Ch 6 : Mak Comblang = Iwung

306 52 10
                                    

Ada yg kangen sama gue nggak?
G.
Oke makasih.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~ Keesokan harinya ...

Daehwi POV

Pagi ini aku sudah berusaha membuka mataku lebar-lebar, tapi hasilnya NIHIL.

Kedua mataku benar-benar bengkak dengan sempurna. Selain karena menangis sepanjang malam, juga karena aku baru tidur saat subuh.

Kulangkahkan kakiku menuju cermin fullbody di pintu lemariku, mematut figurku saat ini. Hasilnya tidak jauh beda dari apa yang aku perkirakan.

Aku menghela nafas pelan, kemudian berjalan menuju kamar mandi. Aku harus memikirkan alasan masuk akal yang bisa kulontarkan kalau ada seseorang yang bertanya tentang keadaanku ini.

Setelah selesai bersiap, aku turun menuju ruang makan dimana sarapanku sudah disiapkan mama lengkap dengan bekalku dan note dari mama. Oh, mama berangkat pagi-pagi lagi karena urusan pekerjaan.

Aku tersenyum kecil, mama benar-benar bekerja keras. Mama harus bekerja untuk hidup kami berdua, karena papa sudah berpulang saat aku masih belia.

Aku anak tunggal, jadi hanya ada mama dan aku di rumah.

Setelah menghabiskan sarapanku, aku berjalan menuju halte dan berangkat sekolah dengan naik bus. Saat aku naik, penumpang pagi ini terlihat tidak begitu ramai, dan sepertinya tidak ada sosok yang aku kenali.

Syukurlah! Setidaknya hanya sedikit pasang mata yang menatapku heran.

Aku mengambil tempat duduk di dekat jendela, memandangi jalan dan kendaraan yang berlalu lalang. Sesekali aku menghela nafas, menyesali kebodohanku yang lupa memakai kaca mata. Kan setidaknya aku bisa menyamarkan mata bengkakku ini.

Bus berhenti di pemberhentian selanjutnya dan beberapa penumpang masuk, beberapa lagi turun. Aku tidak terlalu memperhatikan, sampai seseorang duduk di sebelahku. Aku menoleh, dan betapa terkejutnya aku mendapati siapa yang duduk disebelahku.


"Lin?" Reflek aku menyapanya.

"Hai, Hwi!" Sapanya balik dengan senyum tipisnya, namun sesaat kemudian senyum itu luntur berganti tatapan menyelidik.

Ouch!! Ini terjadi kemarin, dan hari ini juga? Yang benar saja, betapa malunya aku ketahuan menangis oleh Guanlin, dua kali!

"Err... Jangan diliatin." Kataku pelan, memalingkan wajahku ke jendela bus di sebelah kiriku.

"Ah? Err... Iya. Sorry?" Jawabnya canggung.


Selanjutnya suasana menjadi hening.
Aku tidak tau apa yang tengah ia cari, namun saat ini ia sedang mengubrak-abrik tasnya. Apa dia kelupaan sesuatu?


"Nih pake." Perintahnya sambil menyodorkan kaca mata berframe bulat padaku.

"Eng... Kenapa?" aku bingung.

"Pake biar nggak keliatan banget mata lo lagi bengkak."

"Ohh... Gapapa kok Lin, ga usah." Tolakku.


Dia mengendus pelan lalu tanpa seijinku langsung memakaikan kaca mata itu padaku. Dan aku hanya bisa melongo...

 Dan aku hanya bisa melongo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
We Loved ( PanHwi / GuanHwi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang