Chapter 14

780 50 5
                                    

Disclaimer : Ichiei Ishibumi

Pertandingan semifinal kedua, mungkin pertandingan itu lebih dinantikan dibandingkan pertandingan sebelumnya karena para penonton penasaran apa yang akan dilakukan oleh Musashi dalam menghadapi anak bermasalah itu.

Tidak seperti Raizer yang selalu santai tanpa menggunakan kuda-kuda serangan awal, Musashi benar-benar fokus terhadap musuhnya saat ini dengan mempersiapkan kuda-kuda terkuatnya dengan kedua pedang yang bersiap menebas kapanpun saat Raizer mendekat.

Gadis itu benar-benar ingin memotong Raizer menjadi beberapa bagian. Maa mengesampingkan tingkah Raizer yang memang menjengkelkan untuk orang lain, gadis itu saat ini hanya berfokus untuk mengalahkan Raizer dengan niat murni. Memang bukan sikap yang buruk, namun semakin tinggi ekspektasi yang ia pegang, maka semakin sakit saat dia jatuh.

Kebetulan Raizer tidak pernah memikirkan soal harga diri atau ekspektasi tinggi saat bertarung, jadi dia tidak memiliki hal yang membatasinya dalam pertarungan. Dia adalah sosok petarung yang murni hanya mengikuti insting saja.

"Rasanya kau menjadi lebih diam, apa yang kau rencanakan?"

"Hm? Oy oy, hanya orang bodoh yang langsung memberitahu rencananya saat ditanya musuh? Kau kebanyakan nonton anime ya?"

Lagipula hanya orang sangat bodoh atau terlampau kuat yang mau membeberkan rencana mereka kepada musuh. Raizer tidak termasuk kedalam dua kategori itu, alias mengambang. Dia memang pernah berhadapan dengan orang yang menggunakan katana sebagai senjata, tapi saat itu hanya diayun-ayunkan secara membabi buta dan tanpa teknik sama sekali. Saat ini kondisi pertarungannya berbeda sehingga Raizer harus waspada terhadap kemampuan gadis ini.

Melihat dari cara menarik pedangnya, Raizer merasa kalau dia tidak akan menang mudah dari gadis kelinci itu. Dia sudah memiliki pengalaman dalam menangani orang yang menggunakan senjata tajam seperti katana, tapi kebanyakan dari mereka adalah amatir yang hanya bisa mengayunkan seperti Bat saja. Jika situasi memang memungkinkan, dia ingin menyerap sebanyak mungkin pengetahuan untuk mengatasi seorang pengguna pedang sejati.

Hanya satu hal yang perlu Raizer siapkan untuk melawan Musashi, yaitu bersiap menerima serangannya. Berdoa saja agar gadis itu tidak terlalu kejam untuk menikam langsung bagian kepala, leher, atau jantung dalam gerakan pertamanya.

"Apa kalian berdua sudah siap?"

Pertandingan sebentar lagi akan dimulai, kedua orang itu mulai menaikkan fokus mereka sesaat setelah mereka menjawab sang wasit.

"PERTANDINGAN SEMI FINAL KEDUA, DIMULAI!!-"

Sunyi, tidak ada suara sorakan seperti sedetik yang lalu. Semua orang saat ini memusatkan pandangan mereka yang tertuju ke arah dimana Raizer sedang berdiri. Dia tidak bergerak sama sekali, sedikitpun debu bahkan tidak dihasilkan oleh sepatunya.

*Tes....tes....tes...*

Raizer hanya diam-tidak, tubuhnya seolah beku karena melihat adegan yang baru ia saksikan. Raut wajahnya yang sejak tadi terlihat arogan dan santai saat ini berubah menjadi keterkejutan yang tak terbendung setelah melihat kecepatan Musashi yang saat ini telah berada di hadapannya dengan pedang yang telah menusuk pundak kirinya.

"A-apa!? Auto Counter tidak bekerja? Apa Miyamoto-san lebih cepat dariapda reaksi Auto Counter Raizer?"

Bahkan Zell yang sudah berkali-kali melihat kemampuan paling menyebalkan Raizer tidak berguna di hadapan Musashi. Jika seperti itu terus, kesempatan menang Raizer akan turun drastis.

"Menyerang persendian dengan presisi yang sangat akurat saat melesat dengan kecepatan yang bahkan tidak bisa diikuti oleh Auto Counter, teknik yang benar-benar hebat. Apa ini teknik terkuatmu?"

Mondaiji DxDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang