"Memendam dan terus memendam hanya itu yang bisa dilakukan saat ini. Entah sampai kapan ini akan berakhir"
~Author
Happy Reading ^^
Latisya bad mood gara-gara kemarin melihat ponsel Kendra dengan tampilan foto Tari. Memang terdengar kekanakan dan lebay. Namun, jika inginpun Latisya tidak ingin seperti ini.
Ditambah lagi hari ini kelasnya diberikan tugas dari salah satu guru yang harus dikumpulkan sebelum jam pulang sekolah. Alhasil satu kelas kebingungan dan merasa keberatan dengan tugas itu. Alasannya karena kelas mereka hari itu tidak ada jadwal kosong jadi mereka harus tetap mengikuti mata pelajaran lain juga.
Mereka harus rela jam istirahatnya terpakai untuk mengerjakan tugas yang tidak bisa dibilang mudah ini. Rain dan Tari mengajak Latisya untuk membeli sesuatu di kantin karena mereka benar-benar pusing karena mengerjakan tugas itu. Namun, Latisya menolaknya, karena dia ingin menyelesaikannya segera. Untungnya mereka percaya.Padahal dia tak ingin berpapasan dengan Kendra atau membahas sesuatu dengan Tari.
Karena tugas ini juga Nissa dan Rima dibuat frustasi karena harus bolak-balik ke ruangan Paskibra karena tugas ini. Latisya merasa kasihan kepada mereka. Padahal Latisya dan Valeri sudah menyarankan agar mereka meminta izin kepada seniornya untuk mengerjakan tugas.
Namun, Tuhan berkehendak lain. Mata pelajaran di jam terakhir tidak masuk. Jadi, mereka bisa mengerjakan tugas itu dan mengumpulkannya tepat waktu.
Latisya dan yang lainnya selesai mengerjakan itu satu jam sebelum bel pulang berbunyi.
"Akhirnya kelar juga tugas kitaaa." Teriak Jon sambil mengankat kedua tangannya.
"Capek juga ya ternyata kalau dikasih tugas hari ini dan deadlinenya hari ini juga." Balas Deni sambil membereskan buku teman-temannya yang akan dia kumpulkan.
"Bener si, tapi itu juga buat melatih kemampuan kita." Sambung Raden.
"Betul banget, kemampuan gue jadi makin terasah." Ucap Jon dan seketika yang lain melirik ke arahnya.
"Kemampuan lo apa emang?" Tanya Rain meremehkan.
"Jangan remehin gue Rain." Jawab Jon tak terima.
"Alah, kemampuan lo itu NYONTEK!" Tukas Kendra dari belakang Jon sambil menekankan kata 'nyontek'.
"Nah kan sohib gue aja tau." Balas Jon sambil merangkul pundak Kendra. Yang kemudian mendapatkan tatapan tajam dari sang empunya.
"Balik nanti kita nongkrong gimana?" Ajak Raden.
"Skuy." Jawab Jon, Fedi, Riko, dan Kendra.
"Ciwi-ciwi ikut gak?" Raden menawari anak perempuan juga.
"Gue enggak deh." Jawab Rain.
"Kenapa? Mau pacaran ya lo?" Selidik Jon.
"Enggak, gue pengen balik aja pegel-pegel nih."
"Gue juga enggak ikut dulu." Timpal Latisya.
"Kalo mereka enggak ikut, ya gue juga enggak." Tari ikut bersuara.
"Kan ada Kendra Tar." Ucap Riko.
"Masa, gue sendirian ceweknya." Ucap Tari.
"Udah gak usah dipaksa kalo gak mau." Raden menengahi mereka.
***
Untuk kali ini Rain mau pulang bersama Latisya, itupun karena pacarnya tak bisa mengantarkannya pulang. Sedangkan Tari dia memilih untuk naik taksi, karena alasan dia tak searah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]
Roman pour Adolescents[SUDAH TERBIT] Kisah seorang wanita biasa yang merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada dari satupun pria yang sadar akan kehadiran dari cinta wanita itu