twenty first

3.3K 187 5
                                    

Sesuai dengan janji Rynaldy, sore itu kami berangkat menuju Thailand. Sepertinya Rynaldi ingat betul dengan hasrat terpendam istrinya yang ingin mengunjungi Railay Beach.

" Aku akan membawamu ke Pantai yang tertuang dalam lukisan yang aku beli dan secara diam diam selalu dipandangi oleh istri cantikku ini." Ucapnya dengan senyum, tadi sebelum kami berangkat menuju bandara.

Kami langsung menuju hotel yang sudah Rynaldy booking untuk beristirahat, karena ketika kami mendarat di Thailand hari sudah malam.

" Lelah sayangku.." bisik Rynaldi ditelingaku yang langsung merebahkan tubuh begitu sampai di kamar hotel. Aku menggeleng sambil tersenyum.

" Sedikit gerah, sepertinya harus mandi."

" Ayo.."

Rynaldi menarik lembut tanganku. Aku memandangnya tak mengerti. Rynaldi terkekeh. Dengan sigap digendongnya tubuh mungilku. Segera aku mengalungkan tanganku di lehernya.

" Kita belum pernah mandi berdua sayangku. Ayo kita lakukan sebelum si cantik minta jatah perhatianmu." Ucapnya dengan seringaian mesumnya. Aku tergelak.

" Dasar mesum." Ucapku sinis. Rynaldi terkekeh sambil tangannya sibuk membuka pakaianku dan juga dirinya.

" Kalau aku tidak mesum, kita tidak akan punya bayi cantik tersayang itu." Bisiknya. Aku tertawa pelan.

Kegiatan mandi kali ini tidak sama dengan mandi sebelumnya. Ada kegiatan dan pengalaman baru yang Aku dapatkan. Pengalaman yang membuatku begitu merasakan kenikmatan, kepuasan dan tentu saja kelelahan.

Aku bergelung dipelukan Rynaldi malam ini, juga seperti malam malam sebelumnya. Hal yang belakangan ini begitu kusukai. Rynaldi sendiri selalu memberikan kenyamanan yang begitu disukai istrinya.

Tengah malam Marizta menangis, membuatku terbangun. Kami sengaja menempatkan bayi itu di kamar kami, tidak dikamar sebelah tempat baby sitter dan perawat tidur.

" Sayang...Marizta haus ya.."

Suara Rynaldi mengagetkanku yang sedang menyusui Marizta. Aku mengangguk dengan senyum menghias bibirku. Rynaldi duduk disebelahku.

" Terima kasih sayangku." Ucap Rynaldi lirih.

" Untuk apa.." tanyaku sambil menatapnya.

" Untuk semuanya sayang. Aku tak akan bosan untuk mengatakan terima kasih untuk semua ini. Terima kasih...dan aku tidak akan pernah bosan juga mengatakan I love you..so much." Dikecupnya bibirku yang menyunggingkan senyuman.

" Terima kasih juga..and I love you too." Jawabku setelah beberapa saat menatap Rynaldi dengan senyum.

" Ayo kita tidur lagi. Besok pagi kita ke pantai Railay. Kau mau pergi ke sana kan.."

Rynaldi mengambil alih Marizta dan menempatkan di boks bayi. Lalu dia kembali ke tempat tidur dan berbaring disebelahku. Dia memelukku erat. Kenyamanan melingkupi diriku. Posisi kepalaku yang berada tepat didada Rynaldi membuatku ingin mengecup dada suamiku yang bidang. Tanpa ragu kukecupi dada Rynaldi sambil jariku membuat pola pola abstrak disana. Rynaldi mengerang.

" Sayang ..jangan menggodaku.." lirih Rynaldi. Aku tidak menghiraukan ucapan suamiku, aku terus saja mengecupi dada itu. Bahkan kini mulai mencium lama dan menghasilkan kiss mark yang membuat Rynaldi tidak dapat lagi menahan hasratnya.

" Cinta...kamu nakal sekarang ya.." ucapnya sambil menempatkan tubuhku diatas tubuhnya. Aku mengurai tawa manja.

" Cantik, manja dan nakal. " ucap Rynaldy sebelum melumat bibirku yang tadi tertawa manja.

Aku tanpa ragu membalasnya. Suara desahan lolos tanpa bisa kami tahan. Aku selalu merasa aneh dengan apa yang aku lakukan. Aku selalu menginginkan Rynaldi. Tidak ada lagi dendam dan benci yang membayangi hatiku, yang ada hanya rasa cinta yang menggebu yang membuatku selalu berhasrat untuk dipuaskan dan memuaskan. Rasa cinta itu terasa begitu manis dan teramat kuat. Sampai menghilangkan semua kebencian yang selama ini tertanam dihati dan pikiranku.

" I love my dear..always love you." Ucap Rynaldi lembut ditelingaku ketika kami mencapai kenikmatan yang kami ingin raih.

" I love you more, my hubby.." jawabku lirih sebelum terlelap.

Whisper of the Heart (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang