~2~

325 115 55
                                    


Maaf jika ada typo 😊

Happy reading :)








"Apa ini nek?" mulutku ternganga dan mataku terbelalak ketika melihat sebuah Bola kristal yang sangat indah. Bola itu tidak terlalu besar, kira-kira ukurannya se bola pingpong sehingga muat jika digenggam dan lagi bola itu bening berwarna biru tua, terdapat sebuah daun kecil berbentuk daun waru di dalamnya yang membuatnya jadi tampak lebih indah dan mempesona.

"Ini imbalan untukmu" kata nenek itu sambil menyodorkan bola kristal itu kearahku dan aku menolaknya dengan halus.

"Tidak usah nek saya ikhlas membantu nenek dan lagi pula imbalan ini terlalu indah untuk saya terima" ucapku

"Kamu memang gadis yang sangat baik" kata nenek itu sambil tersenyum misterius dan kemudian mengambil barang-barangnya lalu berpaling masuk ke rumahnya beserta barang bawaannya dan meninggalkanku diluar rumahnya sendirian.

                              🌜🌝🌛

"Aku penasaran dengan bola kristal itu. Seperti ada sesuatu didalamnya yang menarikku masuk ke dalam" ucapku kepada diri sendiri.

"Ahhh..., sudahlah lupakan saja !" ucapku sambil berjalan menuju rumah.

Dan sesampainya dirumah aku melihat ibu yang sedang menyiapkan makan siang.

"Ibu tau kalau aku akan pulang?" tanyaku sambil melihat telor yang ibu sedang masak.

"Ibu tau dari ibu Mela, tadi ibu berpapasan dengannya di toko dan tapi dari mana saja kamu kenapa baru pulang ?" ucap ibu menjawab pertanyaanku.

"Aku sedang tidak mau membicarakan hal itu bu" jujur saja sebernarnya mood ku jadi rusak, karena teringat dengan bola kristal yang nenek itu berikan tapi kutolak.

Aku jadi menyesal. Kenapa aku tidak menerimanya saja tadi ?

"Hei !, kana !"

Suara ibu membuyarkan lamunanku.

"Kau tidak apa-apa ?" tanya ibu.

"Aku tidak apa ko"

"Oh ya bu, kata ibu waktu itu kan ayah pergi keSingapura selama 1 bulan, jadi seharusnya besok ayah akan pulang kan ?" tanyaku mengalihkan topik pembicaraan.

"Ituuuu.." wajah ibu berubah menjadi cemas, sepertinya ada yang disembunyikan oleh ibu saat ini.

"bu..." panggilku sambil mengibas-ngibaskan tanganku ke arah pandangan ibu.

Ibu kenapa ? Bantinku.

Ibu tensentak kaget dan menggeleng-gelengkan kepala.

"Oh itu..., ya memang benar ayahmu besok akan pulang" kata ibu tapi dengan raut wajah yang sepertinya memendam sebuah rahasia yang besar.

"Ibu tidak apa-apa?" kulihat wajah ibu yang sepertinya sedang kelelahan.

"Ibu hanya sedikit pusing mungkin butuh istirahat sedikit"

"Kalau begitu ibu harus cepat makan dan istirahat ke kamar" ucapku sambil menuntun ibu keruang makan setelah telor dadar yang dibuatnya sudah jadi.

Aku menata piring di meja makan dan meyiapkan nasi, lauk pauk, dan membuat minuman.
Setelah makan siang aku menuntun ibu menuju ke kamar dan membiarkan ibu untuk istirahat.

Sementara itu aku mengambil piring gelas yang kotor dan mencucinya.

"Ahh..capeknyaa" keluhku sambil membanting diri ke kasur.

The Land Of The Elves [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang