#ASK
Jadi sebelum mulai part mau nanya, dari sekian banyak part kalian suka bagian mana dan kenapa sih?Mohon bantuannya~
******
Lala kembali dari kampusnya, ia duduk di pinggiran taman menanti seseorang yang akan menjemputnya. Tapi sudah satu jam lamanya ia menunggu tak ada kabar dari Zee. "Oh ayolah" Lala berdecak kesal, Zee daritadi tak menjawab panggilan darinya. Sebuah mobil berhenti di depannya. Seseorang pun keluar dari dalam mobil itu. Saat tau siapa orang itu Lala terkejut. Lala berdiri dan memeluk orang itu. "Kangennnn" Lala memeluk orang itu.
"Hahaha iya iya gw tau kok gw ngangenin"
"Hish kesel!" Lala melepaskan pelukannya kemudian memukul bahu gadis dihadapannya. "Nungguin apaan La?"
"Nungguin adek gw. Katanya mau jemput"
"Loh? Zee udah bisa naik motor ato mobil?"
"Hahaha. Ya ga mungkinlah Jesslynnn!! Anak manja begitu mana mau belajar sekarang. Paling ntar kalo udah dapet KTP" Lala membuka totebagnya dan meraih sesuatu disana, ponsel miliknya. "Hmm. Udah jam segini ya. Gw naik ojol aja deh" Jesslyn yang mendengar itu. "Bareng aja yuk. Rumah lu masih sama kan?"
"Eh ntar ngerepotin?"
"Kayak sama siapa aja lu. Lagian..." Jesslyn mengerlingkan matanya, jari telunjuknya menyentuh bibir kering Lala. "Gw kangen.." Lala tersipu malu. "Gimana?" Tanya Jesslyn memastikan.
"Oke" Lala mengedipkan matanya kemudian menarik Jesslyn untuk menuju mobil.
Jesslyn masuk terlebih dahulu disusul Lala yang masuk setelahnya. "Lucu ada bunga mataharinya" Jesslyn tertawa kemudian meraih pipi Lala. Ia mencium sekilas bibir Lala kemudian kembali duduk. "Jadi gimana Tito?"
"Dia lagi di luar kota. Bosen gw gaada temen. Kalo Amel gimana? Masih ngejar ngejar pacar orang lu?"
"Haha kayaknya gak lagi deh. Gw malah kaget sama satu hal"
"Apa?"
"Zee. Nulis di diarynya tentang gw. Gw masih ga yakin sih sebenernya"
"Nulis apa?"
"Dia bilang. Andai kita bukan sepasang adik kakak" Jesslyn tersenyum miring. "Jadi mau mepet adek sendiri nih?"
"Ah ga yakin gw. Takut banget sama Mamah Papah" Lala merengut membuka ponselnya yang menampilkan fotonya dengan Zee. Ia merangkul Zee dari belakang dengan senyuman yang merekah.
"Tapi emang lebih baik jangan sih. Lagian gw liat liat Brielle juga ada perasaan ke Zee dari dulu"
"Haha iya sih. Gw juga gitu ngeliatnya. Lagian gw gamau jadi orang yang lebih bodoh dari gw yang sebelumnya"
******
Seminggu lagi..
Anin bergumam sambil melihat to do list yang ia buat untuk membantu pernikahan Bundanya. Walaupun sudah dibantu oleh weeding organizer tapi sepertinya, lebih baik ia masih ikut serta.Ia mendesah pelan, ia memikirkan banyak hal. Walau ia sudah tak memikirkan keadaan Boby, mengingat Boby sudah sadar. Kini yang ada dihadapannya hanya pernikahan Bundanya. Soal hubungan percintaannya..
Mungkin setelah pernikahan ini.
"Kak Anin ngeteh dulu"
"Eh makasih Kyla" Anin terkejut tapi kemudian tersenyum ke arah Kyla yang kini duduk disampingnya. "Jadi gimana kak?" Anin menengok ke arah Kyla. "Ya... Udah 99% sih tinggal jaga jaga aja kalo ada sesuatu yang mendadak gitu" Kyla mengangguk paham dan melihat sudah semua hal yang ada di kertas milik Anin yang terchecklist.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trip 2
Fanfiction[18+] "Kecerobohan yang menyebabkan semua ini terjadi!" -Anin "Maafkan aku, aku tau aku salah" -Boby "Aku butuh tanggung jawabmu Boby, Ini anakmu Boby!" -Michelle