Prolog

4.5K 171 6
                                    

Bulan purnama bersinar terang di langit malam yang tampak luas tanpa awan. Udara dikota malam hari ini cukup dingin, Angkasa dengan motornya terus menyusuri jalanan kota untuk pulang ke rumahnya yang ada diperumahan tak jauh dari kota. Angkasa seperti sedang kesurupan saat mengendarai motornya karena tidak sekalipun dia menghiraukan klakson pengendara lain bahkan dia terus menerobos melewati celah celah jarak antar mobil.

"Ini motor kenapa si? Ga enak banget dipake." gumamnya sambil meminggirkan motornya kemudian berhenti, dia mengecek roda motornya ternyata gembes membuatnya terus mengumpat kesal.

"Sial, kenapa harus sekarang." ucapnya sambil turun dari motor.

"Mana ngga ada bengkel lagi." lanjutnya sambil menengok ke arah kanan dan kiri mencari bengkel.

"Kak." panggil suara perempuan dari belakang Angkasa membuat Angkasa merinding seketika, Angkasa menengokan kepalanya ke belakang.

"Eh banci kaleng." latah Angkasa sambil berjalan mundur saat melihat seorang gadis dengan rambut panjang dan wajah yang lusuh.

"Lo siapa?" tanya Angkasa yang ketakutan.

"Nanti aja kak, mending sekarang kita pergi dulu dari sini soalnya disini banyak begal." balasnya membuat Angkasa langsung percaya dan mengangguk. Angkasa menuntun motornya mengikuti gadis yang tidak dia kenal itu.

"Eh btw, lo bukan umpan kan? Ntar jangan jangan kalo gue ngikutin lo, gue malah dibegal." balas Angkasa menduga duga yang menjorok ke suudzon.

"Bukan kak, motor kakak kenapa? Perlu ke bengkel engga? Kalo perlu nanti aku ajak kesana sekalian." balasnya.

"Perlu nih," balas Angkasa kemudian gadis itu mengangguk mengerti, Angkasa dibawa oleh gadis itu ke sebuah bengkel yang cukup jauh dari sana membuat Angkasa cukup kelelahan.

"Aduh, mas udah mau tutup ini." ucap si pemilik bengkel membuat Angkasa yang masih mengatur nafasnya langsung terkejut.

"Om Reza, bantuin dia please, kasihan tadi dia berhenti di dekat markas begal." balas gadis itu memohon ke pemilik bengkel kemudian si pemilik bengkel langsung menuruti permintaan gadis yang membawa Angkasa kesana.

Motor Angkasa langsung ditangani oleh pemilik bengkel, Angkasa duduk di tempat duduk yang ada disana sedangkan gadis yang membawa dia kesana entah pergi kemana.

Cling

Bintang :
Lagi dimana nih bro?

Mendapat pesan itu membuat Angkasa tersenyum sendiri, dengan cepat Angkasa langsung membalasnya.

Angkasa :
Bengkel bro, si hitam ngambek nih
*Send pict

Sudah satu tahun berlalu, Bintang dan Angkasa masih berpacaran meski banyak hal hal yang sulit yang sudah mereka lewati namun mereka tetap bertahan.

Bintang :
Oh kasihan oh kasihan o oh kasihan

Angkasa :
Gue pacar lu anying

Bintang :
Bgst

Angkasa :
Heh! Jarinya ya minta dipotong

Bintang :
Bgst (bagus sangat), Posthink ya jangan nethink mulu.

Angkasa :
Saya suka♥️

Bintang :
Selamat menunggu ya zheyeng, gw mau tidur

"Kak ini takutnya haus." ucap gadis yang membawa Angkasa ke sana dengan tiba tiba membuat Angkasa terkejut lagi.

"Astaghfirullah." ucap Angkasa terkejut.

Gadis itu sudah rapi dengan baju yang berbeda tampaknya dia sudah mandi. Angkasa menerima botol yang dia sodorkan karena memang dia haus, si pemilik bengkel masih sibuk mengotak atik roda motor Angkasa.

"Ven, udah dapet kerjaan belum?" tanya Reza si pemilik bengkel.

