Ben tidak bisa dipercaya.
Ternyata istilah terpikat pada pandangan pertama itu memang ada. James telah membuktikannya dengan mata dan kepalanya sendiri. Seharusnya lelaki itu menemani James, diterjemahkan; membantu James tetap berada di jalur kebenaran dan jangan sampai melenceng. Malam ini dia berencana melindungi diri dari ajakan menghangatkan ranjang siapa pun (takut pengalaman teman-temannya yang kebablasan dan berakhir di pojok tertentu). Tetapi, Ben terbukti tidak bisa mengabaikan ledakan hormonnya. Good, tampaknya James perlu mempertimbangkan mencari manajer baru karena Ben telanjur mengibaskan ekornya dan mencoba merayu seseorang yang menurut Ben sangaaat high definiton from top to toe.
Alhasil setelah menemui tuan rumah, basa-basi, pasang senyum profesional, James pun berakhir bersama Marta.
Marta. Semua cowok lurus pasti setuju mengakui bahwa Marta sangat-tidak-boleh-ditolak-dan-wajib-disenangkan. "Disenangkan" maksud James adalah apa pun yang diminta wanita itu sebaiknya dituruti saja karena dia memiliki semua yang dibutuhkan untuk memuaskan seorang lelaki. Tetapi, James bukan tipikal lelaki yang "mau-mau saja". Dia hanya bersedia melakukan "itu" bersama wanita yang dicintainya. Bukan asal pilih, asal comot, apalagi asal senang. Mengutip kata penyanyi dangdut, "Ber-ba-ha-ya!"
Tetapi. Oh, sungguh tetapi. Dari sekian kemungkinan Marta malah memilih James. Tentu saja malaikat baik dan buruk dalam diri James pun berperang. Satunya memperingatkan level keganasan seorang Marta (yang omong-omong terbukti sangat seductive), sementara yang lain meminta James menjadi gentleman (ninggalin cewek sendirian itu tidak baik, James).
Lalu, ulala! Entah dari mana asal dan muasalnya mereka berdua berakhir bersama. Mungkin ini karena suasana lampu neon yang bikin ngantuk hingga logika James meleng entah ke mana. Atau, ini karena hormon (yang tadinya James kira "cuma" melanda Ben dan ternyata hormon miliknya sendiri juga perlu ditenangkan). Seharusnya seseorang perlu menempelkan palang peringatan.
HATI-HATI! ADA MARTA SI SEKSI PENGGODA IMAN!
Dangerous woman. Lengah sedikit James tiba-tiba sudah terperangkap dalam keintiman. Dia tidak bisa (atau mungkin tidak mau) menolak ciuman seorang Marta. Lagi-lagi kabar angin yang diembuskan burung penggosip memang benar. Marta jago meluluhkan iman. Dia succubus dan James manusia yang butuh diselamatkan!
Kesemuanya terhenti akibat kemunculan suara ketiga.
Marta: Terlalu tegang, kaget, masih sempat berteriak ala wanita yang diculik King Kong, kemudian kabur.
Si pendatang: Kaget, menganga, dan menambah daftar urusan lain milik James.
James tidak sempat mengucapkan apa pun ketika Marta memilih hengkang dan meninggalkannya seorang diri. Oke, James memang sedang apes hingga harus menyelesaikan kehebohan Marta seorang diri.
"James?"
Selama beberapa saat James merasa berada di antara zona sadar dan enggak-pengin-sadar. Kemudian sistem otak mulai bekerja seperti sedia kala, sortir informasi kiri-kanan, hingga akhirnya data yang dibutuhkan James pun muncul. "Kamu cewek judes yang nggak mau ditolongin itu,'kan?"
Oke, James memang tipe-tipe lelaki yang perlu digampar. Di saat canggung seperti ini dia memilih kalimat pembuka yang sangat tidak sopan dan sangat tidak menolong keadaannya. Dalam hati James mulai menyalahkan hormon. Hormon. Pasti ini karena sekarang sedang musim ledakan hormon.
"Kamu nggak pengin ngejar dia?"
Slap! James berani sumpah dirinya tengah disamakan dengan sekarung kentang tak layak makan. Mungkin di lain kesempatan dia perlu belajar tata bahasa baik agar tidak membuat wanita tersinggung. Again, James menyalahkan ledakan hormon.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You... (TAMAT)
ChickLitGimana rasanya bertetangga artis setenar James? Miranda mencoba peruntungan asmara. Kali ini dia tidak akan kalah membuktikan diri sebagai "warga Indonesia yang bahagia". Satu-satunya masalah ialah, tidak ada cowok yang bisa membuat Miranda melupaka...