera menghampiri nya

Nayya kenal suara itu meski tanpa menoleh ke belakang, dan saat itu juga sebuah ide muncul di otak cantik nya.

Sebelum orang itu datang menghampiri nya, Nayya menyempatkan waktu untuk menjalankan rencana nya. Dia memejam kan matanya, berpura-pura seperti orang pingsan, dan berusaha sekuat mungkin untuk menahan tawa nya sebelum rencana nya itu berhasil.

Nayya sengaja melakukan ini, karena dia ingin melihat reaksi orang itu saat mengetahui kondisi nya yang seperti sekarang.

Saat mendengar derap langkah orang itu yang semakin dekat, Nayya semakin memperdalam acting nya. Dia tidak mau rencananya ketahuan sebelum berhasil.

"Nay. Lo kenapa? Lo baik-baik aja kan?" tanya Alwi khawatir.

Ya orang yang tadi memanggil nama nya adalah Alwi. Alwi meletakkan kepala Nayya di atas paha nya sambil terus menepuk pipi Nayya pelan, berusaha membuat Nayya sadar, padahal dari tadi memang masih sadar :v.

Mendengar suara Alwi yang terdengar khawatir seperti itu, Nayya tersenyum tipis, sangat tipis, bahkan nyaris tidak terlihat. Dalam hati Nayya bersorak senang, karena dia yakin sebentar lagi rencananya berhasil.

Melihat Nayya yang sama sekali tidak merespon nya, Alwi menjadi panik sendiri. Dia bingung harus berbuat apa.

"Atau gue bawa ke rumah sakit aja deh. Gue takut terjadi apa-apa sama Nayya kalo gue telat bawa dia ke rumah sakit." Ucap Alwi bermonolog.

Mendengar nama 'rumah sakit' Nayya menjadi takut sendiri, dia sangat anti dengan yang namanya rumah sakit. Karena takut dibawa ke rumah sakit, Nayya memutuskan untuk berhenti berpura-pura pingsan, dan harus mengakui kepayahan nya dalam berakting.

Nayya langsung membuka mata nya dan mengangkat kepala nya dari paha Alwi.

"J-jangan bawa gue ke rumah sakit. Gue nggak kenapa-napa kok. G-gue tadi cuma pura-pura doang." Ucap Nayya sambil menunduk, tidak berani menatap mata Alwi yang tampak seperti sedang menahan amarahnya.

Hening. Alwi tidak menanggapi ucapan Nayya, dia hanya menatap tajam ke arah Nayya yang menunduk. Alwi menghela nafas nya kasar, lalu pergi meninggalkan Nayya sendiri tanpa mengatakan satu kata pun.

Nayya mendongakkan kepala nya saat tidak lagi mendengar suara Alwi. Dan pada saat dia melihat keadaan sekitarnya, Alwi sudah tidak berada di samping nya lagi. Nayya menghela nafas nya pelan lalu menggosok-gosokkan telapak tangan nya sembari meniup nya, mencoba memberi kehangatan untuk diri nya sendiri. Udara malam ini cukup dingin karena cuaca nya mendung, ditambah lagi Nayya mengenakan dress yang tidak berlengan.

Nayya mengedarkan pandangannya ke seluruh arah, berharap ada orang lewat dan dengan senang hati memberi tahu nya dimana tempat dia berada sekarang karena Nayya benar-benar tidak tahu dimana dia berada sekarang, dan dia ingin segera pulang sebelum hujan turun.

Seperti nya usaha Nayya sia-sia, karena sedari tadi tidak ada satu pun orang yang lewat, mengingat ini juga sudah malam, lebih tepat nya sekarang pukul 21.00.

Nayya menghela nafas nya kasar, lalu bangkit dari posisi nya. Dia tidak putus asa, walaupun tidak ada orang yang lewat, maka dia sendiri lah yang akan mendatangi orang-orang yang  bertempat tinggal di sini yang belum tidur.

Difficult Feeling[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang