bagian tujuh belas

4.1K 223 24
                                    

Naruto datang saat Hinata sedang mencomot cemilan rasa tomat. Si kepala kuning mencomot satu dan duduk di dekat Hinata.

"Hei". Naruto duduk dan memakan cemilannya.

Hinata memandang Naruto sembari tersenyum, menyodorkan setoples cemilan di dekat pemilik safir biru itu.

Mulut Naruto masih penuh dengan cemilan rasa tomat itu seketika mengambil kue kering buatan Hinata. Memakannya lagi bahkan Naruto belum menelan kue kering yang sebelumnya.

"Pelan-pelan saja Naruto-san". Ujar Hinata mengingatkan.

Naruto mengangguk, menuang air putih setelah meletakkan toples cemilan yang tinggal setengah.

"Kau tahu Hinata, setelah sadar dari koma kue kering buatanmu  adalah hal pertama yang ingin ku makan ". Naruto cengengesan .

Hinata mengangguk tidak sepenuhnya mengerti.

Beberapa detik kemudian Naruto mengaduh setelah mendapat jitakan keras di kepalanya.

Ouch

"Hei". Naruto sedikit kesal.

"Bukankah jadwalku terapi". Gaara bersedekap.

Naruto tersenyum kaku. "bukankah kau dokternya". Naruto berkata santai.

Mendengarnya mengoceh seperti ibu-ibu membuatku rindu menjadi arwah". Naruto membaringkan tubuhnya.

"Kau mau mimpimu terlaksana". Gaara menggulung lengan kemejanya. Naruto yang melihat Gaara bersiap justru segera bangkit dan berlari menjauh.

"Tidak terimakasih". Naruto berteriak dan Gaara pergi menyusul.

Hinata terkekeh pelan melihat perdebatan kedua sahabat berbeda warna rambut tersebut.

" Ada apa" .Sasuke duduk di sofa dekat Hinata. Hinata mengalihkan pandangannya pada kekasihnya.

"Gaara dan Naruto seperti anak kecil saja". Hinata masih sedikit menyunggingkan senyum membayangkan drama kecil di depannya tadi.

Sasuke mengambil toples cemilan kesukaannya. Mengambilnya dan Sasuke memandangi isinya.

Hinata mengerti" tadi Naruto yang memakannya". Hinata menjelaskan.

"Lain kali harus disembunyikan jika dia datang lagi". Sasuke memaknai cemilan rasa tomat miliknya.

Hinata mengangguk mengiyakan. Pasalnya hanya dirinya yang bisa membuat cemilan tanpa rasa manis terlebih rasa tomat, Sasuke memang tidak menyukai yang manis-manis.

.
.
.

Deidara merasakan hawa tidak menyenangkan sedari malam tadi. Dirinya tidak mengerti tapi dirinya merasa ada seseorang yang sedang mengawasinya.

Membalikkan badan dan memang tidak ada siapapun. Keringat dingin bercucuran merasakan hawa dingin menyapanya. Bahkan bulu-bulu kulitnya sukses berdiri ,Deidara merasa takut kali ini.

"Siapa".ujarnya bergetar.

Si hantu merah memegang buku membuatnya melayang menakuti si pirang. Deidara sukses terdiam,berkedip satu kali tanpa berteriak atau lari , si pembunuh bayaran sukses tidak sadarkan diri.

"Hahahaha". Hantu merah tertawa bahagia. Tak berapa lama teman si merah muncul dan berdecak kesal.

"Hei kenapa hanya membuatnya pingsan,kenapa tidak dengan tertabrak kereta". Ujar teman si merah.

"Aku berniat menabrakkannya di pesawat terbang, ku rasa menyenangkan". Si merah nampak berfikir.






TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

no need say good byeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang