4. Pangeran Yeok

1.2K 171 2
                                    

Ketika Nyonya Bae membawanya untuk berdoa dikuil, Nyonya-nyonya bangsawan lain selalu mengagumi kecantikannya. Parasnya yang rupawan dan pembawaannya yang santun selalu membuat istri para petinggi pemerintahan ingin meminangnya menjadi mantu. Para pedagang di pasar pun melakukan hal yang sama ketika Nyonya Bae membawanya untuk berbelanja, semua akan memuji betapa cantiknya putri bungsu keluarga Bae itu.

Gadis itu tak pernah terlihat sesaat sebelum pemilihan putri mahkota, kabar burung berdar bahwa gadis itu berada di Gyeongju untuk pengobatan. Namun banyak spekulasi yang mengatakan bahwa ayahnya sengaja melakukan ini untuk kekuasaan. Tidak ada yang pasti, karena Bae Yong Jun juga menutup mulutnya rapat tentang keberadaan putrinya saat ini.

Hiruk pikuk Gyeongju tak seramai Hanyang, warga disini memilih bertani untuk bertahan hidup dan bertenak sebagai sumber pupuk untuk tanaman mereka. Jauh dari pusat pemerintahan membuat penduduk Gyeongju tak begitu mendendengar gosip yang terjadi di Hanyang saat ini.

Begitupun dengan kehadiran Joohyun, bagi masyarakat sekitar gadis itu kepalang cerdas dan menjadi berkah untuk mereka. Dari gadis itu mereka belajar membaca, dan mengerti ilmu bertani yang lebih baik. Tidak ada yang aneh, tidak ada yang mereka curigai atas kehadiran gadis ituj seorang diri hanya bersama para pelayan dan pengasuhnya. Tuan Bae tidak pernah terlihat, tapi Nyonya Bae selalu datang ketika tahun baru tiba.

Langkah kaki Joohyun dengan cepat menyibak kerumunan, pengasuhnya tidak akan memberi ampun jika dia pulang larut. Seol tentu bersamanya, gadis itu mengikuti langkah Joohyun yang gesit. Sebagai salah satu pelayan dirumah Tuan Bae dan ditugaskan menjaga Joohyun, ketika Joohyun bersalah Seol akan lebih bersalah dan Bibi Nam akan menghukumnya terlebih dulu.

"Seol bajuku sudah rapi," bisik Joohyun pada Seol sebelum memasuki pintu pagar paviliun rumahnya. Seol yang masih mencoba mengatur nafasnya dengan cepat mengitari Joohyun dan mengangguk mengiyakan bahwa Joohyun dalam keadaan rapi. Sepanjang perjalan Seol terus memikirkan alasan apa yang harus dikatakannya pada Bibi Nam ketika pengasuh tuan mudanya itu bertanya kemana Joohyun seharian ini pergi.

Joohyun tahu cara menyulam tapi gadis itu tak melakukannya terlalu sering. Seol ingat ketika masih berusia sepuluh tahun Joohyun mendapat pujian atas kemampuan menyulamnya dan membuat gadis bangsawan lain seolah iri pada nona mudanya.

"Tunggu sebentar," Joohyun menghentikan langkahnya. Telinganya persis menempel pada sebuah pintu dari ruangan di paviliun utama.

"Tuan besar menyuruh Agi tinggal lebih lama di Gyeongju, pangeran Yeok menghilang dan Tuan kuatir ini adalah akal-akalan ibu Suri."

"Kenapa hidup para bangsawan begitu rumit," suara Bibi Nam terdengar pasrah.

"Bahkan orang sebaik Tuan besar," hanya dari suaranya Joohyun tahu itu adalah Pelayan Jang. Ketua pelayan dari rumahnya di Hanyang.

"Tuan memiliki banyak musuh," lanjut Pelayan Jang. "Tuan dermawan dan tidak berpihak pada klan manapyn, tapi ternyata klan klan itu yang jadi musuhnya."

"Ketika aku kecil aku ingin sekali menjadi putri bangsawan, kukira hidup mereka akan seindah dari cerita orang-orang. Mereka membeli kain sutera, bersolek, lalu dipinang laki-laki yang akan membuat hidup mereka sepetri putri lagi."

Suara Bibi Nam terdengar menyesal. "Seol-ah! aku bahkan tidak tahu kenapa ayah menyuruhku bersembunyi disini," Joohyun melanjutkan langkahnya. Setiap hari Joohyun ingin membuktikan bahwa dia dan yang lainnya adalah sama. Tapi orang-orang tetap menjaga jarak karena dia putri mentri penasihat negara. Nama besar ayahnya seolah-olah bagai tameng untuknya mendekat dengan orang-orang yang melabeli diri mereka sebagai rakyat biasa.

***

"Agashi anda sudah tidur," intip Seol dari balik pintu nona mudanya.

"Masuklah," perintah Joohyun.

"Agashi aku mendengar pembicaraan Bibi Nam dan Ketua Pelayan Jang," bisik Seol. Gadis dua tahun lebih muda dari Joohyun itu mendekat, berbicara dengab mengelurkan suara sekecil mungkin.

"Agashi mengenal pangeran Yeok ?"

Joohyun ragu untuk mengangguk, tentu gadis itu menggenal Yeok. Mereka dijodohkan oleh Raja sebelumnya, ayah Pangeran Yeok dan Raja Hwon.

"Agashi mengenalnya ?" Suara Seol bergetar. Gadis itu terlihat ketakutan.

"Dia calon suamiku," jawab Joohyun enteng.

"Pangeran Yeok tengah berada di Gyeongju," bisik Seol kemudian yang membuat mata Joohyun membulat sempurna.

"Ada urusan apa anak itu kemari," Joohyun terlihat kesal. Membayangkan akan masuk kedalam keluarga istana sepeti sang kakak, terasa seperti malapetaka untuk Joohyun.

"Tapi Ketua Pelayan Jang menghawatirkan keadaan Agi," kata Seol kemudian.

"Dia adalah penyebab kenapa aku dibuang ke Gyeongju," lanjut Joohyun yang membuat Seol kaget.

"Aku fikir ayah tidak setuju dengan perjodohan kami, jadi ayah menyuruhku bersembunyi ditempat ini."

Tebak Joohyun, gadis itu sebenarnya juga tidak mengerti alasan yang menyebabkan dirinya jauh tinggal di Gyeongju.

"Aku harus menemui anak itu sebelum Pelayan Jang menemukkannya," Joohyun berdiri dari duduknya. "Aku harus membatalkan pertunanganku, dan aku akan terbebas dari pertunangan , kemudian aku bisa kembali ke Hanyang."

Joohyun tersenyum dengan rencananya, "aku mengetahui seluk beluk Gyeongju, aku pasti menemukannya dengan mudah."

Sementara Seol, gadis itu hanya bisa mengangguk angguk setuju dengan rencana Nona mudanya.

LADY BAE (VRENE FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang