Syahirah memutuskan tinggal dipondok pesantren selama dibulan ramadhan hanya untuk menghindari Aldo. Syahirah tidak ingin terus menangisi Aldo. Syahirah ingin menjalani ibadah puasa seperti biasa, tidak ingin menangisi apapun. Namun, di saat Syahirah ingin menghindari Aldo, Syahirah malah terus bertemu Aldo dipondok pesantren karena Aldo selalu bolak-balik ke pondok untuk mengurus pernikahannya dengan Hanna.
Tujuh hari sebelum hari raya idul fitri. Seharusnya dua hari yang lalu Syahirah sudah pulang ke rumah orang tuanya Aldo untuk membantu ibu mertuanya bersih-bersih rumah dan membuat kue, tapi Syahirah harus kembali menetap dipondok pesantren. Karena Syahirah sudah berjanji akan menemani Hanna membeli cincin kawinnya bersama Aldo.
Hari ini, Syahirah akan ikut bersama Hanna dan Aldo ke toko perhiasan. Membeli cincin pernikahan untuk mereka berdua. Sebenarnya bukan hanya Syahirah saja yang ikut menemani, tapi Syakira juga ikut. Syahirah memohon ke Hanna supaya Syakira diperbolehkan untuk ikut juga. Awalnya Hanna merasa ragu, tapi pada akhirnya pun memperbolehkannya.
Hanna memperbolehkannya karena Syahirah membuat alasan yang tepat, tidak membuat Hanna curiga.
"Han, boleh aku ajak Syakira? Aku mohon." kata Syahirah sambil menatap Hanna dengan tatapan memohon.
"Memang kenapa harus mengajak Syakira? Memangnya, kalo kita pergi bertiga kenapa? Ada apa? Apa kamu merasa tidak nyaman?"
"Bukan begitu, Han. Hanya saja ... nanti pasti kamu sama mas Aldo, kan, berbincang-bincang berdua. Lalu, aku nanti sendirian kayak kambing congek, dong? Kamu paham, kan? Kalian nanti asik berbicara berdua, dan aku nggak mau ganggu kalian. Jadi, ajak Syakira ya, supaya aku ada teman ngobrolnya juga."
"Baiklah. Syakira boleh ikut untuk menemani kamu biar kamu nggak kayak yang kamu bilang itu," kata Hanna sambil tersenyum. Syahirah ikut tersenyum sambil mengucapkan 'terimakasih'.
Aldo baru saja tiba dengan mobilnya. Syahirah teringat akan handphone milik Aldo. Ia pun membawa handphone milik Aldo dan akan mengembalikannya nanti jika ada kesempatan.
Hanna mengajak Syahirah dan Syakira menghampiri Aldo yang menunggu di luar pondok pesantren. Aldo sedang berbicara dengan pak Kiyai Gufran. Saat sedang mengobrol, Aldo melihat kearah tiga perempuan yang sedang berjalan kearahnya. Aldo hanya bisa diam, tidak tersenyum. Pak Kiyai Gufran tersenyum hangat saat melihat kedatangan Hanna, Syahirah, dan Syakira.
"Paman, Hanna pamit pergi dulu ya? Assalamu'alaikum," Hanna menyalimi punggung tangan pak Kiyai Gufran. Disusul Syahirah dan Syakira bergantian menyalimi punggung tangan pak Kiyai Gufran.
"Pak Kiyai, saya pamit dulu, ya? Saya juga izin membawa ketiga bidadari ikut dengan saya," kata Aldo. Ia juga ikut menyalimi punggung tangan pak Kiyai Gufran.
"Iya, nak Aldo. Hati-hati, ya? Jangan sampai ada lecet sama ketiga bidadarinya." Pak Kiyai Gufran bergurau dan ia pun terkekeh. Aldo tersenyum.
"Iya, pak. Assalamu'alaikum," Aldo mengucapkan salam sambil membuka pintu mobil bagian pengemudi.
"Wa'alaikum salam. Hati-hati ya, nak?!" Dari dalam mobil, pak Kiyai Gufran bisa melihat Aldo mengangguk. Aldo pun menjalankan mobilnya. Membawa mobil ke jalan raya, meninggalkan pondok pesantren.
Hanna duduk di samping pengemudi. Syahirah dan Syakira duduk di belakang dibagian penumpang. Padahal Aldo berharap Syahirah lah yang duduk di sampingnya seperti sebelum-belumnya. Seperti disaat semua belum terjadi. Sebelum ada Hanna dikehidupannya.
***
Hanna terlihat sangat bahagia. Syahirah jadi teringat akan dirinya dulu saat pergi dengan ibu mertuanya dan juga Aldo untuk mencari cincin pernikahan. Tapi, di satu sisi Syahirah juga merasa sedih. Toko perhiasan yang didatanginya sekarang adalah toko perhiasan yang sama yang didatanginya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahirah 2: Aldo ✔
RomanceJodoh itu rahasia Allah. Jika memang Allah sungguh menakdirkan kita untuk bersama. Percayalah, suatu saat nanti kita akan dipertemukan kembali dan akan hidup bahagia bersama. Seperti nabi Adam dengan Siti Hawa yang dipertemukan kembali setelah sekia...