Selera Masing-masing

1.6K 142 3
                                    

Author POV

Seminggu terakhir Shania suka sekali memancing keributan di antara sahabatnya. Dan untuk kali ini Veranda juga akan di buat kesal karena Shania mengejeknya. Ya, mungkin masalah sepele yaitu selera. Selera makanan mereka sama, pakaian pun sebelas dua belas lah ya. Yang berbeda hanyalah selera pasangan idaman bagi mereka.

Veranda duduk di sofa ruang tamu memandang fotonya bersama Kinal yang diam-diam di ambil oleh Ayana lewat ponsel. Bukannya marah malah Veranda senang dan meminta hasil foto itu pada Ayana. Walau dalam foto itu tampak sekali wajahnya tak siap di foto.

"Uh, cocok juga aku sama Kinal," gumam Veranda dengan hati berbunga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Uh, cocok juga aku sama Kinal," gumam Veranda dengan hati berbunga.

Sret!

"Shania!" teriak Veranda kesal saat Shania menarik ponselnya. Shania berlari menghidari sahabatnya itu dan melihat apa yang Veranda lihat. Dan tiba-tiba gadis bertubuh bongsor itu terdiam.

"Sini!" Veranda merebut ponsel miliknya, kemudian pergi meninggalkan Shania menuju kembali kedalam kamar.

"Lah? Kok tuh bocah dekil sih? Wait deh, masa Ve...?" Shania menepuk jidatnya sendiri saat di buat bingung oleh Veranda. Dia kembali mengejar Veranda.

Di kamar, Veranda duduk bersebelahan dengan Melody di atas kasur. Sedangkan Ayana duduk di sofa sambil menonton TV. Shania masuk dan memasang diri di depan Veranda. Gerak gerik Shania membuat Veranda dan Melody heran. Terlebih Veranda yang mulai curiga.

"Ngapain?" tanya Melody sedikit menerawang Shania.

"Ve, lo yakin suka sama si tengil? Pantesan aja selera lo jadi aneh sekarang. Sama yang dulu aja kali Ve. Dulu sama artis sekolah padahal. Eh ternyata sekarang suka si tengil," pertanyaan dan pernyataan itu meluncur dari bibir Shania sepontan tanpa menjawab pertanyaan Melody terlebih dahulu. Veranda yang awalnya menatap ponsel kini menatap lurus Shania dengan raut datar. Tebakannya benar. Melody hanya menoleh sedikit pada Veranda kemudian beralih pada Shania.

"Kalo emang gue suka Kinal kenapa?"

"What?! Lo yakin Ve? Yakin sama Kinal? Ya ampun Ve! Lo itu cantik, pinter, body bagus, masa suka sama si tengil Kinal sih? Selera lo jelek banget Ve. Sumpah mending sama yang dulu deh,"

Veranda membuang pandangannya tak menanggapi ucapan Shania. Gadis remaja itu memang doyan menghina. Entah dulu makanannya apa sehingga gadis itu sangat menjengkelkan jika berkomentar.

"Shan, cinta itu gak mandang fisik. Cinta dari Tuhan, jatuh pada siapa pun itu bukan karena keinginan diri, tapi hati," jawab Melody.

"Kak, Ve itu cantik, putih, mulus, sexy, pinter, masa mau pacaran sama orang gak jelas kayak Kinal? Dekil gitu. Seleranya jadi rendah banget,"

Kali ini Ve benar-benar tidak menyukai cara Shania berkomentar. Dia sudah ada di puncak amarahnya. Tanpa takut dia memberikan tatapan dingin dan tajam pada Shania.

Pacar DurianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang