Udah lama banget aku gak update di siniiiii. Kangen Cybertron gaaa??? Maaf banget karena ngegantungin cerita ini gitu aja. Aku punya kesibukan di rl dan harus revisi Cakrawala yang mau terbit juga. Makasi udah nungguin dan neror aku buat cepet update lagi, hahahahaha. Kalian the best!!!
Yang agak lupa sama part sebelumnya, bisa di scrool ulang part 17 trus diingat kembali, karena part ini adalah sambungan part sebelumnya.
Btw ini aku double update yaa sesuai janji aku di instagram kemarin ❤❤❤
18. Throwing Bait
“Berusaha mengerti dirinya hanya mengantarkanku pada ketidakpahaman, kenapa dia ada di antara dunia yang luluh lantak.”
“Minta maaf ke Koral, sekarang!” Suara berat Yama yang sarat akan penekanan itu mendominasi ruang kelas 10 IPA 1.
Ketika jam pulang sekolah berdering, cowok jangkung berdarah campuran Latin itu sudah berdiri di depan kelas Tara. Tidak ada lagi tatapan hangat dan tutur kata menyebalkan yang biasa dia tunjukkan tiap kali bertemu dengan Tara. Yama hanya meminta satu hal, agar Tara mengakui kesalahannya karena sudah menendang bola hingga membentur kepala Koral dan membuatnya kehilangan kesadaran.
“Enggak,” tegas Tara.
Cewek berjaket denim itu menyadari kesalahannya, tapi memang pada dasarnya dia begitu keras kepala dan gengsi untuk mengatakan maaf, apalagi kepada seseorang yang sangat dia benci. Tara anti untuk sekedar menundukkan kepalanya.
“Gue baru tau lo sepengecut itu buat mengakui kesalahan. Kali ini lo udah bener-bener keterlaluan, Tara!” peringat Yama yang terus mendesak agar cewek itu menurunkan sedikit egonya.
Tara memejamkan matanya sesaat. “Terserah.”
Ketika hendak melangkahkan kakinya ke luar kelas, tubuh Yama kembali menghalangi haluannya. Cowok itu tidak akan membiarkan Tara pergi sebelum dia meminta maaf pada Koral.
“Lo pukul Bintang waktu itu, gue enggak bertindak apa-apa ke lo. Lo pukul gue beberapa hari lalu, gue juga masih kasi toleransi. Tapi kali ini lo bikin Koral pingsan, gue gak bisa diam aja ketika lo terang-terangan mengusik dunia gue, Tara, bahkan orang-orang di sekeliling gue!” Yama menaikkan intonasi suaranya.
“Gue bener-bener salah menilai lo,” bisiknya dengan nada yang lebih pelan. Yama tidak tahu, kenapa rasanya sekecewa ini. Apakah dia harus sedih mendengar jawaban Tara yang masih sama dinginnya seperti pertemuan awal mereka. Seharusnya dia marah—hanya marah—ketika Tara membuat Koral berbaring di UKS. Seharusnya juga, Yama memberi pelajaran kepada Tara sejak lama, bukannya memberi cewek itu belas kasihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CYBERTRON: A Raider Is The Bos
Teen Fiction(Republish, judul sebelumnya: AlTar) 𝐅𝐚𝐭𝐚𝐥 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠 Yang namanya geng penggila tawuran pasti selalu mendapat perspektif buruk di mata manusia tukang julid. Itu namanya hukum alam. Cybertron memang geng beken di kalangan anak muda, ikat...