Hari Tak Terduga

3.8K 384 29
                                    


.
.
.

Haechan meraba sisi sampingnya dengan mata terpejam, mencoba mencari alarmnya yang berbunyi nyaring sedari tadi.

Klik

Haechan mengucek kelopak matanya sambil menguap. Mencoba mengumpulkan kesadarannya, mata bulatnya menatap keterangan jam yang terpampang pada alarm berbentuk sapi -hadiah ulang tahun neneknya-. Matanya membola kaget ketika menyadari pukul berapa saat ini.

7.10.

"Shit! Aku telat. Aish!" Haechan tergopoh-gopoh menuju kamar mandinya. Ia hanya mempunyai waktu sebanyak 10 menit untuk bersiap karena jarak antara rumah dengan sekolahnya membutuhkan waktu 10 menit perjalanan. Sedangkan 30 menit lagi jam pelajaran pertama akan dimulai.

"Doyoung hyung pasti sengaja tidak membangunkanku cih. Liat saja nanti akan kubalas!" Haechan menggosok giginya dengan cepat.

Haechan segera mengeringkan tubuhnya dan memakai seragam secepat kilat. Kaki mungilnya bergerak cepat kesana kemari guna mencari tas dan menyiapkan beberapa bukunya. Bibir manisnya tak berhenti menyebutkan kata-kata kasar dan nama binatang. Setelah itu ia menuruni undakan tangga dengan cepat.

"Selamat pagi adikku sayang."
Doyoung menyapa Haechan sambil menikmati teh hangatnya. Mencoba menahan tawanya ketika melihat raut kesal namun menggemaskan dari paras adik semata wayangnya itu. 

"Tunggulah eoh. Akan kubalas" Haechan merampas roti panggang yang telah disiapkan oleh kakaknya itu dan memakannya cepat.

"Kau bisa tersedak asal kau tahu."

"Kau fikir siapa yang membuatku seperti ini hah!."

"Tentu saja dirimu sendiri." Doyoung menyeringai jahil.

Haechan hanya menatap nyalang kakaknya sembari meneguk segelas susu vanilla kesukaannya. Kemudian pergi secepat kilat. Haechan berharap semoga dirinya tak terkena amukan dan ocehan dari gurunya.

.
.
.

Haechan mengumpat kesal karena pagar sekolahnya sudah ditutup. Melirik jam tangannya dan menghela nafas kasar. Tak ada pilihan lain, kali ini ia akan melakukan aksi laga untuk kesekian kalinya. Haechan berlari menuju area samping sekolah. Ia berniat untuk meloncati dinding. Berbahaya memang. Namun bukan Haechan namanya jika hal seperti ini saja membuatnya gentar.  Ia mengintip dari lubang yang terdapat pada dinding tersebut. Setelah dirasa aman, Haechan melemparkan tasnya tanpa tedeng aling-aling. Kemudian memanjat dinding dan dia meringis kesakitan.

Bagaimana tidak, Haechan sedang sial sepertinya. Ia mendarat tepat diatas tubuh seseorang. Menyebabkan bunyi gaduh. Beruntung suasana koridor samping sedang sepi. Namun tetap saja badannya sakit semua bung. Apalagi siku kanannya sedikit lecet.

"Aish..."

"Akh!"

Haechan dan korbannya saling bertatapan sebelum sang korban dengan teganya mendorong tubuh mungil Haechan kesamping cukup kasar.

"Yak! Tidakkah kau bisa lembut?"Haechan menatap nyalang pada pemuda yang juga menatapnya dengan raut kesal.

"Bagaimana aku bisa lembut, sedangkan kau menimpa tubuhku begitu keras." Pemuda dengan alis camar itu memandang pelaku penganiayaannya. Ia memaki dalam hati, kenapa paginya harus berantakan seperti ini. Apalagi ini hari pertamanya. 

"Siapa disana?."

Haechan membulatkan matanya ketika mendengar suara yang amat sangat dikenalnya. Siapa lagi kalau bukan pak Kang, guru kedislipinan disekolahnya. Haechan tak ingin membuang waktunya untuk diomeli oleh pamannya itu. Iya, paman dari pihak ibunya. Walaupun dia adalah pamannya, namun tetap saja keprofesionalitasanlah yang harus dilakukannya. Maka dari itu, Haechan segera mengambil tas ranselnya dan pergi secepat yang ia bisa meninggalkan pemuda beralis camar yang sibuk mengumpati dirinya.

LOVE MAZE ( MarkHyuck/Nohyuck/Jaehyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang