Hi!,
Selamat membaca!,
Hidup ini bukan soal satu hal, melainkan banyak hal dan bagaimana cara kita sebagai manusia menghadapi segala masalah dengan pilihan yang tepat dan bijak, contoh paling sederhana adalah mencari uang. Mencari uang bisa menimbulkan berbagai macam masalah, kenapa? Ketika manusia mencari uang mereka dihadapkan dengan berbagai macam opsi, apakah mereka akan mencari uang dengan pekerjaan yang tidak merugikan orang lain atau malah sebaliknya?, begitupun dengan cinta, ini adalah contoh yang sering dialami berbagai macam kalangan, dari mulai anak sekolah sampai orang yang sudah tua, kebanyakan orang menilai kalau cinta itu akan selalu membahagiakan dan penuh kasih sayang, sayang sekali tampaknya pengkhianatan cinta mencerminkan kalau cinta yang membahagiakan dan penuh kasih sayang itu hanya sebuah mitos, nyatanya jika ingin bahagia atas nama cinta, kita harus merasakan pahitnya terlebih dahulu, dan sekarang aku akan memberikan kalian sebuah penggambaran cinta yang mengkhianati.
Aku jarang merasakan cinta, sekalinya merasakan cinta aku dikhianati, setelah mendapat pengganti yang aku kira “Sama-sama cinta”, aku dikhianati, lagi. Kebiasaan ini seperti menjadi bagian dari hidup-ku, dan pada akhirnya aku rasa ini adalah hal yang biasa saja, mungkin karena sudah lelah mencintai dan dikhianati.
Aku bertemu lagi dengannya, sesosok manusia yang aku gambarkan sebagai “mentari-ku”, dan saat itu aku memberanikan diri untuk menyatakan perasaanku padanya, “aku menyukaimu, mungkin cinta”, ia hanya menjawab sambil tersenyum “ah kamu, jangan membudaki dirimu sendiri karena cinta ya!”, aku tidak mengerti apa maksud dari ucapannya, apakah ia menyemangatiku untuk terus mengejarnya atau malah ia menolak-ku secara sopan?, aku sangat senang jika ia secara tidak langsung menyuruhku untuk mengejarnya, tetapi bagaimana jika ia secara tidak langsung menolak, apakah aku melakukan sebuah kesalahan?, ataukah aku menyakiti perasaannya?, kurasa tidak, yang ingin aku katakan saat itu adalah “kamu tidak ingin bahagia bersamaku ya?”, padahal aku siap untuk menerima segala konsekuensi atas pernyataanku ini, sejak saat itu dia malah menghilang entah kemana, dan sekarang harapan yang aku tanamkan sejak pertama kali bertemu sudah menjadi debu yang terbawa angin. Lagi-lagi aku kehilangan sesosok manusia yang aku anggap sebagai cahaya mentari yang menuntunku keluar dari kegelapan, dulu aku pikir kita ini adalah manusia yang dipertemukan untuk mengisi lubang besar didalam hati kita ternyata aku salah, mungkin ini adalah akhir dari cerita kita, sayonara hizashi.
Dulu aku selalu merasa ada yang hilang, tetapi apa?, aku seperti kehilangan sesuatu yang sangat penting dalam hidup-ku, apakah itu popularitas?, uang?, status sosial?, kasih sayang?, aku tidak mengerti sampai saat ini, jika ditanya soal cinta yang hilang, aku meragukannya, aku tidak begitu peduli dengan cinta, cinta hanya membuatku hanyut dalam rasa sakit, seperti pohon tak terurus yang kehilangan daunnya satu per satu yang pada akhirnya menjadi pohon yang kering, setelah kehilangannya akupun sadar jika yang hilang itu adalah sesuatu yang aku cari-cari, Watashi no miryoku yang berarti “mentari-ku”.Entah bagaimana dengan esok hari, apakah aku bisa menemukannya atau tidak.