Dan angin, selalu berhembus dalam sepi yang kian menyayat. Membawa potongan takdir ya tak pernah terterka.
~ Tirani Sekar Kemuning~
21. 30 pm
081234xxxxxx
Ra? Tirani?Me
Siapa?081234xxxxxx
Gue DevMe
Gue sibuk.081234xxxxxx
Tunggu ra!! Sabar napa. Gue mau tanya soal no 9 olimp. Yang tadi dikasih bu Ussi.Me
Tanya yang lain. Gue sibuk081234xxxxxx
Etdah ra. Galak amat. Kalo gue udh dpt jawaban dr yg lain jg gue nggak akan nanya lo.Me
Gue sibuk.081234xxxxxx
Satu doang janjiRead
081234xxxxxx
Raa!! Yang lain pada nggak tau ra. Plisss ra. 1 aja081234xxxxxx
Tiraaaaaniii081234xxxxxx
Ra. 1 aja janji.Read
Karena kesal dengan Dev yang terus mengirimnya pesan, Tira memilih mengalah dan mengajari Dev. Tak tanggung tanggung, ia mwngajari Dev hingga larut malam, dan akhirnya tumbang di pukul 02.00 pagi. Jangan tanyakan keadaan soal Tirani, lembarnya masih mulus tak tergores sedikitpun. Alias belum disentuh sama sekali!
SMA DANDELION~
"Pak!!! Buka gerbangnya dong, saya mau masuk!" Teriak Tirani di depan gerbang sekolah.
"Aduh Dek, Ini udah jam berapa. Kamu kok baru berangkat. Ini gimana lagi bapak nggak dibolehin bukain pintu siswa telat dek."
"Yaudah pak kebeneran. Makasih pak, saya juga niatnya mau jalan. Bye pak satpam." Kata Tirani dengan santainya berbalik dan hendak meninggalkan gerbang sekolah.
"Tunggu! Pak, bukain gerbangnya. Dia anak OSN. Tim kita butuh dia. Ntar kalo ditanya guru bilang aja dia bimbingan OSN."
"Apaan nih. Nggak usah pak. Eh lo nggak usah sok jadi pahlawan kesiangan deh. Mendingan juga gue pergi jalan jalan ke mal dari pada nerima bantuan lo!" Tirani yang mendengar Dev hendak mencegah dan memaksa pak satpam untuk membukakan gerbang merasa gengsi dan malah berdebat di depan gerbang, adu mulut dengan Dev.
"Udah masuk aja cepetan Ra."
"Nggak!!! Nggak sudi gue!!!"
"Ra..."
"Apaan si."
"Masuk! Jangan pergi, lo bakalan nyesel ntar. "
"Nggak! Masuk aja sendiri! Nggak usah ada gue juga lo pasti juga udah bisa kerjain!! Nggak usah sok jadi pah________________________________"
Tiba tiba dari arah koridor terlihat seorang guru pria yang berjalan terburu buru yang sontak membuat Tirani panik setengah mati, pantas saja
karena yang guru itu adalah Pak Gen, guru killer yang kerjaannya ngehukum anak anak yang bermasalah. Saking paniknya Tirani kehabisan ide dan dengan pedenya hanya menutup wajah menggunakan telapak tangan layaknya anak anak yang sedang bersembunyi.Dev yang hampir sama paniknya dengan tirani langsung menarik lengan gadis itu agar bersembunyi di dalam pos satpam dan berjongkok di bawah meja dengan posisi tangan merengkuh bahu Tirani berusaha menutupinya agar tidak terciduk oleh Pak Gen.
"Bego, bisa bisanya lo sembunyi kaya tadi. Huft, lo aman sekarang."
"........"
Yang direngkuh hanya diam membisu menatap lantai dengan tatapn kosong. Beberapa detik kemudian, barulah ia tersadar bahwa tangan kirinya melingkar di bahu Tirani. Karena merasa tidak enak, Dev langsung melepas rengkuhannya, dan membuat beberapa meter jarak diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionDan lagi, angin datang di sela sela sepi yang kian menyayat, membawa keping keping kemungkinan yang takterterka. Hingga waktu menjadi penanamnya, menjadikannya 'kita' Dan lagi, angin kembali datang membawa masing masing dari kita. Namun aku tak pern...