💞💞Happy Reading💞💞

💕_💕_💕

"Karena Menjadi Diri Sendiri itu yang terbaik."

"Saranghaeyo gomawoyo nananananannn......"  Ibu Ria yang hari ini bertugas menjaga UKS datang lebih awal. Ia menyanyikan lagu kesukaannya sambil membuka pintu UKS, meskipun ia tidak hafal lirik lagunya.

"Astagadragon, kalian ngapain di UKS. Lah UKS tempat orang sakit. Bukan buat pacaran." Omel Bu Ria serasa ngerap.

Cindy dan Boy kaget dan segera bangun. "Maaf Bu pacaran itu apa? Dalam kamus Cindy gk ada kata pacaran." Cindy gk ada rasa takut sama sekali membalas ucapan Bu Ria.

"Eh Maaf Bu Kita kekunci kemarin Bu. Gk tau yang ngunci siapa. Yang jelas orangnya cewe." Boy menjelaskan yang sebenarnya terjadi kepada Bu Ria sebelum Cindy yang menjelaskannya yang akan berujung pemberian sanksi.

"Iya nih Bu. Kami gk ngapa-ngapain kok Bu. Tenang aja. Kan Cindy gk tau pacar-pacaran." Ujar Cindy sambil memperlihatkan mimik wajahnya yang imut.

"Okay kalian sekarang keluar dari UKS. Silahkan ke kantin untuk makan. Kalian pasti belum makan." Bu Ria tiba-tiba berbaik hati.

"Ya iya Lah Bu. Yakali mau makan kasa. Minum alcohol, betadine,dkk. Ibu nih mmmmmmmphhhh..." Cindy tidak melanjutkan lagi apa yang ia katakan karena telapak tangan Boy tiba-tiba menutup mulutnya.

"Bacottttt" Boy menarik tangan Cindy agar segera keluar UKS menuju kantin. Sekolah masih sepi, mereka memanfaatkan situasi itu untuk bebas dari pertanyaan-pertanyaan aneh teman-temannya. Kok bisa sama dia ? Lo ngapain aja? Jangan bilang.....? Masih banyak hotel bro, lah napa di UKS? Dll......

Mereka langsung memesan makanan ketika sampai di kantin.

"Lo mau makan apa." Tanya Boy.

"Makan Hati minum darah." Ucapnya dengan wajah serius.

"Lo bisa gak si serius kalo ngomong. Yaudah gak usah makan biar mamposss." Boy sungguh kesal dengan apa yang barusan Cindy katakan.

"Bu gw pesan bakso 3 piring + jus Strawberry 2 gelas." Cindy memesan makanannya sendiri tanpa bantuan Boy.

"Lo gak makan sehari, kayak orang gak makan setahun aja." Ucap Boy sambil menyantap makanan dihadapannya.

"SSIO dong." Ucap Cindy sambil menunggu pesanannya yang memang membutuhkan waktu agak lama untuk membuatnya.

"Paan sih lu ssio ssio. Gak jelas banget."

"Suka-suka istri oppa wleeeee." Ucapnya sambil menjulurkan lidahnya.

"Semoga tercapai semua angan dan cita-citamu..." Lagu yang dinyanyikan Boy suksek membuat Cindy kagum.

"Suara lo lumayan juga." Ia memuji suara Boy.

"Iyalah, adeknya Judika." Ucap Boy sambil kedua ujung bibirnya terangkat naik membentuk senyuman.

"Ini pesanannya. Semuanya seratus ribu." Ia merogoh sakunya dan alhasil hanya mendapatkan uang lima ribuan 2 lembar.

"Bu saya hutang dulu aja ya, nih tinggal sepuluh ribu. Besok saya bayar deh." Ucapnya sambil memperlihatkan ekspresi lucunya.

"Iya, tapi ingat ya."

"Imut." Ucap Boy.
Tenyata sedari tadi ia memperhatikan Cindy yang sedang memesan makanan. Dan ia melihat betapa imutnya Cindy ketika bersikap seperti tadi.

"Yeyeyeyeye makan."
Cindy duduk di hadapan Boy.

"Lo tinggal makan aja, bacot."
Ucap Boy tanpa melirik Cindy.

"Sewot aja sih lo. Mulut mulut gue kan. Napa lo yang sewot sih." Ucapnya.

Akhirnya mereka selesai sarapan yang diselingi dengan keributan.

"Boy, lo mau pulang gak?" Tanya Cindy.

"Iya nih. Mommy aku pasti lagi nyariin. Kenapa emang?"

"Lo mau gak anterin gw. Perut gw sakit banget." Ucap Cindy seraya menekan perutnya.

"Lo bawa Mobil?"

"Iya gw bawa mobil." Jawab Cindy.

Boy segera mengambil tasnya dan tas Cindy. Ia mengantarkan Cindy ke rumahnya.

"Rumah lo dimana?" Tanya Boy.

"Atas tanah bawah langit Boy." Boy kesal mendengar jawaban Cindy.

Ia hendak menower kepal Cindy tapi tiba-tiba Cindy menjerit kesakitan.

"Akh, perut gw sakit banget. Njirr." Masih sempat-sempatnya dia mengumpat.

Boy melajukan mobil dengan kecepatan diatas rata-rata. Cindy fine-fine aja Boy melajukan mobilnya seperti itu, karena dirinya tak jauh beda dengan cara Boy meljukan mobilnya.

"Rumah lo dimana? Serius Cindyyyyy." Ucap boy menekankan Nama Cindy.

"Belok kanan, tuh depan."
Boy mengikuti kata Cindy.

Ketika sampai di sana, Boy heran. Ia malah ada di apartemen.

"Lo tinggal di apartemen?"
Tanya Boy.

"Iya. Bantuin gw berdiri." Cindy sangat  kesakitan.

"Ayo." Boy menuntun Cindy masuk ke apartemennya.

Boy membawa Cindy ke kamar Cindy dan membaringkannya.

"Lo istirahat dulu aja. Gw tungguin di luar."

"Di ruang tamu aja. Gw mau bubur. Buatin." Gini nih kalo udah sakit manjanya kumat.

"Aelah, ngerepotin banget lo. Tunggu."
Boy menuju ke dapur dan mulai membuat bubur untuk Cindy.

"Buburnya siap Non. Silahkan dinikmati. Gw tadi khilaf make sianida." Ucap Boy dengan santainya.

"Lo kalo mau bunuh gw gak usah buka kartu bego." Cindy mengambil mangkok bubur yang dibuat Boy untuknya.

"Gw masih mau sekolah Cin, belum niat masuk penjara juga." Ucap Boy.

Cindy kini tengah memakan bubur buatan Boy. "Enak" komentarnya.

"Iya dong. Yang buat cogan yah enak lah." Ucapnya songong.

Annyeong readersku 😘..

Gomawo udah mau baca..

Jgn lupa Voment ya.

PDKT in dulu kaya kamu dan dia 😂

Maaf ya baru sempat up.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang