Ksatria Bajay Hitam

5.3K 192 12
                                    

(Pict Character)

(Pict Character)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast:Ayana


Veranda POV
Pagi yang sangat tenang aku rasa. Setelah 2 tahun lamanya, akhirnya ada sebuah pagi yang tidak dipenuhi dengan keributan. Walau hanya akan terjadi sekali dalam seumur hidup, ini sangat membuat pagiku cerah tanpa keributan.

"Puji Tuhan! Akhirnya setelah penantian selama 2 tahun, Ayana bangun kurang dari jam 6. Aduh suka banget seh, pingin gue cekek," Ayana merasa tersanjung dengan ucapan Shania yang berhasil membuatnya melayang. Namun, semua itu Shania hancurkan pada kalimat terakhir yang diucapkannya. Aku hanya bisa menahan tawaku melihat ulah sahabat-sahabatku ini.

"Heh! Gue kalo bangun jam 4 ya! Lebih duluan dari lo," Ayana merasa tidak terima dengan ucap Shania barusan.

"Ye, lu kan sholat dulu bego. Abis itu molor lagi. Gak jarang molor di atas sajadah pake rukuh bikin gue kaget tiap bangun,"

Aku tertawa pelan begitu juga dengan Kak Melody yang ada di sebelahku.

"Ayana mah gitu. Kalo ada libur sekolah kan dia pasti tidur 13 jam lebih. Kadang bedain dia masih idup atau udah mati itu sulit," pernyataan Kak Melody memang sangat pedas membuatku makin tak tahan untuk menertawai Ayana. Sedangkan Shania sudah jauh lebih dulu tertawa keras di banding aku.

"Ketawa lo! Nyetir yang bener!"

Baru saja 15 menit yang lalu mereka tenang, sekarang sudah ribut lagi. Aku bingung bagaimana arah alur pikiran mereka.

Chesshhh....

Grek!

Aku sempat terdorong kebelakang saat mobil yang kami tumpangi berhenti di pinggir jalan. Entah ada apa dengan mobil mini cooper milikku ini. Sepertinya aku tidak pernah mengajak mobil ini pergi jauh atau melakukan aktifitas berat. Kenapa mogok?

"Lah? Kok mati Shan?" tanya Kak Melody pada Shania yang terlihat bingung karena dia yang menyupir.

"Apa kata gue, dia gak bener bawa mobilnya," celetuk Ayana membuat Shania emosi di detik itu juga.

"Bacot! Bukan salah gue njing! Ini mobil belum di service! Tuh bacot di jaga!" nah kan bener Shania marah. Aku gak ikutan deh kalo udah kayak gini. Dia memang emosian.

"Shania, udah jangan gitu. Ayana juga gak usah mancing emosi. Mending kita turun cek mobilnya kenapa," ajak Kak Melody. Dia memang paling bijak di antara kami berempat.

Aku turun terlebih dahulu dari mobil, disusul Kak Melody dan Ayana. Shania memilih tetap duduk di balik kemudinya. Lebih baik aku diamkan saja dari pada menambah emosinya.

"Ve, ini gimana? Aduh gusti aya naon ia teh?" kumat, kalo bingung sundanya keluar. Aku gak paham dia ngomong apa. Kak Melody kenapa juga ngomong sama aku pake bahasa sunda?

Pacar DurianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang