Monster

4.3K 343 4
                                    

Kebisingan mulai terdengar dari dapur kediaman Viscount, tanpa peduli dengan matahari yang sepertinya malu-malu untuk menampakkan diri disaat fajar. Kedua pelayan tua tengah cemas, karena dari kemarin Merisa tidak keluar dari kamarnya saat kembali dari luar ditambah lagi Merisa mengeluarkan darah dari hidungnya, ia juga memerintahkan untuk tidak mengganggu dia didalam.

Dua jam berlalu setelah matahari naik ketika fajar, kecemasan pelayan dan pengawal dikediaman Viscount semakin menjadi-jadi dan saat itu terdengar suara pintu terbuka dari kamar Merisa. Pelayan tua segera bangun dari duduknya ketika melihat Merisa berada diambang pintu dan menghampiri nyonya muda mereka, tetapi langkah kakinya terhenti. Mereka terkejut dengan perubahan Merisa dan mereka tidak berani mendekat bahkan untuk menatap gadis itu, disaat mereka menatap matanya perasaan terintimidasi menjalar ditubuh mereka.

Mata biru jernih berubah menjadi hijau kental dengan sorot mata yang tajam dan rambut yang dulunya hitam kini berubah dengan warna emas.

Aura tirani sangat kuat keluar dari tubuh gadis itu,walaupun begitu ia melangkahkan kakinya dengan anggun, layaknya seorang gadis yang masih polos, ia berjalan menuju pelayan dan pengawal yang ada disitu.

Apa yang terjadi dengan gadis ini, kenapa penampilannya berubah drastis

Tidak ada yang berani mengeluarkan suara, hanya ada derap langkah sang gadis yang menjadi sorotan saat ini.

"Pak helper, saya ada urusan sebentar diluar"

Tanpa peduli dengan kebingungan para pelayan dan pengawalnya saat ini Merisa melangkahkan kakinya hingga hilang dari tatapan orang-orang yang kebingungan itu.

●●●

Saat ini seseorang tengah berdiri didepan gerbang yang cukup besar dari badannya, dan palang yang diatas gerbang itu tertulis "Penguji Psikokinesis" tanpa ragu ia berjalan ditengah-tengah kerumunan orang banyak dan seolah-olah semua orang tahu akan kehadirannya dan memberikan ruang untuk jalannya, kebisingan yang dari tadi terdengar hilang saat Merisa datang, semua mata tertuju kepadanya.

"Bukannya dia itu sampah dari rumah Viscount"

"Untuk apa dia datang disini"

"Mungkin dia akan membuat sesuatu lolucon dan mempermalukan dirinya sendiri hahaha"

"Hahahaha"

Semua orang menertawakan pembicaraan dua orang perempuan yang merendahkan Merisa karena bagi mereka Merisa memang sampah. Merisa hanya membalas dengan tatapan tajam kepada dua orang perempuan itu, seketika mereka terintimidasi dan terpaksa menelan tawanya sampai tersedak. Dengan langkah gontai Merisa menuju ruang pengujian tanpa peduli dengan kerumunan orang banyak tadi.

Merisa mematung dan tidak bisa dipungkiri mulutnya ternganga melihat ruangan yang begitu indah.

Ruangan ini memiliki empat pilar besar yang tidak pernah aku lihat dizaman ku, dengan warna dan motif yang begitu indah. Ada wadah ditengah-tengah ruangan berisi kristal yang jernih jika dilihat dengan seksama ada warna biru yang lembut. kira-kira besarnya seperti ban mobil jika dizaman moderen haha

"Apa kamu sudah selesai mengagumi ruangan ini?"

Suara yang menyadarkan Merisa dari kekagumannya. Merisa menatap lelaki paruh baya yang menegurnya.

"Ah.. maafkan saya" jawab Merisa sambil membungkukan badannya

"Hahaha untuk apa kamu meminta maaf gadis manis, kemarilah bukankah kamu ingin menguji psikokinesis milikmu?"

Tanpa basa-basi Merisa mendekati lelaki paruh baya tadi yang tengah duduk didekat batu kristal yang sebesar ban mobil bagi Merisa.

"Baiklah, kamu bisa mengulurkan kedua tanganmu dan sentuhlah kristal itu. Kemudian keluarkan psikokinesis milikmu semuanya, ingat harus semuanya!"

"Baiklah"

Segera Merisa melakukan apa yang orang tua itu perintahkan, ia mengatur napasnya supaya dirinya tenang dan perlahan menyalurkan aliran panas dari tubuhnya menuju telapak tangan dan keluar hingga mengenai kristal tadi, perlahan kristal yang tadinya jernih berubah sangat cepat dari merah, magenta, biru dan kuning, lelaki tua si penguji itu tercengang dengan perubahan yang sangat cepat dari kristal itu, bahkan tidak sampai sepuluh menit sudah berada diwarna kuning. Ia menatap Merisa dengan wajah yang menunjukan rasa takjub.

Siapa gadis ini? Psikokinesisnya melebihi para tetua dikerajaan ini. Astaga!! Psikokinesisnya bahkan belum sampai setengah dialirkan kekristal pengujian.

Sementara lelaki tua itu sedang mengamati Merisa, tiba-tiba warna kristalnya berubah menjadi warna hijau pekat, warna tertinggi dari kristal pengujian. Tanpa Merisa sadari ia terus mengalirikan psikokinesisnya yang baru ia salurkan cuma setengah. Perlahan kristal itu mulai retak dari bawah.

Prakk.....

Kristal itu pecah membuat ruangan itu bergoncang seperti terkena gempa bumi bahkan sampai membuat empat pilar yang besar itu retak, ruangan dipenuhi asap yang berwarna hijau, Merisa terduduk dan bingung dengan apa yang terjadi. Sementara lelaki penguji itu bersembunyi di balik salah satu pilar.

"Monster!"

Teriak lelaki penguji tadi sambil berjalan mendekat ketempat Merisa, bukan dengan wajah yang takut atau cemas tapi dengan wajah yang gembira.

"Nona seharusnya kamu memberi tahu saya jika psikokinesis kamu sangat besar, jadi tidak akan sampai begini hahaha tapi tidak apa-apa, setelah sekian lama saya menjadi penguji akhirnya muncul seperti yang diramalkan"

"Maksud anda?" Tanya Merisa yang kebingungan

"Psikokinesis kamu melebihi para ahli dikerajaan ini bahkan mungkin kamu terlahir menjadi monster psikoninesis yang diramalkan para tetua terdahulu, kamu harus melatih kemampuanmu. Jika kamu mau saya akan mencarikan kamu guru yang hebat"

Tercetak jelas diwajah lelaki tua itu sebuah kegirangan yang besar, dan senyum tidak luntur-luntur dari wajahnya

"Apa bisa?" Tanya Merisa ragu

"Tentu saja gadis manis, minggu depan datanglah lagi kemari saya akan membawakan kamu guru yang hebat"

Jelas lelaki itu dengan antusias dan bangga. Sementara itu orang-orang diluar mulai bergosip tentang Merisa dan tertawa membayangkan hasil yang sangat jelek dari Merisa.

"Perhatian!!!"

Teriak salah satu pengawal dari depan pintu pengujian, membuat kebisingan tadi menjadi sunyi dan semua orang menoleh kearah pengawal itu.

"Pengujian psikokinesis berakhir, dan akan dilakukan lagi tahun depan"

Jelas pengawal tadi kemudian masuk kembali tanpa menghiraukan kebisingan dan kekecewaan orang banyak itu. Sedangkan Merisa telah pergi pulang melalui jalan belakang.

Rahasia Keajaiban [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang