Yuhuu...
I'm back. WkwkKarena banyak yang pengen epilog jadi aku kasih dehh..
Enjoy~
--------
Langit begitu cerah.Matahari memancarkan sinarnya begitu hangat.Senyum mengembang tatkala menatap gadisnya yang terlihat sangat cantik dengan rambut yang sesekali terbang akibat angin menerpa.
"kenapa menatapku begitu sayang?"
"kau sangat cantik Ny.Kim"
Kekehan terdengar."kau terus menggodaku Dahyun. Aku malu"
Dahyun tersenyum."kenapa harus malu? Kau sudah sah menjadi istriku" ujarnya
Gadis yang tidak lain adalah Sana itu lagi-lagi terkekeh."kurasa aku harus membiasakannya.
Dan sekarang, sebaiknya kau fokus pada para tamu yang datang menyelamati kita" ujar Sana"baiklah istriku yang cantik" goda Dahyun lagi lalu mulai menuruti perkataan sang istri.
Dengan senyum mengembang dan sikap begitu ramah Dahyun maupun Sana membalas salaman para tamu undangan yang bergantian datang kearah mereka.
Saat ini kedua orang itu memang sedang melangsungkan resepsi mereka setelah mengucapkan janji suci sehidup semati mereka pagi tadi disebuah Gereja.
Langit sore sungguh bersahabat. Resepsi yang sengaja di adakan di outdoor seperti ini sungguh pilihan yang tepat.
"Dahyun. Stop memandangiku seperti itu" tegur Sana lagi
"aku tidak bisa sayang. Hari ini kau sungguh sangat cantik" ujar Dahyun yang masih bersikukuh memandangi gadis yang telah sah menjadi istrinya itu.
"kau pasti menginginkan sesuatu jika memujiku seperti ini. Katakan kau ingin apa Kim?"
Dahyun tersenyum. Menggeleng tanda tidak terima dengan perkataan Sana."apa maksudmu sayang? Aku mengatakan sesuai fakta. Lagipula aku tidak membutuhkan apa lagi jika dirimu saja sudah cukup memenuhi segala keinginanku" ujar Dahyun
"dasar sweet talker" suatu suara menyadarkan kedua pengantin itu.
Mata menangkap sosok sang kakak
"Jeongyeon unnie?" kaget DahyunJeongyeon terkekeh. "kau pintar merayu wanita ternyata"
"aku hanya pintar merayu istriku. Yang lain tidak bisa" balas Dahyun
"coba saja kalau kau berani menggoda wanita lain. Kau pasti mati ditanganku Kim" terdengar suara Sana menyambung
"tidak sayang. Aku tidak akan melakukannya"
"awwww" tiba-tiba terdengar sebuah ringisan yang berasal dari Jeongyeon. Terlihat sosok Nayeon sedang mencubit pinggangnya. "kenapa mengganggu pengantin ini?" tanya Nayeon
"ti-tidak sayang. Aku tidak"
Nayeon melepas cubitannya. Matanya menatap Sana dan Dahyun yang sedang menahan tawa mereka. "jangan dengarkan omongan kakak kalian itu. Dia hanya tahu menggoda memang"
Dahyun tidak tahan lagi. Tawanya pecah melihat Jeongyeon ketakutan. "unnie kau semakin menakutkan saat sedang mengandung" ucap Dahyun pada Nayeon
"Kau bilang apa? Menakutkan?"
Tawa Dahyun terhenti. "uh? A-ani. Aku tidak bilang apa-apa. E-eonnie jangan memarahiku. Ini masih di tengah-tengan resepsiku" mohon Dahyun
Nayeon lalu menatap Sana. "kuserahkan adik bodohku itu padamu. Tolong yaa..."