Chapter 49 : Kenangan

7.9K 605 121
                                    



Mendengar teriakan Herry, Bella sedikit terkejut dan mengalihkan wajahnya. Dia bisa melihat wajah Herry yang penuh keringat dan agak pucat.

Mendapati Bella yang hanya diam saja, Jodi dengan kesal dan tidak sabar berteriak, “Hey! wanita murahan! Apakah kamu tuli atau bisu?! Tidak bisakah kamu mendengar...”

Bruakkk!

Tanpa menyadari apa yang terjadi, sebuah tinju dengan kejam menghantam mulut dan hidung Jodi. Dia bahkan tidak tahu siapa yang sudah menyerangnya dan hanya bisa terjatuh tanpa daya dan menjerit kesakitan.

“Arrrgggghhhh!!!”

Sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan, Jodi menggeliat kesakitan di lantai dan merasakan rasa manis di mulutnya.

“Apakah mulutmu hanya bisa mengeluarkan sampah? Bagaimana jika kubantu untuk sedikit membersihkannya?” tanya Angga dengan senyum dingin yang mengantung di bibirnya.

“Ka-kamu... Ap-apa yang kamu lakukan kepada anakku?!” tunjuk Herry dengan jari bergetar kepada Angga dan mundur beberapa langkah ke belakang.

“Oh? Apakah kamu ingin merasakannya juga?” tanya Angga saat dia melirik Herry yang kakinya mulai gemetaran. Sambil melempar-lempar belati di tangannya, dia tiba-tiba memikirkan sesuatu dan menatap wajah Herry dengan senyum aneh.

“Apa, apa yang kau ingin lakukan?”  Herry mulai sedikit panik saat melihat senyum Angga yang sedikit menyeramkan. Dia tidak tahu apa yang Angga pikirkan, tapi satu yang pasti. Itu pasti sesuatu yang buruk dan tidak akan pernah berakhir menyenangkan. Dengan kaki yang gemetar, dia dengan hati-hati melangkah mundur ke belakang agar bisa menjauh dari Angga.

“Apa yang ingin aku lakukan?” Masih dengan senyum aneh yang menghiasi wajahnya, Angga mengangkat tangannya dan melemparkan...

“Ahhhhh!!!”

Melihat tindakan Angga, Herry menjerit sambil melindungi kepalanya dengan kedua tangannya. Dia begitu takut sampai harus menunduk dan hanya bisa memejamkan matanya dan berharap belati itu tidak mengenai dirinya.

“Puft... Hahaha...”

Melihat tontonan di depan matanya, Angga tidak bisa menahan tawa dan berkata, “Hei, hei... Aku bahkan belum melakukan apa pun. Tapi lihat dirimu... Sungguh memalukan. Apakah hanya sebesar ini keberanianmu? Cobalah hibur aku sedikit lebih lama lagi... hehehe...”

Sambil tertawa dan memandang Herry yang seperti orang bodoh di depannya, Angga perlahan mendekati Herry yang membuatnya semakin ketakutan tak terkendali. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan iblis ini.

“Pergi! Menjauh! Menjauhlah dariku! Kamu tidak bisa menyakitiku! Apalagi membunuhku! Apakah kau lupa, aku ini ayah Bella!” Mengalihkan pandangannya, Herry kembali menatap Bella dan berkata, “Bella, anakku! Tolong! Suruh bajingan ini menjauh dariku! Apakah kau rela melihat ayahmu dipukuli oleh bajingan sepertinya!”

“Hei, hei... Apakah seperti ini caramu memohon?”

Bella hanya bisa menatap Angga dengan rumit di matanya. Dia tidak bisa menjelaskan seperti apa isi hatinya sekarang. Mengalihkan pandangannya, dia melihat Herry, ayahnya yang gemetar ketakutan dan seperti akan mengencingi celanannya, dia hanya bisa memejamkan matanya dan dengan lemah berkata, “Angga, biarkan dia pergi... Jangan menakut-nakutinya lagi...”

Kata-kata Bella tidak dingin atau acuh tak acuh seperti biasanya. Dia tampak seperti gadis lemah dan tak berdaya, tapi karena kata-katanya, entah bagaimana bisa memadamkan kemarahan Angga.

Berhenti di tempatnya, Angga memejamkan matanya saat beberapa kenangan melintas di benaknya, entah bagaimana, sosok yang sangat ingin dia lupakan membanjiri memorinya.

Kenapa dia sangat mirip dengannya... Apakah ini alasanku yang sebebarnya? Karena hanya ingin mengisi lubang yang telah lama menghilang?

Menghembuskan nafasnya, Angga berbalik dan menatap wajah Bella yang terlihat tertekan dan kelelahan. “Baby Bella, apakah kamu akan membiarkan mereka pergi begitu saja? Setidaknya, biarkan Polisi menangani mereka.”

Menggelengkan kepalanya, Bella menatap Herry dan merasa sedikit sedih di hatinya. Dia tahu bahwa dia terlalu naif. Tapi tetap saja, dia tidak bisa menyangkal bahwa dia adalah ayahnya. Di dalam tubuhnya mengalir darahnya dan itu tidak akan bisa berubah selamanya. Membalikkan tubuhnya, Bella dengan ringan berkata, “Ayah, tolong berhenti melakukan sesuatu seperti ini lagi.”

