Gracia menghempaskan duduknya di kursi samping kemudi. Manajernya menatap Gracia dengan tatapan bingung. Helaan nafas kasar juga sesekali lolos dari mulut Gracia. Gelisah, itulah yang dirasakan Gracia sekarang. Sudah berkali-kali dia ditolak oleh Viny. Dan sudah berkali-kali pula dia berjuang mendapatkan perhatian Viny.
"Kenape lo?" Gracia menatap manajernya, "Tau, pusing gue Sis."
"Pusing kenape lo?" Sisca, manajer Gracia menjeda kalimatnya, "Lagi dapet?"
Gracia menepuk lengan Sisca, dan menajamkan tatapannya pada manajernya itu. Sementara sang manajer hanya tertawa melihat ekspresi Gracia.
"Ya habisnya elo, kagak kasih tau gue alasannya." Ucap Sisca diiringi tawanya.
"Tau! Gue kesel!" Ambek Gracia.
"Ditolak lagi lo sama Viny?" Sisca menaikkan sebelah alisnya.
"Tau darimana lo?" Gracia menatap Sisca, "Ngikutin gue lo ya?"
Sisca meringis, dan mengalihkan perhatiannya dari Gracia, "Dih! Ngapain juga gue ngikutin lo? Kuker banget gue."
"Trus, kenapa lo tau gue ditolak Viny?" Tanya Gracia.
Sisca tersenyum miring, "Ya, lo kan emang udah sering ditolak sama Viny. Jadi, gue udah ga heran kalo lo ditolak lagi sama dia."
"Ish! Nyebelin ya lo!" Rengek Gracia.
Sisca terkekeh pelan, "Ya elonya juga yang terlalu berharap sama Viny. Harusnya lo sadar Gre. Ada orang yang lebih mencintai lo."
"Siapa?"
"Ya, nanti lo juga bakal tau."
Gracia hanya mengangguk, kemudian mengalihkan perhatiannya dari Sisca. Dia mengeluarkan ponselnya dan mulai memainkan ponselnya. Sisca tersenyum getir saat melihat Gracia yang telah diam dan memainkan ponselnya.
"Andai lo tau kalo orang yang cinta sama lo itu gue, Gre." Batin Sisca.
"Ngapain lo liat gue?" Tanya Gracia tanpa mengalihkan pandangannya pada ponsel.
Sisca tersentak, kemudian menggeleng, "Ngga! Siapa juga yang ngeliatin lo?"
Gracia tersenyum miring, dan menatap Sisca, "Boong aja trus ya."
Sisca memutar malas bola matanya, kemudian menghidupkan mobil Gracia, "Mau kemana nih kita? Lo kan ga ada syuting hari ini."
"Pulang. Gue mau istirahat, nenangin diri gue." Jawab Gracia.
Sisca mengangguk, kemudian menjalankan mobil Gracia pulang ke rumah.
***
Viny POV
Aku dan Acha masih betah berada di taman ini. Sudah beberapa foto yang kami ambil di taman ini. Aku dan Acha bergantian mengambil foto. Aku tersenyum saat memandang hasil foto yang diambil Acha. Acha memang jago dalam segi pengambilan gambar. Tak heran, dia bekerja menjadi fotografer dulu sebelum menjadi asisten aku.
"Vin, udah puas belom lo?" Aku menatap Acha dan menganggukkan kepalaku.
"Ya udah, yuk pulang. Gue mau istirahat." Ajak Acha.
Aku dan Acha pun memutuskan untuk beranjak dari taman tersebut dan pulang ke rumah.
***
Author POV
Sepanjang perjalanan pulang, Viny dan Acha terus saja mengobrol. Mulai dari kesibukan Viny hingga apapun yang menurut mereka cocok untuk menjadi topik bahasan mereka. Sesekali, suara tawa pecah dari mulut Viny saat dia berhasil menggoda Acha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower of Love(Completed)
Fiksi PenggemarKetika CINTA datang tanpa mengenal WAKTU