Dimohon dicerna dengan baik ya😊 dan jangan lupa ambil pelajaran hidup didalamnya😊 jika anda lebih beruntung dari kisah ini, jangan lupa masukan uang kekotak amal sambil bersyukur😊
"Ini yang aku bayangkan jika aku benar-benar bunuh diri setelah menulis ini" sebuah kalimat yang ia ketik untuk mengawali ceritanya yang akan ia buat di akun wattpad nya. Setelah selesai mengetik dia menutup layar handphone nya lalu duduk menyender tembok.
Gadis dengan rambut hitam ikal itu menatap sendu pisau dihadapannya, matanya sembab, wajahnya begitu menyedihkan, ruangannya dan juga dirinya begitu brantakan. Ia ingin menangis lagi tapi sepertinya airmatanya sudah kering.
"Sari... Apakah dirimu tidak lelah menangis terus huh?" ya namanya sari, ucapannya begitu sendu membuat siapapun yang melihatnya merasa miris.
Dia menatap ke langit-langit dengan sendu sambil membayangkan apa saja yang sudah terjadi padanya. Ya, mengingatnya.
"Apa saja yang sudah ku lalui ya? Apa adaa hal menyenangkan dalam kisah ku?" ucapnya sambil tersenyum. Dia kembali mengingat kenangannya pada masa kecil nya. Ketika dia sedang berada di pangkuan ibunya, gadis itu masih terlalu muda untuk mengerti, seharusnya.
"Yaudah, balikin gue ke orang tua gue!" sarkas ibunya sambil menggendong sari yang tengah bingung dengan apa yang terjadi.
"OK KALO ITU MAU LU! NANTI GUE BALIKIN!" sari menatap ayahnya yang keluar dari dalam rumah, ia hanya diam lalu menatap ibunya yang berawajah dingin. Ia menyuruh sari untuk masuk ke kamar dan sari hanya menurutinya.
Saat itu umurnya belum genap lima tahun, jadi dia belum mengerti apa-apa. Matahari sudah tak menampakan dirinya lagi, siang sudah digantikan dengan malam membuat gadis yang setia duduk di kamarnya untuk menunggu ayahnya itu menangis meminta untuk bertemu ayahnya pada ibunya.
Sementara ayahnya sedang termenung di rumah mantan istrinya saat ini, sibuk memperhatikan anak perempuannya yang lain tanpa dia sadari ada anak perempuan lain yang sedang menangis minta bertemu dengannya dan ibunya yang tidak tega, mengajak anak tersebut keluar untuk mempertemukannya dengan ayahnya.
Sari bertemu lagi dengan ayahnya tepat saat ibunya ingin keluar rumah mengajaknya untuk mencari ayahnya, tapi jika sudah disini untuk apa dicari kan?.
"Dia nyariin bapaknya" ucap sang ibu sambil menurunkan sari yang menangis tersedu-sedu, ayahnya yang mendengar itu lalu menatap sari lalu menggendongnya dan memcoba menenangkannya supaya tidak menangis.
Yaaa akhirnya semua berjalan normal sepertinya, ya setidaknya seperti biasanya meski orang tuanya masih sering bertengkar di hadapan sari, sari hanya diam sambil terkadang mencairkan suasana dengan candaan khas anak kecil. Seandainya dia mengerti, tapi ini lebih baik dari pada melihatnya sembunyi di balik lemari sambil menangis bukan?.
Kalian tau? Ayahnya sari sebenarnya acuh tak acuh pada anaknya yang ini. Meski dirinya terlihat menyayangi anaknya, tapi sejujurnya di dalam hatinya terdapat rasa yang tak bisa di jelaskan siapapun (termasuk author :)). Malangnya nasibmu sari, hidup diantara orang-orang yang entah mereka menyayangimu atau hanya menganggapmu benalu tak berguna bagi mereka.
Hari ke hari, sari sudah tumbuh menjadi anak yang ceria dan juga kecerdasannya dan juga bakatnya juga sudah terlihat sejak dini. Dan ini sudah saatnya sari untuk sekolah, dia sangat senang saat mengetahui dirinya akan sekolah, tingkah lakunya yang polos dan juga matanya yang berbinar melihat dirinya sendiri menggunakan seragam sekolah mungkin dapat meluluhkan siapapun, ya terkecuali ayahnya.
Dia nampak biasa saja dan lebih memilih memikirkan anak perempuannya yang lain yang berbeda 2 tahun dari sari. Perlakuan ayahnya pada anak itu dengan sari juga berbeda, sikapnya lebih hangat pada anak itu. Terbukti ketika sari yang bertanya dia membalasnya dengan acuh tak acuh, menyuruhnya diam jangan banyak tanya, ataupun umpatan yang kasar, sementara pada anak yang satunya dia begitu ramah meski bisa di bilang anak tersebut sedikit kurang ajar. Tch, ayah yang bodoh. Tapi meskipun diperlakukan berbeda entah kenapa sari tidak sakit hati akan hal itu ataukan dia masih terlalu polos?.
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm so sadly [cerpen]
Cerita Pendekhidup yang tidak indah ini... apa aku harus akhiri saja huh? ataukah tetap bertahan dan menunggu keajaiban dari tuhan?. entahlah... aku juga bingung.