§∆§∆§∆
Adelard Arsalan Javas.
Tuan muda berusia 27 tahun yang banyak disegani baik muda maupun tua. Seorang putra tunggal pemilik perusahaan mobil, yang lebih memilih jalannya sendiri. Publik sudah mengenalnya sebagai seorang dokter ketimbang penerus perusahaan milyuner.
Ya, seorang dokter ortopedi. Dulu ia dituntut untuk mengambil kuliah dengan jurusan yang diinginkan sang ayah. Guna untuk meneruskan kekuasaan tentunya. Tapi sang putra kuat dengan keinginannya. Ia hanya ingin menjadi dokter. Tapi karena sang ayah terus memaksa, ia meminta untuk membangunkan sebuah rumah sakit besar dimana ia yang akan menjadi direkturnya. Itu hal yang sama bukan?
Selain dokter yang mahir, tak banyak yang tahu bahwa ia seorang seniman lukis yang handal. Entah memang bakat atau hanya sekedar hobi. Tapi hasilnya, tk bisa diremehkan. Banyak karyanya yang telah masuk dalam museum, atau menjadi koleksi konglomerat dalam bentuk karya anonymous. Hanya lingkupnya saja yang mengetahui sampingannya.
Bermodal ketampanan, banyak orang tua mengantre untuk mendaftarkan putrinya sebagai pasangan sang dokter. Tapi sayang satupun tak digubrisnya. Sayang juga, ia tak bisa ramah pada khalayak, hanya yang membutuhkan saja katanya.
Seperti kejadian sore tadi, seorang nenek terjatuh di dekatnya sesaat setelah keluar dari ruang check upnya. " Kau dokter muda pemilik rumah sakit ini? Beruntungnya cucuku jika bisa menjadi pendampingmu"
Ujar si nenek dengan wajah berseri. Namun Adelard hanya membantunya berdiri kemudian berlalu tanpa sepatah kata atau senyumpun.
Si nenek kemudian dibantu oleh bodyguard sang dokter sambil mohon maaf atas reaksi dan menjelaskan sikap dokter yang kurang hangat. Benar, dokter muda tersebut diapit oleh bodyguard. Karena ketampanan dan keidealan tubuhnya, hampir setiap hari banyak tawaran model menghampiri. Untuk itu ia mempekerjakan bodyguard untuk menolak semua tawaran dan mengamankan dirinya saat paparazi menyerang disaat tertentu.
"Nenek keberapa tadi?" Tanyanya pada diri sendiri yang mendapat perhatian dari bodyguard. Diliriknya dari kaca spion lalu memutar stir dan melaju, ia melihat bosnya yang memasang wajah masam seraya melepas dasi dari kemeja.
"Apa susahnya meng'iya'kan salah satu dari mereka? Toh kamu juga sudah waktunya bukan?"
Beginilah mereka di luar adalah bodyguard dan bos, namu. Saat khalayak tak menyorot mereka bak kakak beradik."Diamkan kau, Hary. Bahkan aku muak membayangkan esok kan ada yang berkata hal yang sama lagi"
Mobil melesat dengan keheningan karena si bos mulai asik dengan gadgetnya.
√√√√√√
"Setelah ini kau mau apa?" Ujar Hary seraya menyerahkan kunci mobil, sesaat setelah memasuki rumah.
"Bawalah, aku tak ingin kemana-mana malam ini. Tanganku sedang gatal hari ini." Balas Adelard mulai menaiki tangga.
Hary mengernyit lalu mulai duduk menyalakan TV di ruang santai. "Kali ini apa? Pesanan konglomerat lagi?"
"Entahlah, mungkin mulai menjemput takdir." Jawaban Adelard sukses membuat Hary berbalik kebingungan, ditambah lagi senyuman aneh Adelard
√√√√√√
Hari yang melelahkan rupanya bagi dokter tampan. Hari ini ia mengatasi 2 operasi korban kecelakaan. Setelah mengguyur diri dengan air suhu es, ia mulai berpakaian dan mengeringkan rambut.
Tak sengaja pandangannya sukses melirik meja khusus corat-coretnya di sebelah kamar tidur. Ia jadi teringat niatan awalnya. Padahal hari ini adalah jadwalnya ke bar langganan, batinnya berkata 'tumben juga hari ini'.
Rambutnya yang setengah kering telah tersisir, ia mulai duduk dan mengamati kertas gambar A3-nya. Untuk pertama kalinya, ia ingin menggambar sosok perempuan. Yang menurutnya ini akan menjadi sangat spesial.
"Let's get start it"
Senyumnya sumringah kala menorehkan pensil membentuk bingkai wajah. Ia gak pernah memikirkan modelnya sebelumnya. Hanya saja, ini terlintas sesekali namun begitu kuat membekas. Jadi sayang bukan jika tidak diterapkan?
Sebegitu spesialnya, hingga ia melewatkan makan malamnya, bahkan tertidur sebelum gambar wajah belum rampung. Asisten rumah tangga yang memperingatkan jam makan malampun sudah hampir lemas naik turun tangga.
Tapi Adelard tak bergeming dari tidurnya, tidur indahnya selama ini dengan mendekap goresan pensil tak rampung. Dengan senyum terpesona tentunya.
§∆§∆§∆
XOXO Hola semuanyaa,...
Aku kembali dengan cerita yang lain..
Hope you enjoy it, and make sure you will stay with this one.Aku tau, aku ga konsisten banget kalo nulis.
My hope, ini this year aku bakal bisa konsisten nulis dan bisa ngeluarin 2 buku. I mean real book.
So, Bantu aku biar lebih semangat ya
Luv from Cocoo🍫
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPICTION OF ADELARD
RomanceBocah gemar sekali mencoret hingga menghasilkan gambaran, dan terkadang meminta dengan paksa sesuatu yang nyata sesuai gambarannya. ° ° ° •Tapi, bagaimana jika yang melakukan adalah pria matang, yang memaksakan jodohnya? Kadang yang dia mau hanyalah...