"Belum Om, tadi aja Venus nyusruk ke selokan gegara ngantuk banget. Udah capek Venus kesana kemari ga nemu kerjaan." balas gadis itu yang ternyata bernama Venus. Mendengar tentang pekerjaan, Angkasa teringat tentang kafe milik pacarnya yang sedang membuka lowongan pekerjaan.

"Lagi nyari kerjaan?" celetuk Angkasa membuat Venus langsung menatap Angkasa.

"Iya," balas Venus sambil mengangguk.

"Gue ada lowongan nih kalo mau, kerjanya jadi pelayan kafe." balas Angkasa sambil menunjukan brosur yang dia simpan di tas lalu memberikanya ke Venus.

"Kak ini beneran?" tanya Venus yang terlihat senang kemudian Angkasa mengangguk.

"Kalo lo minat, dateng aja ke alamat kafe itu besok." lanjut Angkasa dan Venus hanya mengangguk.

"Nah rejeki tuh Ven." ucap Reza yang masih sibuk mengotak atik motor Angkasa.

***

Seorang gadis dengan piyama tidurnya berjalan dengan kepala pusing setelah jatuh dari tempat tidurnya. Dia mengambil minuman dingin dari dalam kulkas berharap dapat meredakan rasa pusingnya. Dia adalah Bintang, Bintang terus memegangi kepalanya sambil meminum minuman dingin yang dia ambil.

Setelah satu tahun berlalu, Bintang sudah menduduki kelas 11 di SMA Garuda, Atlan sudah lulus dan sekarang dia berkuliah jurusan bisnis. Sedangkan, Galaksi naik ke kelas 12. Sekarang, Rain dan Alana sudah tinggal dirumah Bintang membuat Bintang sedikit tidak nyaman di rumah karena dia kurang tidak suka dengan Alana.

"Angkasa udah pulang belum ya?" tanya Bintang yang penasaran. Dia meneguk segelas minuman dingin yang ada ditanganya kemudian dia memilih untuk keluar dari rumah mencari tahu tentang Angkasa yang sudah pulang atau belum.

Sorotan lampu cukup terang dari arah kanan, itu adalah motor milik Angkasa yang baru saja masuk ke dalam perumahan. Bintang tersenyum senang karena dia beruntung bisa bertemu Angkasa.

"Ngapain malem malem keluar?" tanya Angkasa yang berhenti tepat didepan Bintang, dia mematikan mesin motornya.

"Coba tebak." balas Bintang.

"Nunggu daddy sugar ya?" tanya Angkasa sambil terkekeh membuat Bintang langsung mencubit lengan Angkasa. "Sembarangan." kesal Bintang.

"Gue nungguin lo," balas Bintang.

"Ah masa?"

"Yaudah kalo ngga percaya." balas Bintang.

"Btw, gue ada satu orang nih yang mau kerja di kafe lo." ucap Angkasa.

"Siapa? Cewek ya?"

"Iya cewek, gausah cemburu!" balas Angkasa sambil mencubit pipi Bintang membuat Bintang sedikit meringis kesakitan.

"Besok dia ke kafe, tunggu aja." balas Angkasa dan Bintang mengangguk mengerti.

"Yaudah sana masuk, disini dingin." ucap Angkasa menyuruh Bintang untuk masuk ke dalam rumah.

"Iya iya, lo juga masuk sana gausah nyari cewek mulu!" tegas Bintang dan Angkasa malah tertawa renyah.

"Buat apa nyari cewe lain, gue udah punya lo." balas Angkasa kemudian dia menyalakan motornya.

"Gombal terus, gue masuk dulu ya." balas Bintang dan Angkasa mengangguk.

Kemudian Angkasa melajukan motornya untuk masuk kedalam garasi rumahnya sedangkan Bintang memilih untuk kembali ke kamarnya meski ayahnya memanggilnya untuk bergabung bersamanya yang sedang menonton televisi bersama Alana dan Rain. Pusing di kepala Bintang sudah hilang mungkin karena dia bertemu dengan Angkasa.

***

Prolog nih
Maaf kalo ga jelas, gw belum bisa buat prolog
Venus udah muncul
Bumi nanti yaa
Tunggu part 1, insha Allah ngga lama updatenya
Terima kasih♥️
Jangan lupa voment

Retain (Sekuel of Angkasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang