Minggu ini semua anak dari keluarga gumilang berkumpul diruang keluarga, karna hari ini sang ayah akan pulang karena mengambil cuti beberapa hari
"assalamualaikum "
"Waalaikusalam, ayahh"seru mereka berasamaan ketika melihat ayahnya, tapi ada satu objek yang membuat semuanya diam
"ini siapa yah"sikap dingin daffa mulai keluar, ia merasa ada yang akan terjadi
"duduk dulu yuk, sekalian ayah mau ganti baju dulu"ucap sang ayah ,dan diangguki semua
Keempat remaja ini duduk besebrangan dengan seseorang yang dibawa ayahnya pulang ke rumah mereka,sementara sang ayah sedang berganti pakaian
Mereka menatap perempuan didepan mereka ini dengan tatapan yang tak bisa diartikan, membuat perempuan didepannya ini merasa tak enak dan tak suka.
"sekarang kalian kelas berapa? "tanya perempuan diri berusaha lebih dekat dengan keempat remaja didepannya
"apa peduli anda?"ucap satria datar
"satria! Jaga ucapan kamu sama tante gysel"seru sang ayah
"udahlah mas, nggak papa kok"ucap gysel dengan halus saat aji sudah duduk disampingnya
"mas?"gumam keempatnya
"bisa ayah jelasin semuanya? "ucap fero datar, aji menghela nafasnya kasar, ia harus menjelaskan pada anak-anaknya
"ayah sama tante gysel mau minta restu sama kalian"ucap sang ayah membuat mereka semua kaget
"restu? Maksud ayah, ayah mau nikah sama 'dia'"seru ali emosi sambil menunjuk perempuan disamping ayahnya
"al sabar al"ucap daffa mencoba menenangkan ali
"bisa ayah jelasin? "ucap satria berusaha tenang
"sebelumnya kenalin ini tante gysel, dia junior ayah dulu di sma sekarang dia punya beberapa butik dijakarta-"
"ayah, please nggak usah bertele-tele, kita nggak suka. Dan ayah tau itu"ucap daffa, ia tau kalau memotong ucapan orang lain itu tak sopan, tapi ia muak mendengar semua hal tentang perempuan ini
"oke, ayah sama tante gysel bakal nikah dua bulan lagi,dan ayah harap kalian bisa nerima tante gysel sebagai bunda kalian "
"dua bulan dan ayah baru ngomong sekarang? "ucap fero tak percaya
"bunda daffa udah di surga ayah"ucap daffa datar
"daffa fero ayah tau kalian nggak setuju soal ini, sama seperti satria dan ali tapi-"
"ayah tau tapi ayah tetep ngelakuin ini!"seru ali emosi,memebuat aji terpancing emosi, tapi masih bisa ia tahan karna ia tau anak-anaknya masih labil
"tapi kalian butuh sosok bunda nak, biar kalian ada yang ngurusin.ayah nggak mau kalian kekurangan kasih sayang karna ayah jarang pulang"ucap aji mencoba menjelaskan
"kita nggak butuh bunda lagi ayah, kita nggak papa hidup kayak gini"ucap fero
Suasana diruang keluarga ini terasa mencekam, ketiga remaja laki-laki ini semakin tak terkendali, sementara sang sulung diam.
"ayah,kenapa ayah harus kayak gini? Kita nggak mau punya bunda baru"ucap daffa dengan nada bergetar
"ayah, ayah bisa memikirkan ini lagi"ucap satria yang sedari tadi diam
"sudah. Ayah tidak meminta pendapat kalian,keputusan ayah sudah bulat"
"ayah harap kalian bisa menerima tante gysel sebagai bunda kalian"
"harus berapa kali daffa bilang, bunda daffa udah disurga! "seru daffa
Plakk
Hening tak ada satupun yang bergerak, mereka syokk melihat sang ayah untuk pertama kalinya bermain tangan.darah menetes disudut bibir daffa,dan daffa menatap ayahnya nanar
Ayahnya tak pernah sekalipun bermain tangan, hanya ada ucapan pedas saat sang ayah sedang marah. Mereka tak habis fikir apa perempuan didepannya ini yang membuat sang ayah berubah.
"daff...fa bu.......bukan maksud ay..."
"makasih yah, aku anggap ini hadiah dari ayah"ucap daffa lalu pergi menuju kamarnya
"ali kecewa sama ayah"ucap ali lirih menahan tangis, dan pergi meninggalkan ruang keluarga diikuti fero
"satria kecewa sama ayah, kecewa sama perlakuan ayah ke daffa barusan. Sekarang terserah ayah mau nikah sama tante gysel ataupun puluhan perempuan lainnya. Satria nggk peduli"
"tapi satu yang harus ayah ingat, satria nggak terima kalo adik-adik yang selama ini satria jaga,disakitin sama ayahnya sendiri ataupun orang lain.permisi"ucap sang sulung dengan nada kecewa
Membuat aji merasa bersalah pada putra-putranya, apalagi kepada sang bungsu. Ia sebenarnya tak bermaksud menampar daffa, tapi ego sedang menguasai nya sekarang.
Elussan dipunggu iti sedikit menenangkannya, ia menileh melihat sosok oerempuan yang sedang teesenyum manis
"mas yang sabar ya, semua akan baik-baik aja. Mereka hanya butuh waktu untuk menerima aku"ucapnya dengan lembut
"maaf ya, karna anak-anak ku belum bisa menerima kamu"ucap aji bersalah
"nggak papa kok mas"
***
Setelah perdebatan diruang keluarga tadi, membuat sikembar ali dan daffa murung dikamar, dari siang tadi sampai malam ini mereka belum menunjukkan batang hidungnya.
Satria tau apa yang di rasakan adik-adik nya, mereka ditinggal sang bunda untuk selamanya saat mereka seharusnya mendapatkan kasih sayang lebih,dan sekarang saat mereka sudah dapat menerima takdir mereka harus menerima akan ada pengganti sang bunda.
Satria juga merasakan itu, tapi ia harus tetap tegar ia tak ingin membuat adik-adiknya semakin terpuruk.
"fer, lo panggil si ali sana"suruh satria
"lah, eamng belum keluar dari tadi? "
"belumlah, kalo udah keluar gue nggak bakal nyuruh lo. Oon"
"dih udah nyuruh pake ngatain lagi"
"udah sana elah, bentar lagi makan malem. Dari siang tadi mereka belum makan apapun. Apalagi ali baru sembuh kemarin"
"iya"fero menuruti perintah kembarannya, ia menuju kamar ali, dan mengetok pintunya. Namun tak ada jawaban satu pun
________________
Tinggalkan jejakkkkkk
Dea 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS
Randommereka memang tak pernah akur, tak ada satu hari tanpa bertengkar tapi mereka satu, tak dapat dipisahkan apapun yang terjadi semua akan merasakan sakit yang sama Gue suka gunung,- daffa Gua suka pantai,-ali Tapi ada rahasia yang mereka tak tau, mau...