Tadi Arga mengantar Erina cek up pagi-pagi sekali. Setelahnya makan bersama di salah satu rumah makan, untuk sarapan paginya. Dan berakhir dengan mengantar Erina kembali pulang dan dirinya kembali ke dunianya. Dunia kerjanya.
Kini Arga sedang berada di kursi kebesaranya memijat pangkal hidungnya. Kepalanya terasa pening. Semua terasa membingungkan bagi Arga. Tidak hanya badanya lelah pikiranya pun ikut lelah.
Beginilah Arga sekarang berat badanya menurun drastis. Wajahnya pucat matanya menghitam seperti tak terurus, mungkin memang tidak terus. Untuk mengurus dirinya pun Arga terasa malas. Ada satu titik di tubuhnya yang terasa tersentil, ya hati Arga terasa nyilu melihat foto dirinya dan Faizha yang terbingkai indah di atas mejanya.
Tentang faizha. Arga benar-benar sangat sangat merindukan sosok itu. Sosok yang sudah sebulan ini tidak di lihatnya. Perlahan Arga menarik foto itu dan memandang lekat wajah Ayu Faizha. Rindu sekali Arga dengan sosok itu.
Kini hatinya amat-amat bersalah dengan semua ini. Dirinya terjebak dalam satu momen yang membuatnya serba salah dalam mengambil tindakan. Jujur ini semua sangat berat bagi Arga, tapi memang takdir yang membuatnya harus berada dalam situasi ini. Biarkan Arga tau betapa kecewanya Istrinya padanya, semua ini salahnya. Andai saja. Ya Arga hanya bisa berandai-andai sesuatu yang telah terjadi.
Arga mendesah keras mengehmbusakan nafas dari hidunya. Arga kembali meletakan foto itu di tempatnya, berganti mengambil benda pipih persengi itu. Tanganya asik mengotak atik beda persegi itu. Tapi tak ada satupin notifikasi yang di tunggu di layar ponselnya. Tidak ada pemberitahuan atau berita dari anak buahnya, satu bulan ini Arga sibuk mencari keberadaan Faizha. Mengirim beberapa anak buah untuk mencari tau keberadaan istrinya itu tapi sampai saat ini pun Faizha belum juga dapat di temuanya. Memang Faizha menyuruhnya untuk tidak mencari nya tapi Arga sungguh khawatir, setidaknya Arga bisa mengetahui keberadaan Faizha dalam kondisi aman itu saja. Untuk membuat istrinya kembali Arga tidak mau memaksakanya karna Arga tau rasa kecewa istrinya begitu besar.
Mencari tau keberadaan Faizha dari orang tua Faizha. Arga tidak bisa mengorek informasi dari sana karna Arga takut akan reaksi atau pikiran-pikiran mereka mengenai rumah tangganya. Mencari tau Faizha lewat sahabatnya. Arga sudah mencobanya tapi bukan jawaban yang Arga dapat melainkan triakan dari Amel sahabat Faizha.
"Kamu sahabat Faizha kan? Tolong bantu saya. Di mana Faizha," mohon Arga pada Amel di depanya.
Amel menaikan bibirnya menampakan seringai di bibirnya. Dengan posisi berkecak pingang menatap Arga tajam.
"Hah! Kamu ini suaminya, masak Faizha di mana kamu nggak tau! Kamu ini suami macam apa hah!" Teriak Amel dengan nafas memburu.
"Tolong bantu saya. Saya khawatir dengan istri saya." Arga terus membujuk Amel dengan suara lirihnya.
"Yang saya khawatirkan malah kalo Faizha ketemu lagi sama kamu!" Amel menyungingkan senyum mengejek pada Arga.
"Saya suaminya!" Kini Arga sesikit menaikan intonasi suaranya. Membuat Amel semakin tertawa mengejek.
"Mau kamu Suaminya, kalo kamu nyakitin Faizha. Sahabat saya. Saya nggak akan biarin kamu nemuin Faizha," ucap Amel langsung berjalan meninggalkan Arga yang diam mematung. Beberpa langkah berjalan Amel kembali menengok.
"Maaf saya ikut campur rumah tangga kalian. Saya cuma nggak mau sahabat saya terus-terusan sedih. Sebelum kamu nyari Faizha. Liat dulu bagaimana kamu!" Ucap Amel dengan tegas setelahnya berlalu meninghalkan Arga.
Arga kembali memijat pelipisnya memikirkan kejadian beberapa minggu yang lalu dia menemui Amel. Ternyata istrinya itu di kelilingi orang-orang yang sayang padanya. Arga pun tak bisa memaksa Amel walaupun dirinya adalah suami dari Faizha.
Memikirkan itu semua membuat kepala Arga seperti ingin pecah. Arga kini kembali berperang dengan berkas-berkas di hadapanya. Beginilah Arga melampiaskan semuanya dengan bekerja, bekerja dan berkerja.
Menjelang sore semua pekerjaan Arga telah selesai. Untuk kembali kerumah rasanya sangat berat. Di rumah rasanya Arga sesalu kepikiran masalahnya dengan Faizha.
Dreett...
Arga merogoh saku celanya mengambil ponsel nya. Melihat nama yang tertera di sana. Ternyata tidak ada nama di sana hanya deretan nomer yang tak di kenalnya.
+62852xxxxxxxx
Selamat mas untuk semuanya.
Aku akan coba mengikhlaskanmu.
Tunggu aku pulang.Jantung Arga bergemuruh kencang nafasnya seketika tersengal masuk di paru-parunya. Tanganya gemetar keringat mulai keluar dari pori-pori kulisnya. Faizha. Apa benar yang baru saja menghubunginya adalah Faizha. Cepat-cepat Arga menekan tombol telefon nomer yang baru saja mengirimkanya pesan.
"Nomor yang anda tuju....."
Kembali Arga menekan tombol telefon.
"Nomor yang anda tu..." suara mbak-mbak call center yang keluar dari pomselnya. Arga mengacak rambutnya frustasi. Terus Arga menekan tombol telefon, dan memborbardir pesan pada nomor tadi. Tapi sama tidak ada jawaban dari sebrang sana.
Arga pusing semua begitu rumit. Di mana perginya istrinya. Semua salahnya ya semuanya salahnya. Mengacak rambutnya frustasi berjalan keluar dari kamtornya dengan tergesa-gesa. Tanpa memperdulikan karyawan-karyawannya menatapnya bingung.
Andai dan andai hanya bisa Arga berandai-andai. Semua karna Arga terjebak dalam situasi yang membuatnya serba salah.
~TBC~
Pendek ya cuma 700+ 😁
Maafkan."Mas Arga nggak usah nyari mbak Faizha. Kalo cuma di sakitin nanti!!! Awas aja kamu mas" 😂
Udah di kode ni. Apa ya? Situsi apa yang membuat Arga terjebak dalam situasi yang serba salah?
Makasih yang udah mau nunggu LMLY update.
Maaf ya, kalo tiba-tiba ndak update berarti paket saya habis. Maaf banget ya. Ini paket sekarat.
😊
Selalu di tunggu ya LMLYnya.
Komen banyak-banyak dong, komen yang kocak seru hehe. Biar De seneng bacanya. Wkwkw.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Complete✔)
Spiritual(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha langsung bangkit dari tempat tidurnya, di tegakkannya badanya. Mata Faizha menatap lekat mata Ahmad Abi...