Bagian 1

5 0 0
                                    

PENGANTIN TUA

#SerialKeluargaAbu

“Pokoknya harus bisa, mamah ngga mau tau. Itu urusan papah.” mamah buang muka m
embelakangi papah sambil komat-kamit. Rupanya mamah sangat kesal.
“Apa mamah ngga malu? Udahlah ngga malu sama tetangga, apa nanti kata anak-anak, mah? Anak kita kan udah gede-gede. Untuk apa coba buat yang begituan? Udah lewat zaman kita mah.” Mamah menoleh mendengar kata papah.
“Pah, dulu kita nikah sederhana karna mamah maklum papah masih merintis usaha. Mamah ngga mau menyusahkan. Sekarang bisa dong kita nikmati hasil usaha papah. Selama ini mamah ngga pernah minta macam-macam, sekali ini aja papah kabulin permintaan mamah.” Papah mendesah. Setiap minta sesuatu, selalu itu alasannya. Duhai mamah.
Permintaan mamah yang aneh ini dimulai saat mereka menghadiri resepsi pernikahan anak sulung Pak Rozaq beberapa malam lalu. Saat pesta mamah memang lebih banyak diam. Diam dalam artian tidak banyak bicara. Tapi matanya jelalatan melihat seluruh interior dalam gedung pesta berlangsung. Kecuali saat sang tuan pesta Bu Rozaq mengajak mamah ngobrol. Bukan saling ngobrol sih, tepatnya ngobrol sepihak. Mamah menyauti setiap perkataan Bu Rozaq tapi senyumnya menunjukkan gencatan senjata bahwa ia siap bersaing. Para pengantin tua berulah di pesta pengantin baru.
“Tau ngga Bu Rohmah, ini emas baru dikasi suami saya sebagai hadiah pernikahan. Satu set lho.” Kata Bu Rozaq menunjukkan tangannya yang penuh dengan perhiasan emas. Terlihat cincin dan gelang dengan motif yang sama. Mamah melirik leher Bu Rozaq, ada kalung dengan motif yang sama disana.
“Waah!! cakep banget, Bu Rozaq.. Belinya dimana? Seneng banget punya suami kayak Pak Rozaq ya.. hihihi..” entah darimana muncul sosok ibu-ibu yang tiba-tiba menyambung.
“Di cek dulu, Bu Rozaq. Jangan-jangan emas tempelan aja. Sekarang kan banyak yang begituan.” Ucap Mamah dingin. Bu Rozaq terperangah. Ibu yang baru muncul juga terperangah.
“Masa sih, Bu. Kayaknya sih asli deh. Eh, tapi tau ding, bisa jadi juga sih.” Kemudian Si Ibu berlalu. Dia datang tak di undang pergi tak diantar.
Bu Rozaq memonyongkan bibir, tidak peduli. “Ini tas baru saya lho. Udah liat branded bukan KW.” Katanya sambil melirik tas mamah.
Mamah menarik tasnya ke samping. Matanya tidak berkedip menatap tas Bu Rozaq, mencari kekurangan tas itu. Dari warna aja udah keliatan bukan asli. “Coba liat nomor serinya..”.
“Nomor seri apaan? Emangnya ini handphone.” Ujar Bu Rozaq bingung.
Mamah ketawa jahat. Hingga beberapa orang melirik ke arah mereka.
“Ya ampun. Tas branded tapi ngga ada nomor serinya. Bu Rozaq, itu jelas KW. Mending tas aku nih asli buatan Mang Ujang.” Beberapa tamu undangan ikut tersenyum mendengar suara mamah yang sengaja dibesar-besarin.
Bu Rozaq kembali tak peduli. Ia melanjutkan acara pamer-pamernya.
“Tau ngga baju yang kupakai ini pesan langsung sama desainer terkenal itu lho. Sepasang sama suami. Apa tuh istilahnya, kapelan gitu biar keliatan suami-istrinya. Hihihi..” Beberapa mata kembali melirik mereka.
Mamah mulai terpancing, diliriknya baju suaminya yang berwarna kebiruan, sementara bajunya kebaya berwarna hijau. Warnanya ibarat langit dan hutan.
Belum sempat mamah membalas, Bu Rozaq keburu minta izin buat acara foto kenangan. Mamah kembali terdiam tapi matanya lekat memandangi panggung pesta.
Terlihat di panggung pesta Bu Rozaq asik berfoto dengan berbagai pose. Rupanya panggung sudah dikuasai olehnya. Suaminya Pak Rozaq sudah salah tingkah dan jadi tontonan tamu undangan. Beberapa kali ia terlihat mengelap keringatnya. Sementara Bu Rozaq tetap asik menatap kamera sekali-kali menarik tangan suaminya untuk konsentrasi menghadap kamera dan mengeluarkan senyuman tercakepnya.
Papah dan mamah juga diajak foto bersama sekaligus foto berdua. Tapi karna pertimbangan baju warna langit dan hutannya, mamah menolak disuruh foto berdua dengan suaminya.
Pesta berakhir dan hal baru dimulai untuk pengantin baru dan pengantin tua. Awal kebahagiaan untuk pengantin baru dan awal persaingan untuk pengantin tua.
Mamah telah merencanakan sesuatu. Kita lihat saja nanti, Bu Rozaq.

(BERSAMBUNG..)


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PENGANTIN TUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang