Aku pulang kerumah dengan keadaan tak bersemangat. Alasannya adalah karena skripsi yang sudah kusiapkan sejak satu bulan yang lalu ditolak mentah-mentah oleh dosen. Sangat tidak menghargai hasil kerja kerasku selama satu bulan itu.
Aku melempar kasar skripsiku. Kulirik lagi skripsi itu, sangat berharga namun tak dihargai, kasihan sekali.
"Hei, kenapa terlihat tidak bersemangat begitu?" Arzen tiba-tiba duduk di sampingku. Hubungan kami memang sudah membaik. Sudah bukan musuh lagi, melainkan teman. Atau bisa dibilang sahabat.
"Skripsiku ditolak!" aku menjawab dengan kesal. Memejamkan mata. Menghembuskan nafas berat.
"Why? Bukannya tadi pagi kamu sangat yakin, jika skripsimu tidak akan revisi sama sekali?" Aku tidak menjawab. Itu juga pertanyaan yang mengganggu pikiranku.
"Eksperimen Pembuatan Gulali Berasa Asam dan Pengaruh Baiknya Untuk Kesehatan Gigi Anak-anak." Arzen membaca huruf kapital bercetak tebal itu. Judul skripsiku.
"Mungkin kamu perlu membuat sesuatu yang manis. Dosenmu mungkin tidak suka rasa asam." Arzen berpendapat.
"Memangnya skripsiku harus sesuai seleranya apa?" Aku berdiri dari duduk. Ingin merebahkan tubuhku yang terasa pegal dan lelah.
"Mau kemana?" tanya Arzen ketika kakiku baru berjalan satu langkah.
"Ke kamar."
"Ikut aku saja. Mungkin bisa mengurangi rasa penatmu. Ayo!" Arzen menarik paksa tanganku. Padahal aku sangat malas dan lelah.
"Mau kemana sih?" tanyaku dengan malas. Siang bolong begini dia mau mengajakku kemana sih.
Arzen memaksaku ikut dengannya. Entah kemana aku tak tau. Menaiki motor matic modif milik ayah. Menelusuri jalanan yang panas dan banyak polusi. Menambah mood burukku saja. Tak ada pembicaraan selama perjalanan. Arzen sibuk mengemudi dan aku merasa jengah dengan situasi panas dan bising kendaraan ini.
Arzen menghentikan motornya di sebuah kedai es krim. Memberi isyarat padaku untuk turun.
"Ngapain kesini?" aku mengernyit heran. Mau apa sih dia itu? Lagi dan lagi Arzen hanya menyunggingkan senyum. Tak menjawab apapun. Aneh sekali. Sok misterius!
Arzen menarik bajuku. Memasuki kedai es krim. Ramai pengunjung. Suasana dingin mulai menenangkan diriku. Dipojok ruangan Arzen memilih tempat duduk.
"Mau rasa apa?"
"Matcha," jawabku singkat. Arzen memesannya dan aku melihat-lihat sekitar. Banyak anak anak berseragam abu-abu putih disini. Bersama pacar, beberapa temannya dan ada yang duduk menyendiri, kusimpulkan dia jomblo.
"Ini es krimnya. Mungkin bisa sedikit mendinginkan dirimu." Arzen menyerahkan es krim matcha padaku dan kulihat dia membawa es krim strawberry untuk dirinya sendiri.
"Kenapa tidak membuat es krim saja untuk skripsimu?" Arzen memulai pembicaraan.
"Es krim rasanya mau dieksperimen jadi apa? Pedas?" Arzen menanggapi dengan mengedikkan bahunya.
"Mau dengar ceritaku?" Aku mengalihkan pandanganku dari es krim. Melihat Arzen lalu menganggukkan kepala. Bertanda mau.
"Kamu tau kenapa bisa terjadi gerhana bulan?" aku mengernyit heran. Tadi bilangnya mau bercerita, kok malah tanya sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Salam Untuk Arzen [ On Going ]
RomanceSPIN-OFF MY YOUNG HUSBAND Kisah Arzendi dan Giska (Romance-Spiritual-Comedy) Dalam hal memasak aku memang ahli. Tapi, sepertinya aku tidak ahli dalam menyikapi perasaanku sendiri. -Giska Hafshah Mahendra-