Waktu sudah tengah malam. Jihoon gelisah dalam tidurnya. Gimana tidak. Ac di apartemenya mati.
Sedaritadi tanganya sibuk mengipas-kipas menggunakan buku.
"Uhh.. kenapa harus rusak sekarang sih"
Dia mengomel sendiri. Matanya sungguh memberat. Suasana kamar tidak mendukung dia untuk tertidur dengan tenang.
Dia berguling ke sana ke mari mencari tempat ternyaman yang bisa membuat dia tertidur damai.
Dan berakhir dia jatuh ke lantai.
"Hmm.. Dingin. Tidur di sini aja" jihoon mulai memejamkan matanya.
Kringg kringggg.
Bunyi alarm terdengar. Jihoon segera bangun. Meski dalam keadaan masih mengantuk. "Uh.. baru juga bisa tidur uda pagi aja" ujarnya sambil berjalan menuju kamar mandi.
Di kamar mandi dia tidak langsung mandi. Justru wajahnya dia senderkan di dinding kamar mandi. Ngumpulkan nyawa itu penting.
20 menit sudah. Jihoon yang teringat jika soonyoung yang tidak suka menunggu pun buru-buru mengguyur tubuhnya dengan air.
"Jangan sampai dia marah,bisa repot" jihoon dengan asal menggosok tubuhnya menggunakan sabun cair.
Jihoon melirik jam di dinding kamarnya. "Mpus.. sebentar lagi dia bakalan datang, aduh.. mana aku belum sempat sarapan lagii" jihoon sibuk membenahi tubuhnya di kamar.
Tap tap tap
Jihoon melangkah cepat menuju halaman depan. Jangan sampai soonyoung duluan sampai. Bisa habis jihoon kenal omel. Soonyoung itu emang seperti cewek. Cerewet melebih mamanya mungkin."Ahk. Syukur lha. Dia belum datang" jihoon mengatur nafas yang berlaju tak beraturan.
Soonyoung datang. Di saat nafas jihoon sudah mulai tenang.
Jihoon mendekat dan...
"kamu begadang?" Ujar soonyoung menatap tajam ke arah jihoon.
Jihoon menyentuh bagian bawah matanyanya. "Apakah kelihatan? Padahal aku uda tutupin pakai bedak" ujar jihoon dalam hati.
"Kenapa diam?" Soonyoung masih di atas motornya.
Jihoon memasang wajah memelas. Ini pertama kalinya dia melakukan hal menggelikan. "Ac di apartemen ku mati,aku gak bisa tidur,panas" ujarnya manja. Di dalam hati dia mengutuk dirinya sendiri.
Samar-samar senyum tipis di bibir soonyoung keluar. Tipis sekali. Siapapun tidak ada yang tahu.
"Kok bisa?" Soonyoung kembali ke mood galaknya.
"Ya gak tahu lha" jihoon segera naik ke atas motor soonyoung. "Hari ini aku gak usa pakai helm nya. aku ngantuk. Mau tidur bentar" jihoon buru-buru memeluk tubuh soonyoung tanpa di suruh.
Soonyoung mengigit pipi dalamnya. Uh dia tidak perna melihat jihoon berlaku seperti ini. Biasanya kan jihoon selalu membantah omongan dia.
"Pegangan yang erat" soonyoung tidak mungkin dong marah-marah jika jihoon sudah berlaku seperti anak ayam.
Selama perjalanan tidak ada obrolan. Selalu begini kan?.
Di dalam hati soonyoung bertanya-tanya apa ia karna Perkataannya semalam yang membuat jihoon jadi berubah manja begini. Perkataan tentang aku menyanyangin mu itu loh.
Kalo emang ia, soonyoung bersyukur ada kemajuan untuk hubungan dia dan jihoon.
"Kita uda sampai,kamu gak ada niatan untuk bangun?"
Jihoon tersentak. Membuka matanya. "Uda sampai ya, kok cepat?" Ujarnya polos. Efek apa?
"uda.. cepat turun, cuci muka sana"
Jihoon menurut. Dia pergi setelah soonyoung memberikan ciuman pagi.
Tiap hari harus begini kan.-aku sengaja ngebut.wkwkkw. maaf kalo kalian bosan-
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Berkepala Batu, Berkelakuan Datar Dan Dingin(SOONHOON)
Historia CortaKisah cinta terpaksa jihoon dengan soonyoung berkepala batu. Apakah berakhir manis atau malah sebaliknya?