Setelah selesai mengucapkan kata-katanya, Bella tidak menunggu jawaban Herry dan langsung berjalan pergi ke tempat Bi Inah disekap.

“Hmph!” Melihat punggung Bella yang perlahan menjauh, Herry mendengus dingin dan perlahan berdiri sambil merapikan pakaiannya. Dia menatap Bella dengan penuh kebencian dan dengan marah berkata, “Jika bukan karena pria bajingan ini, apakah kamu masih bisa bersikap sombong di depanku sekarang? Ingat, sebaiknya kamu jangan bersenang hati terlebih dahulu! Karena aku tidak akan pernah melupakan semua ini! Tunggu saja! Aku akan membalas semua ini!”

“Apakah ini semua ini karena harta? Ayah, kenapa kamu tidak pernah berubah? Kamu hanya dimanfaatkan orang-orang jahat di sekitarmu... Kenapa kamu tidak pernah mengerti itu?” kata Bella dengan lirih. Dia hanya bisa berdiri diam di tempatnya saat mendengar kata-kata Herry dan menggigit bibirnya yang sedikit pucat sambil mencoba menahan air matanya.

“Omong kosong! Apa yang kau tau tentangku?! Jika kau benar-benar menganggapku ayah, berhenti bersikap sok baik di depanku dan berikan semua saham perusahaan kepadaku! Wanita murahan sepertimu tidak pantas mendapatkan semua ini!” teriak Herry dengan geram.

“Ayah, sebegitu bencinya kah dirimu kepadaku? Dan lebih memilih wanita jahat itu?” Bella tidak bisa lagi menahan air matanya dan merasakan sakit di hatinya. Pada saat ini, dia tidak lagi seperti Bella yang selalu terlihat dingin dan acuh tak acuh. Dia hanya seperti gadis lemah yang tidak berdaya saat dibully oleh teman-temannya.

Sambil menangis tersedu-sedu dan bahu yang bergetar, Bella  menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Dia merasa sulit untuk bernafas dan merasakan dunia berputar-putar di sekelilingnya.

Melihat air mata Bella yang tumpah dari sudut matanya dan membasahi pipinya, Angga tidak bisa lagi menahan amarahnya dan menatap Herry dengan dingin di depannya.

Merasakan tatapan Angga, Herry merasa sedikit takut dibuatnya, tapi, dia tetap memberanikan diri menunjuk Angga sambil berkata dengan penuh kebencian, “Dan untuk kamu! Tunggu saja! Aku pasti akan...”

“Uhhgggg!!!”

Tanpa membiarkan Herry menyelesaikan kata-katanya, Angga dengan cepat tiba di depan Herry dan dengan mudah mencengkeram kerahnya lalu mengangkatnya tinggi di udara. Dia tidak tahu bagaimana Bella bisa memiliki ayah seperti ini.

“Jika bukan karena istriku, aku pasti sudah merobek mulutmu, memotong lidahmu dan membuang mayatmu untuk diberi makan kepada anjing...” kata Angga dengan acuh tak acuh dan menatap Herry dengan dingin.

Herry yang berada dalam genggaman Angga hanya bisa meronta-ronta dan berharap dia bisa terlepas dari genggamannya. Tapi, dia bahkan tidak bisa sedikit pun menggerakkan tubuh Angga.

“Angga! Apa yang kamu lakukan!? Cepat, lepaskan dia!” Bella berteriak dengan panik saat melihat wajah Herry yang memerah dan kesulitan bernafas.

“Kau lihat itu? Jika bukan karena istriku yang berhati lemah lembut, kamu mungkin sudah tidak ada lagi di dunia ini. Jadi, jangan pernah menguji kesabaranku. Dan satu lagi, jangan pernah membuat istriku meneteskan air mata lagi,” kata Angga dengan dingin dan acuh tak acuh. Dan tanpa menunggu lebih lama lagi, dia segera melepar Herry di dekat Jodi.

Buuukkkk!

“Uhuuukkk... Uhuuukk...”

“PERGI!” perintah Angga dengan dingin sambil melihat Herry dan Jodi dengan jijik.

“Tunggu saja. Uhhuuukk... Uhuuukkk... Aku tidak akan pernah memaafkan semua ini... uhhuukkk...” ancam Herry saat dia berjalan dengan goyah keluar dari rumah Bella dan sesekali menatap Angga dengan dendam.

“Ayah... Tunggu aku!” teriak Jodi saat melihat ayahnya yang sudah pergi dan meninggalkannya sendiri. Dia tidak ingin tinggal lebih lama di sini dan dengan susah payah berjalan pergi.

...
Selamat Hari Raya Idul Fitri.. Minal 'Aidin wal-Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin 😁
Ditunggu THR-nya ya 😀😀
...
...
...

Terima kasih telah membaca, jika berkenan,

- Pembaca diharapkan memberi penilaiannya pada cerita ini dalam skala 1 - 100 (silakan tulis di kolom komentar),
- Jika pembaca mendapati typo, salah dalam penempatan tanda huruf, atau yang lainnya, harap untuk mengomentarinya di kolom komentar. Untuk pembelajaran ke depannya.

Like & Share if you care

Pernikahan Kontrak 1 Milyar (Tunda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang