Chapter 7

187 22 0
                                    


Mencintai seseorang yang tidak dapat dimiliki, lebih menyakitkan.

~MayRa~

Maira menaruh Semangkuk Bakso diatas Meja Kantin. Kali ini ia benar benar kesal dengan Rere, yang dimana mana selalu kasmaran. Lihat saja jika sudah putus, pasti galau dan curhat seharian padanya

"Terus menurut lo gimana Re?" Tanya Maira, tapi tidak ada jawaban dari orang yang ditanya

"Woi Re!" Sahut Maira. Rere pun menoleh dengan wajah bertanya tanya 'Apa?'

"Menurut lo gimana yang tadi gue ceritain soal Kak Gara ngomong gitu ke kak Rangga" ulang Maira lagi

"Hmm, menurut gue nih ya?" Maira mengangguk menunggu kelanjutan ucapan Rere, "Mending lo gak usah nyari tau, kalo lo emang udah gak suka sama dia. Ya tapi, kalo lo masih suka, gak ada salahnya sih"

Maira berdiam sebentar, menafsirkan kalimat demi kalimat Rere tadi

"Tapi gue penasaran Re"

"Ya.. itu terserah lo sih Ra. Gue takutnya kalo lo nyari tau, malah lo susah lupain dia, keinget terus. Tapi, apapun gue dukung lo kok, oke?" Jawab Rere lalu melanjutkan memakan Sepotong bekal Rotinya. Maira pun mengangguk dan tersenyum gembira

Mata Maira melirik ke sekililing Kantin. Bola matanya mendapati Gara dikerubungi oleh dua Cewek yang sedang berbicara dengannya. Maira pun memperhatikan mereka

"Jadi... gimana Gar? Gue pengen lo yang jadi Fotografernya? Lo kan jago banget kalo urusan foto" ucap Anita. Salah satu Cewek yang dibilang cukup terkenal dan duduk di Kelas 12

Gara menoleh dengan tatapan datar. Sama seperti biasanya, Cowok itu malas menanggapi Cewek yang terkesan genit. Padahal Cewek itu tau ia mempunyai Pacar

"Gimana ya Ta? Gue males banget ikut ikutan begitu" jawab Gara santai, walaupun tidak memanggil Anita dengan embel embel Kakak

Anita mengerucutkan bibirnya kecewa

"Ini kesempatan buat lo Gar. Kita bingung mau ngajak siapa lagi selain lo" ucap Febri, salah satu Kakak Kelasnya juga

"Sorry, gue emang gak minat banget. Kan lo bisa nawarin anak Fotografi yang lain? Lagi pula gue juga bukan anak Fotografi kok"

"Yauda deh, Gar. Kalo lo minat, lo hubungin gue ya. Thanks" Gara hanya menganggukan kepalanya. Lalu, Anita dan Febri pun pergi meninggalkan Gara beserta Teman Temannya yang sudah duduk di Meja Kantin

Sedangkan, bola mata Maira masih terpaku pada Gara. Tanpa sadar Maira menumpahkan kuah Baksonya. Sontak ia langsung menjerit. Gara pun menoleh pada Maira, karena mendengar jeritan Maira yang Mejanya tidak jauh dari Meja yang ia tempati

"Aduh" celetuk Maira kesal, karena terkena kuah Bakso yang masih panas

Gara memperhatikan Maira serius. Setelah membersihkan kuah Bakso itu, Maira pun kembali menatap Gara. Tetapi, Maira kaget setelah mengetahui ia sedang ditatap oleh Gara. Selama ini, tidak pernah sekalipun Gara menatapnya seperti itu

Maira meledek kesal. Lalu kembali memakan Baksonya. Sedangkan Gara menggelengkan kepalanya, tidak habis fikir dengan sikap Maira

~MayRa~

Maira tersenyum senang. Ia hari ini Pulang bersama Alex. Tidak tahu kenapa, akhir akhir ini ia merasa nyaman di dekat Cowok itu. Lagi pula tidak ada salahnya jika ia ingin mencoba mencari seseorang yang baru di hatinya

"Kak Alex, gue gak ngerepotin kan?" Tanya Maira lagi. Alex menoleh dan menghela nafasnya

"Enggak. Maira..."

Alex mengacak acak rambut Maira lembut. Membuat Cewek itu terkekeh geli

"Ayo naik" ucap Alex, Maira pun menurut dan naik diatas Jok Motornya

Alex tidak langsung mengantarkan Maira pulang, melainkan mengajaknya mampir ke salah satu Cafe yang tidak terlalu jauh jaraknya dari Sekolah

Maira hanya melamun selama menunggu Pesanan mereka. Sebenarnya, ia masih memikirkan ucapan Gara kemarin di Rumahnya. Siapakah Keira? Dan kenapa Gara bilang ingatannya mengarah padanya bukan Keira

"Kenapa Dek?" Maira menoleh dan menggelengkan kepalanya. Apa Maira menanyakan pada Alex saja? Mungkin ia tahu karena mereka sepupu an

"Kak, gue mau nanya boleh?" Gara menganggukan kepalanya dan ternsenyum, "Apa lo kenal sama Cewek yang namanya Keira?"

Seketika raut wajah Alex berubah. Maira pun merasa aneh, apa ada yang salah dalam ucapannya?

"Iya gue kenal Ra. Kenapa? Kok lo bisa nanyain dia?" Maira menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Ia bingung harus menjawab apa pertanyaan Alex

"E-enggak sih Kak, sebenernya ini masalah gue sendiri. Gue mau cerita sama lo tapi..."

"Iya gue ngerti kok, Ra. Terserah lo mau ceritain apa enggak ke gue"

Maira senang bisa mengenal Alex. Walaupun banyak yang bilang dia bandel dan nakal, tapi menurutnya ia anak yang baik. Ia sangat mengerti perasaan Maira. Dan bahkan Maira selalu merasa nyaman ketika bersamanya. Alex selalu ada disaat yang tepat, dan butuhkan

"Enggak ko Kak, gue mau cerita. Tapi.. Kak Alex jangan bilang siapa-siapa ya?" Ucap Maira. Alex mengangguk, "Iya, tenang aja kok"

"Jadi.. kemarin itu Kak Gara ke Rumah gue Kak. Kak Alex pasti kenal kan sama Kak Gara? Soalnya kalian sepupu an hehe. Sebenernya dia ke Rumah itu mau ketemu Abang gue Kak. Terus abis itu Kak Gara bilang kalo ingetan dia itu ke Gue bukan ke Keira"

"Gue bingung banget Kak. Keira itu siapa? Dan maksudnya ingetan dia ke gue itu apa? Gue bener bener gak ngerti sama sekali. Terus juga gue taunya Kak Gara itu Kakak Kelas gue di SMP dan itu pertama kali pertemuan gue sama dia" Jelas Maira

Jadi selama ini, Maira yang dimaksud Gara itu adalah Maira yang duduk dihadapannya. Alex bahkan sangat mengerti mengapa Gara mengucapkan hal itu. Ia masih sangat mengingat orang yang waktu itu Gara ceritakan padanya, Maira.

Dan ternyata, Maira adik Kelasnya ini adalah tetangga lama nya sendiri. Orang yang waktu itu sering bermain dan berangkat Sekolah bersama dengannya dan Gara. Dan.. mengalami kecelekaan

Alex sangat mengerti, kenapa Maira tidak mengingat Gara sama sekali. Gara pun juga hanya mengingatnya sedikit

"Kak? Kok bengong?"

Maira melambai lambaikan tangannya ke depan wajah Alex. Alex pun melongo terkejut, "Eh, iya"

"Kenapa Kak?" Tanya Maira lagi, ia kebingungan

"Enggak kok. Gak papa"

~~~

MayRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang