Kami sudah ada didalam mobil, Arjun mencoba mengajak bicara tapi aku hanya melamun, dan nggak kerasa air mataku jatuh. Berjam jam aku menahannya dan akhirnya jatuh juga.
"Sa, kamu kenapa nangis? " tanyanya. Aku mendengarnya tapi aku hanya diam. "Sa, jawablah" pintanya, aku segara menghapus air mataku."nggakpapa. " jawabku tanpa menoleh kearah dia. Dan dia menghentikan mobilnya dipinggir jalan.
"Sa kamu kenapa sih? Kenapa cerita aja. " jelasnya. Aku mencoba menenangkan hati, aku nggak bisa terima kalau dia sudah punya tunangan. Aku segera melepas kalung pemberiannya.
"Ini buat tunanganmu aja." ucapku sambil memberikan kalungnya.
"Kamu kenapa sa? Inikan buat kamu. " jelasnya.
"Ya memang aku salah, meskipun kita udah putus. Aku masih berharap sama kamu jun, aku nggak bisa gini terus. Hiks.. Hiks.. " ucapku sambil menangis, dia langsung memelukku. Aku jatuh di dada bidangnya.
"Sa, aku juga merasakan hal yang sama. Aku juga masih berharap ke kamu, tapi ya gimana lagi. Mungkin aku bukan yang terbaik buat kamu, sa. " jelasnya.
"Jun, maaf aku masih berharap kekamu selama ini. Dan makasih atas kepastian yang kamu beri. " ucapku.
"Sa, aku sayang dan Cinta ke kamu. Jadi tolong, hargai apa yang sudah kita punya. Dan aku berharap, kalung pemberianku ini kamu jaga dengan baik ya" jelasnya. Aku hanya menganggukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta Seorang Wanita Biasa❤
Teen FictionKutemukan cahaya dibalik dirimu yang selalu dingin kepadaku.