"Mama Tira pulang...."
Sebuah bangunan bernuansa putih dengan corak ukiran kayu disetiap pintu dan jendela menyambut kehadiran tuan rumahnya. Tak lupa taman yang cukup luas menghampar di bagian depan rumah. Tirani masuk dengan santai, melempar tas ke sofa dan langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa empuk bercorak batik di setiap sisinya.
"Eh anak mama udah pulang. Kok pulang cepet kamu de? Jangan bilang bolos lagi kamu yaaa.." Wanita bernama Zara yang ia sebut 'mama' kemudian muncul dari kamar adiknya, Geo, dan langsung mensejajarkan duduk disamping putrinya itu.
"Ehmm.. he heheheh,, nggapapa mah, aku juga udah bisa kok pelajarannya."
"Meskipun udah bisa, ya ngga bisa kaya gini caranya sayang. Buat apa kamu pinter tapi nggak disiplin gini??"
"Ma, bunda lagi apa ya? Tirani kangen sama bunda ma...." Zara yang mendengar ucapan tiba tiba dari putri angkatnya itu langsung merasa iba. Didekapnya Tirani di pelukannya.
"Sini sayang. Bunda kamu emang udah ngga ada, tapi bukan berarti mama bisa menggantikan posisinya di hati kamu. Tapi mama berharap kamu bisa terbuka sama mama, kamu ngomong sama mama ya setiap kamu kangen sama bunda mama akan peluk kamu, usap kepala kamu,mama bakalan berusaha menjadi bunda terbaik dalam hidupmu sayang. Anggap aja mama ini bunda kamu. Karena mama udah anggap kamu sama Geo itu anak mama sendiri. Kalian anak kandung mama. Mama sayang kalian. Bunda kamu orang hebat nak, dia meninggal dalam keadaan sangat mulia. Kamu beruntung nak. Sama kayak mama, yang beruntung bisa jadi mamanya Tirani. Kamu cantik dan hebat seperti bundamu. ''
"Tirani sayang mama....Tirani beruntung banget bisa punya mama sebaik mama Zara."
Zara mendekap putrinya erat, dan mengelus puncak kepalanya. Sedangkan Tira, ia sdang mamandangi fotonya dulu dengan sang bunda yang terbingkai rapi di meja sisi sofa.
"Udah udah ya. Selesai sesi sedih sedihnya. Ayo! Kita makan mama masak bubur ayam kesukaan kamu lho de." Ucap Zara semangat sambil menuntun Tira ke meja makan. Benar saja, si bubur langsung diserbu kilat oleh Tira.
"Ma, dulu waktu mama sekolah pernah nggak si ada temen mama yang ngeselin dan ngomongnya ngaco?, SKSD gitu ma" Tanya Tirani tiba tiba.
"Hah? Tumben de nanya gituan."
"Ihhhh mama tadi tuh aku malu banget ketauan stalking. Lah taudah mukaku udah kaya kepiting rebus kali."
"Cowo ya de?"
"Kepo banget si ma"
"Yeee kalo bukan cowo tuh mukamu nggak mungkin merah gitu kaya yang kamu bilang. Ganteng nggak anaknya?"
"Lihhh mama aku tanya kok jadi malah ngaco gitu si!"
"Berarti ganteng beneran dong? Cool ya anaknya? Keren? Pasti dia most wanted sekolah kamu? Gebet aja de, kan sayang kako sampe ditikung yang lain."
"MAMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionDan lagi, angin datang di sela sela sepi yang kian menyayat, membawa keping keping kemungkinan yang takterterka. Hingga waktu menjadi penanamnya, menjadikannya 'kita' Dan lagi, angin kembali datang membawa masing masing dari kita. Namun aku tak pern...