S T U D Y

9 3 0
                                    


Abigail Hana Pratama. Anak bungsu dari empat bersaudara keluarga Pratama. Menjadi anak bungsu keluarga kaya ditambah dengan punya tiga abang baik hati, menjadikannya siswi SMA paling bahagia.

Cantik, baik hati dan tidak sombong, rajin menabung pula. Punya teman banyak, kaya, juga pint -ah, mungkin hanya satu ini yang kurang untuknya. Tapi Abigail itu hanya malas belajar kok, bukannya tidak pintar.

Tapi bodoamat lah, ya.

Asalkan dia masih bisa makan, tidur, buang angin beserta buang air kecil juga besar, dia santai-santai aja, tuh.

Tapi, andai saja ditambah dengan-

"ABIGAIL, NILAI RAPORT KAMU KENAPA WARNANYA KAYA ROK ANAK SD SEMUA HAAAAAA?!"

-pensiunnya pekikan Mama tiap terima raport.....

***

Hari Minggu pagi yang cerah, Abigail yang biasanya baru bangun menjelang tengah hari, kali ini berbeda. Meskipun memerlukan tenaga lebih untuk membangunkan gadis ini, namun sekarang dia sudah duduk kalem di lantai kamarnya untuk belajar.

Walaupun sebenarnya kata "belajar" ini hanyalah title. Karena yang sedang dia lakukan sekarang adalah scrool explore aplikasi Instagram.

Anak zaman now, gitu loh.

Lalu dihadapan Abi ada seorang cowok bernama Arafa Bimantara, yang sangat disayangkan harus satu kelompok dengan Abi, ditugas kelompok kali ini.

"Bi, lo niat nggak sih, ngerjainnya? Plis dong fokus dulu. Itu hape lo diletakin dulu nggak bisa apa?" Tegur Rafa, untuk kesekian kalinya.

"Bentar aja sih, Raf. Nih, coba liat nih meme ini, lucu banget, anjir!"

Cukup sudah. Rafa tak bisa memakluminya lagi. Direbutnya hape itu lantas memasukannya ke dalam kantong celana jeansnya.

"Eh, Rafa! Lo apa-apaan sih? Kembaliin hape gue!"

Rafa menggeleng. "Nggak. Hape lo gue sita sampe tugas kita selesai. Itu cepetan bagian lo selesein."

"Apaan sih, nyita-nyita. Itu hape gue! Hak gue! Kembaliin nggak?!"

Rafa bergeming, dia bahkan pura-pura tidak mendengar ucapan Abi. Merasa tak dihiraukan, Abi dengan berani menarik kaos yang dipakai Rafa hingga Rafa mendongak menatapnya.

"Balikin. Hape. Gue!" Kata Abi dengan penekanan di setiap katanya.

Rafa menghempaskan tangan Abi dengan kasar, lalu dengan intonasi yang tak kalah tajam dia berujar,

"Selesein dulu bagian lo, baru hape lo gue balikin. Lo mungkin ngerasa tugas ini ga penting, tapi bagi gue ini penting banget. Jadi sebaiknya kalo lo pengen hape lo balik, lo selesein dulu bagian lo!"

Selesai dengan perkataannya, Rafa keluar dari kamar Abigail.

Cih, memangnya mau ke mana dia itu?

Lagian ini kan, rumah Abigail. Masa dia keluar masuk sesukanya di rumah orang, sih? Dan lagi, sebenarnya Abigail tidak bermaksud menganggap tugas itu tidak penting, dia hanya...

...em.. tidak suka?

Dia tidak suka belajar.

Kenapa dia harus belajar?

SIAPA YANG MENCIPTAKAN BELAJAR SIH?!

Lagian si Rafa itu, kalau dia merasa tugas ini penting banget kenapa nggak dia kerjain sendiri gitu? Secara dia 'kan, yang rangking 1 di kelas.

S T U D YWhere stories live. Discover now