Deanita Alexandra.
Siapa yang tidak mengenalnya?
Dia adalah wanita nomor wahid bila namanya dicetuskan di internet, berbagai media sosial penuh membicarakannya. Namun, dia bukan aktris.
Dia bukannya terkenal, tapi dia dikenal. Berbagai kalangan mengenalnya dengan baik. Terutama pada rumpun pria-pria berduit yang membutuhkan jasanya. Deanita bersama profesionalitasnya.
Seperti....
Byur!
"Liana!"
Pertengkaran seorang pria dan wanita diakibatkan olehnya, Deanita membiarkan dirinya di apa-apakan oleh mereka, sesuai dengan perjanjian, tapi tentu ... Deanita punya batasan dan harga di setiap kejadian.
"Wanita sialan, berengsek, jalang!" murka gadis bernama Liana. Begitu tangannya terangkat diprediksi akan melayangkan satu tamparan ke wajah Deanita, tapi seseorang sebagai pihak pertama mencegahnya.
Lelaki itu menahan pergelangan tangan Liana sambil berdesis, "Cukup! Aku tidak akan membiarkan tanganmu menyentuh gadisku dan jaga ucapanmu!"
Kemarahan seorang Liana Xavian membara, dia menggertakkan giginya, menghempaskan tangannya dari cekalan kekasih—oh, bukan—tapi sudah menjadi mantan sejak beberapa menit yang lalu.
Liana berdecih. "Secinta itu kau padanya?"
"Ya."
Liana kecewa, kemudian dia memandang Deanita sekilas, lalu kembali kepada Leonardo Devana, pria yang dia pikir setia.
"Kau membuangku demi gadis rongsokan itu, Leo. Dia Deanita! Buka matamu Leonardo, gadis barumu adalah Deanita Alexandra!"
"Aku tahu! Dia memang Deanita, lalu kenapa, huh?!"
Dua manusia yang saling memuncratkan bara emosinya dinikmati dengan baik oleh Deanita. Itu sudah menjadi kebiasaannya sejak beberapa tahun yang lalu.
Liana tak habis pikir dengan Leo. Tapi dia terkekeh sebelum kemudian menyerapahi, "Kau akan menyesal, memilih cangkang kerang sebagai pengganti berlian!"
"Itu urusanku," sahut Leo datar. Dia mulai bisa mengambil alih emosinya.
Liana menghentak kaki, meninggalkan sosok yang berhasil mengoyak hatinya. Kesetiaan itu berakhir, kisahnya dengan Leo sudah tamat.
Yang dianggap tidak penting oleh Deanita.
"Dia wanita mengerikan."
"Jangan berkomentar, itu tidak ada dalam kontrak."
Oke. Deanita hanya mengedikkan bahunya saja. Lalu dia mengambil tissue dan menyeka sisa air guyuran Liana—seseorang yang dia buat membencinya. Tapi, masa bodoh. Yang penting itu bayarannya.
"Tuan, aku butuh kompensasi. Tindakannya di luar dugaan dan perjanjian. Itu melebihi batasanku." Deanita membuang tissue-nya ke meja yang mereka tempati.
Berhubung itu ruang VIP, jadi ruangan itu cukup sepi.
"Aku akan mentransfernya hari ini."
"Aku mau sekarang," tegas Deanita.
Leo berdecak. "Kau memang wanita mata duitan."
"Itu urusanku," timpal Deanita mengembalikan kalimat Leo terhadap Liana sebelumnya.
Sudah dibilang, siapa yang tidak mengenalnya? Gadis yang bernama Liana saja tahu siapa dirinya—oh, atau sebatas kenal dengan Deanita yang merupakan ... kekasih dari Gifardo, lalu selingkuhan Allan Fernandez, kemudian simpanan Willi Davinson, dan masih banyak lagi. Semua nama pria yang disebutkan barusan adalah nama-nama orang ternama.
Tapi sejauh ini, Deanita hidup dengan tenang. Pernah terjadi percobaan pembunuhan terhadapnya, tapi kenyataan Deanita dilindungi oleh seseorang dan kubu dari tempatnya mencari uang. Namanya pun tetap bersih, itu jaminan yang entah bagaimana bisa dilakukan oleh pimpinan kerjanya. Hanya beilau dan Tuhan yang tahu. Deanita juga penasaran dengan itu, tapi ... sudahlah, yang penting itu uang. Dia mencintai uang.
"Sudah. Kau bisa mengeceknya jika tidak percaya," ucap Leo memangkas penjelasan tentang Deanita.
"Baik, senang bisa berbisnis denganmu, Tuan Leonardo Devana."
Satu yang menjadi ciri khas Deanita, dia terkenal dengan profesional dalam jasanya, wajah yang hanya akan tersenyum jika dibutuhkan dalam pekerjaannya saja, bila sudah berakhir masa kerja itu Deanita akan menjadi manusia yang kehilangan senyumannya.
"Saya permisi," pungkasnya yang juga menjadi ciri khas bahwa Deanita Alexandra terkenal sopan terhadap pelanggan.
Hatinya sudah dibekukan hingga di luar aktifitas kerjanya Deanita nyaris tidak punya perasaan. Hatinya sudah dibuat mati sehingga dia kehilangan keramahannya. Beruntung, sopan santunnya masih ada.
Kira-kira sampai kapan semua itu bertahan?
Deanita yang tak bisa digoyahkan menjadi titik penasaran seseorang dalam memenuhi kebutuhannya.
Yang kini mata tajamnya mengikuti kemana arah perginya Deanita, si gadis bayaran.
Bian Manuel.
Lagi, siapa yang tidak mengenal pria yang Tuhan produksi di bumi dengan segala kelebihannya?
Kali ini bukan sekedar dikenal, tapi benar-benar terkenal.
***
Visual:
Bian Manuel.
Deanita Alexandra.
Note:
Jika suka: klik bintang, add ke library dan reading list.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill Me
Romance"Berapa tarifmu?" "Satu juta perjam." "Profesionalitasmu?" "Dua kali lipat dari itu." Bian Manuel mengangguk, dia mengangsurkan tangannya bersama kalimat, "Sepakat, kubeli satu malammu." @2019-Juni-13