5. His Number

761 154 35
                                    

Eunwoo menatap tangan kanannya yang masih digenggam erat oleh Moonbin. Saat ini mereka tengah menuju apartemen Eunwoo. Bahkan Moonbin tak melepaskan tangan Eunwoo saat berada di lift menuju lantai 17.

Senyum manis tak pernah luntur di bibir Eunwoo sedari tadi sewaktu Moonbin menyelamatkannya dari Mingyu. Moonbin bagaikan hero baginya.

Moonbin berinisiatif untuk mengantarkan Eunwoo hingga sampai ke apartemennya karna ia hanya khawatir jika pria yang memaksa Eunwoo tadi masih berada di sekitar mereka. Tak ada percakapan yang berarti selama perjalanan menuju apartemen Eunwoo karena keduanya juga saling sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Dan kali ini perjalanan mereka entah mengapa terasa sangat singkat bagi Eunwoo. Karna sekarang mereka berdua telah berada didepan pintu apartemen milik Eunwoo. Ah padahal ia masih ingin berlama-lama dengan Moonbin.

Moonbin melepaskan genggaman tangannya dan terlihat sedikit guratan kecewa pada wajah Eunwoo. Moonbin lantas langsung memusatkan atensinya pada Eunwoo.


"Terima kasih telah menyelamatkanku tadi, Moonbin-ssi."


Eunwoo berujar lembut nan tulus dengan senyuman manis mengambang di bibirnya. Moonbin pun membalas senyuman tersebut dengan hangat.

"Kau bisa memanggilku Moonbin saja. Jangan terlalu formal. Tidak perlu berterima kasih. Aku melihatmu dari kejauhan seperti sedang kesusahan terutama saat kau berusaha melepaskan tanganmu darinya. Oleh karna itu aku langsung bergegas menghampirimu. Maafkan aku juga hingga mesti berbohong seperti itu." Jelas Moonbin.

Eunwoo tersipu malu. Ya, Moonbin tadi sempat mengaku 'kekasih'nya. Meski itu hanya bohong, ada secercah harapan dibalik kata tersebut. Mungkin sekarang bohong tapi nanti kedepannya bisa jadi tidak kan, who knows?

Eunwoo hanya menganggukkan kepalanya. "Tidak apa. Kalau begitu kau juga bisa memanggilku Eunwoo saja. Sekali lagi terima kasih. Apa kau mau mampir?"

Moonbin mengecek jam tangannya. Dengan berat hati ia menggelengkan kepalanya. "Um, kurasa tidak bisa. Aku harus ke kafe lagi setelah ini."

"Ah benar. Bagaimana kafenya? Bukankah sekarang sudah waktunya buka?" Tanya Eunwoo.

"Ya. Aku sudah menyuruh temanku untuk membuka kafe sementara aku ada keperluan sebentar. Kapan kau akan mengunjunginya lagi?"

Kalimat terakhir Moonbin membuat telinga Eunwoo memerah. Bukankah itu terdengar seperti pria ini tengah mengharapkan kehadirannya?

"Sebenarnya hari ini aku berniat kesana hanya saja pekerjaanku sedikit menumpuk sehingga lumayan memakan waktu. Jadi mungkin besok aku akan kesana."

"Kau bekerja?"

"Ya."

"Dimana?"

"Di sebuah perusahaan kecil."

Tidak mungkin Eunwoo bilang ia bekerja di Cha Corp sebagai CEO bukan? Eunwoo hanya tidak ingin terlihat menyombongkan diri disini jadi lebih baik ia merendahkan diri dengan mengatakan ia bekerja di perusahaan kecil yah walaupun pada kenyataannya Cha Corp merupakan salah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan.

Moonbin mengangguk mengerti. "Well kalau begitu aku akan menunggumu besok."

"Baiklah."

Sedikit ada jeda keheningan diantara keduanya. Namun setelah itu suara Moonbin yang kini kembali mencoba membuka sebuah percakapan.





"Bolehkah aku meminta nomormu?"




Eunwoo yang sedang menunduk sontak terkejut atas pertanyaan Moonbin.

"H-Hah?"

Moonbin sedikit gugup terbukti jika sekarang ia malah menggaruk lehernya yang tidak gatal. Dan itu terlihat lucu dimata Eunwoo.


"Nomormu. Bolehkah aku menyimpannya?"

Eunwoo jadi tersipu sendiri. Ia menganggukkan kepalanya semangat. Oh ayolah dari awal emang Eunwoo sudah mengincar nomor milik Moonbin dan kini Moonbin sendiri yang menanyai nomor miliknya. Heol, mimpi apa Eunwoo semalam?

Moonbin hanya terkekeh pelan dan memberikan ponselnya. Eunwoo lantas langsung mengetik beberapa angka yang sudah ia hapal diluar kepalanya di ponsel Moonbin dan mengembalikannya kepada sang pemilik. Moonbin tersenyum tipis sementara Eunwoo mengulum senyumnya agak tak terlihat terlalu excited.

Sial, dia ingin tersenyum sangat lebar saat ini.

Moonbin menekan tombol hubungi hanya untuk mengetes nomor tersebut dan getaran di saku celana Eunwoo membuat senyum Moonbin mengambang semakin lebar.

"Itu nomorku. Jika ada apa-apa silahkan hubungi aku terutama jika pria hidung belang tadi menganggumu langsung saja hubungi aku ya."

Ucapan Moonbin membuat Eunwoo meleleh. Meskipun ada setitik rasa kecewa direlung hatinya kala mengingat Mingyu.

"Well pria hidung belang tadi itu mantanku." cicit Eunwoo sangat pelan.

"Hm? Kau mengatakan sesuatu?" Moonbin terlihat bingung dan Eunwoo dengan cepat menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.

"Baiklah kalau begitu. Kurasa aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa lagi dan selamat malam."

Eunwoo tersenyum manis. "Ya, selamat malam juga."



Perlahan Moonbin menjauh dari apartemen Eunwoo. Namun sekitar sepuluh langkah ia berjalan, teriakan Eunwoo memenuhi koridor.














"Moonbin-ah!"





Terasa desiran halus dihati Moonbin saat Eunwoo sedikit berteriak memanggil namanya tanpa embel-embel formal. Membuat Moonbin berbalik untuk melihat Eunwoo yang kini memasang wajah ceria dan Moonbin bertaruh itu sangat menggemaskan.

"Hati-hati dijalan ya." Eunwoo melambaikan tangannya semangat sehingga membuat Moonbin tak kuasa menahan senyum lebarnya dan membalas lambaian tangan tersebut.

Eunwoo masih berdiam diri didepan pintu apartemennya hingga Moonbin tak lagi terlihat saat pria tampan tersebut sudah memasuki lift yang tersedia diujung koridor. Eunwoo pun buru-buru masuk ke dalam apartemennya.

Beranjak kedapur meletakkan belanjaan yang tadi sempat dibelinya lantas ia langsung menuju kamarnya setelah itu.





"YES, AKU MENDAPATKAN NOMORNYA!!"





Teriakan Eunwoo menggelegar di penjuru kamar luasnya. Untung saja kamarnya kedap suara jadi ia tidak perlu mengkhawatirkan jika teriakannya terlalu kuat. Ia menjatuhkan tubuhnya ke ranjang king size miliknya dengan tatapan yang menerawang menatap langit dinding.

Setelah menyelamatkannya dari si brengsek Mingyu, Eunwoo bahkan mendapatkan nomor Moonbin yang memang dari awal menjadi incarannya tanpa repot-repot meminta izin dari sang pemilik!

Damn, Eunwoo sangat bahagia sekarang. Terkekeh sendiri dengan senyuman yang begitu lebar sedari tadi.

Salahkan Moonbin. Ini semua karena dirinya yang membuat Eunwoo tak henti-hentinya tersenyum sendiri bak orang gila.







TBC







Tau cara menghargai karya orang lain kan? ;)

Ditunggu vommentnya readersnim ;*

Cafe For a Broken Heart - 비누Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang