PROLOG

4 0 0
                                    

"Jangan pergi  aku mohon  aku tak mau kau meninggalkan aku" ari mata ku jatuh  seketika yang begitu deras ,aku tak bisa membendung semuah haya air mata yang selalu mengalir.
Kejadian itu membuat ku berubah .

" Sudahlah nak jangan bayak melamu gx baik buat anaka gadis nanti kau  kesambet" nasehat ibu

"eh ibu siapa yang melamun" mencoba ngeles dan sambil mengusap air mata yang ada di pipiku

" kok bengong aja ibu perhatiin" sabil mengelus kepalaku

" engak kok bu "   sambil aku menikmati usapan lembut kepala dari ibuku  aku pun memeluknya ,sambil seyum palsu yang ku berikan agar meyakinkan ibu

" jangan di pikirin lagi  ikhlaskan saja" ibu  mencobak menenangkanku

" pasti aku usahakan utuk melupakannya dan ikhlas" . Semakin ku peluk tubuh ibuku erat-erat dan menangis dalam pelukan ibuku aku tak pernah dalam hidupku menrasakan ujin hidup seberat ini .

"hiks hiks hiks bu apa tuhan ngak sayang lagi dengan ku.

" jangan bilang gitu kalo kamu di beri ujian kayak gini berati tuhan masih sayang sama kamu nak". Kata ibu

"aku ngak kuat lagi bu lebih baik aku mati aja". Entah mengapa kata-kata setan itu langsu terucap dari mulutku

" tenangin diri kamu ya  malam ini ibu tidur denganmu, semuah ujin pasti ada hikmahnya sayang. Air mata ibu juga ikut menetes aku bisa merasakan tetesan air mata ibu ku tersayang.

Dan aku melihat di balik pintu kamarku yang sedikit terbuka aku melihat ayah ,mengintip dari celah pintu aku melitnya dengan raut wajah kesedian , aku tau ayah dia  memang tak bisa melita putri ke sayangnya menteskan air mata . Karena jika dia melihat pasti dia juga akan ikut larud dalam suasana . Beda dengan ibuku yang selalu tegar dan tangguh menghadapi anak-anaknya , karena haya ibu yang bisa menenangkan anak-anak jika ada masalah apapun itu, ibu selalu mendukung.
Kalo ayah emang ngak seperti ibu mungkin juga pengaruh dari penyakit yang derita ayah sudah hampir 2 tahun ayah terkena penyakit diabetes. Walaupun badanya kelihatan sehat tapi ayah sangat ringkih , sudah bayak pengobatan yang di tempuh dari yang medih hinga herbal, sebenernya aku juga ngak mau nunjukin penderitaan ku kepada ayah, tapi gimana lagi aku juga tak bisa membendung perasaanku.



Jangan lupa vote dan kasih komentarnya temen- temen
Makasih yang udah baca

Email: anur97860@gmail.com

sendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang