Tahukah kamu apa yang membuat Imam Syafii rahimahullah menangis tersedu-sedu, hingga air mata membasahi janggutnya, dan bahunya terguncang hebat karena satu hal yang teramat ia sayangkan harus terjadi??
Satu hal itu, yang paling fatal menggelincirkan manusia ke dalam jurang dasar neraka. Setinggi gunungpun iman seseorang, dan seluas samuderapun ketakwaannya. Satu hal itu, yang tak jarang pula membuat para ahli ibadah menjadi lemah dan dijatuhkan dalam lembah kehinaan, yang menggiring manusia
hingga harus terpuruk dalam kesesatan, dan terpaksa kalah....Dialah, sebuah rasa, bernama 'cinta'.
***
Lulus dari kuliah, Aku, Sarah memutuskan berkarir di tanah kelahiranku, mencari karir yang bagus lewat ijazahku yang bernilai tinggi. Tak ada kata 'menganggur dulu' dalam kamusku. Begitu sampai di kampung halamanku, selang beberapa hari aku ditawarkan mengajar bahasa inggris anak Sekolah Dasar.
Sebulan lewat, selama mengajar aku terus mengirimkan lamaran ke kampus-kampus, ijazah S1ku bisa kupakai untuk mengajar anak D3. Gaji pertama mengajar bahasa inggris sebesar 350 ribu sangatlah kecil bagiku. Hanya habis di ongkos, itupun aku masih merasa kurang. Sungguh aku tak berminat berlama-lama ditempat mengajar pertamaku itu.
Beberapa tawaran memanggilku. Buah dari ketekunan membombardir sekolah-sekolah tinggi di tanah kelahiranku, alhasil aku diterima mengajar lepas di 5 kampus. Sungguh jauh berkali-kali lipat upah yang kuterima.
Tak puas sampai disitu, setelah satu semester lewat, Aku mulai berpikir lagi, mencari pekerjaan yang lebih nyaman selain juga gaji yang tinggi. Aku merasa lelah pontang panting setiap hari melaju motor dari satu kampus ke kampus lain tempatku mengajar. Impianku, menginginkan sebuah pekerjaan yang tetap, bonafit dan prestisius. Demi masa depan yang lebih gemilang.
Aku pun lalu mencoba mengikuti salah satu ujian masuk perusahaan BUMN. Session demi session ku lewati, Aku kerap berhasil melewatinya hingga tersisa dua session, tes psikologi kelompok dan wawancara.
Saat tes psikologi kelompok, jumlah peserta tes tinggal 12 orang, kelompok dibagi menjadi 3 dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Dalam tes kali ini akan diambil 6 orang untuk tes berikutnya dan pada akhirnya hanya 2 orang saja yang akan diterima dalam perusahaan BUMN yang terkenal keren di bidang komunikasi itu. Aku sangat antusias menjadi salah satu dari bagiannya.
"Mbak Sarah?" seorang pria usia tak begitu jauh dariku, tiba-tiba menyapa sembari menyodorkan segelas air minum kemasan, saat aku sedang mencari udara segar di teras ruangan tempat tes Psikologi kelompok berlangsung. Menunggu hasil dalam tabel pengumuman yang lulus, membuatku penat dan gelisah.
Aku berpaling, penuh tanda tanya, perasaan belum pernah kenal lelaki yang menyapa dan tahu namaku itu.
"Kamu Sarah kan? Dosen Kompilasi, mata kuliah yang terkenal sulit itu?" aku semakin terkejut, matanya membesar kentara sekali ia heran."Heheheheh, bagaimana bisa aku mengingatmu sedang kan kau tak tau aku??" ujar lelaki yang menurutku cukup menarik penampilannya itu, gagah. Aku bersikeras, menggelengkan kepalaku
"Tak kusangka ini ternyata benar kau, sejak awal tes aku sudah melihatmu, namun ragu menyapa, hebat, kau dan aku sampai di tes ini. Padahal aku cuma iseng, hahahah!" lelaki itu terus bicara dan tertawa sendiri, tak peduli tatapan bingungku, ia masih saja tak mengenalkan dirinya.
"Maaf, saya tak mengenal Masnya...." lirih suaraku menyelah, ragu.
"Oke, oke, aku Heru Maradona, aku juga mengajar di kampus yang sama dimana Mbak Sarah mengajar, STIK Gemilang."
"Oooh, maaf saya tak memperhatikan...." jawabku, rasa tak enak menyelimuti hatiku. Aku memang tak begitu memperhatikan tenaga pengajar yang lain, harus selalu mengejar waktu, melaju dari satu tempat ke tempat lain, membuatku tak sempat duduk-duduk saling menyapa dan bercengkerama dengan pengajar yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan CerPen Ciayo Indah
KurzgeschichtenAku mendatangi tempat, dimana semua cerita terkumpul di sana, lalu terbukalah rahasia-rahasia kelam ....