hope u enjoy the story!☺
kalo misalnya ada typo tolong kasih tau ya, temen-temen〰〰〰
Pentas seni sudah berakhir 10 menit yang lalu, bertepatan dengan dikumandangkannya adzan dzuhur. Kebanyakan siswa-siswi langsung pergi lagi untuk hangout dengan teman-temannya. Namun, tidak dengan Binta, Joya, Ralin, dan Dhea. Keempatnya memutuskan untuk langsung pulang.
"Gue balik duluan ya," ucap Ralin pada teman-temannya.
"Gue juga. Ternyata Bang Deon udah nunggu daritadi," tambah Joya.
"Ayo Dhe, pesen," ucap Binta sambil mengeluarkan ponselnya dari sling bag.
Dhea ingin melakukan hal yang sama, tapi ia tak menemukan ponselnya di tas.
"Eh hp gue kok gak ada ya," ucap Dhea sedikit panik hingga tercetak kerutan dikeningnya.
"Lah tadi lo taro dimana? Gue malah belom ngeliat lo pegang hp dari tadi," jelas Binta.
"Masa?"
Dhea mengarahkan pandangannya ke langit, berusaha mengingat dimana letak ponselnya. "Ya Allah, Ta! Gue lupa bawa hp ternyata! Ketinggalan di mobil," ucapnya cengengesan.
"Bloon! Udah pake aplikasi gue aja," usul Binta lalu menyalakan ponselnya.
"Yah, Dhe."
Binta meringis dan menoleh ragu ke arah Dhea, "Lowbatt! Hp gue mati nih."
"Lo juga bloon!" ledek Dhea sambil menjulurkan lidahnya.
"Terus kita gimana dong? Angkot juga jarang banget lewatin PB."
"Aduh.. Gak tau, Ta. Gak bisa mikir."
Binta hanya berdecak mendapat jawaban dari Dhea yang gak membantu sama sekali.
Keduanya celingak-celinguk mencari teman yang mereka kenal untuk dimintai bantuan. Namun, keadaan PB sudah mulai sepi. Hanya menyisakan beberapa anggota OSIS yang juga menjadi panitia pensi.
Saat melihat ke arah parkiran, tiba-tiba tatapan Binta bertemu dengan Alvi yang kebetulan sedang melihat ke arahnya juga dan tampak menggaruk kepalanya setelah itu. Binta memicingkan mata, memastikan bahwa lelaki tersebut adalah Alvi.
"Aduh, mampus! Ketauan lagi kalo gue lagi ngeliatin dia," ucap Alvi merutuki dirinya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Binta lalu mengajak Dhea untuk menghampiri Alvi di area parkiran motor.
"Eh, dia kesin–"
"Woi, Al! Ngapain lo garuk-garuk? Kutuan?" tanya Kamal sambil menepuk bahu Alvi.
Kamal, Reyhan, dan Devan baru saja sampai di parkiran.
"Yeh, enak aja! Rambut gue mah bersih ya dari begituan," protes Alvi
"Eh, eh, 2 cewek itu jalan ke arah kita gak sih?" tanya Reyhan yang menyadari Binta dan Dhea mendekat.
Ketiganya langsung menengok ke arah Binta dan Dhea.
"Lah! Itu cewe yang gue bilang imut tadi, cuy!" seru Devan.
"Hmm.. Maaf nih, Vi. Gue boleh minta tolong gak?" tanya Binta sesudah sampai di hadapan Alvi dan teman-temannya.
"Boleh kok. Kenapa?" tanya Alvi dengan senyuman khasnya.
"Lo punya aplikasi ojek online gak? Hp gue lowbatt terus temen gue juga lupa bawa hp. Kebetulan gue liat lo belum pulang," jelas Binta
KAMU SEDANG MEMBACA
Binta
JugendliteraturIni kisah sepasang remaja yang menjalin sebuah hubungan. Saling menyayangi membuat hubungan mereka cukup stabil, tapi jangan lupakan bumbu-bumbu klasik yang turut serta meramaikan kisah mereka berdua. Seharmonis apapun suatu hubungan, ada kalanya ma...