Ch4-Alam arwah.

236 14 8
                                    

Hari ini tepat dimana hari ke tigapuluh empat Liona tak sadarkan diri, lebih tepatnya arwahnya diculik.

Sania, Alvio, Nando, Tantry, Ezer dan Tiara berkumpul di rumah Liona, Nando membawa sesajen lengkap untuk sebuah ritual.

Melihat Nando membawa sesajen Sania memukul kepalanya seraya berkata, "Lo buat apaan ini?"

"Kata Uwo kita bisa coba manggil arwah Liona pakai ini jika gagal kita harus melakukan perjalanan ke alam arwah," jelas Nando.

"Ya, itu bisa berlaku tapi tingkat keberhasilannya satu banding seratus," kata Alvio seraya mengambil sesajen dari tangan Nando.

"Tapi gaada salahnya kita coba." Ezer berpendapat.

"Ya, Vio kita coba aja dulu," ucap Sania.

Alvio menatap lima temannya lalu menghembuskan napas, "oke yang datang bisa aja bukan arwah Liona tapi jin atau yang lainya."

Sania, Nando, Tantry, Ezer, Tiara mengangguk tanda paham dan setuju. Mereka tak takut dengan apa itu jin setan atau semacem itu karena mereka sudah melihat banyak makhluk seperti itu.

Alvio duduk di depan sesajen tersebut dan mulai menyalakan dupa. Setelah beberapa saat dupa dinyalakan suasana tiba-tiba mencekam.

Sreet...

Gorden tiba-tiba menghembus seolah-olah tertiup angin diiringi desingan angin halus suasana semakin mencekam.

Hushh...

Bayangan putih muncul tepat di depan mereka itu menunjukan sosok gadis cantik dengan postur menawan, ketika melihat sosok tersebut Nando bergetar, "Sukses Vio, ini sukses."

Namun, kebahagiaannya segera direnggut saat Alvio mengusir sosok tersebut, "kamu bukan Liona pergi atau aku akan memusnahkanmu!" ancam Alvio.

Sosok itu menatap nanar pada Nando seolah meminta bantuan. Tapi bagaimana Alvio membiarkan sosok tersebut menghasut temannya?

Alvio segera membacakan ayat kursi untuk memusnahkan sosok tersebut, "Aaaahhhhhh!!!" sosok itu mengembun menjadi asap lalu menghilang ke udara tipis.

"Itu, apa?" Tiara bertanya dengan bingung.

"Itu Jin yang suka datang untuk sesajen seperti ini, mereka menipu sebagian orang bahwa keberadaan yang mereka carilah yang datang. Padahal itu adalah kelakuan Jin ini dia selalu merubah sosok dengan hanya merasakan apa yang kita pikirkan. Untuk mengelabui kita dan menikmati sesajen ini." Alvio menjelaskan pada teman temannya.

Ini membuat bulu kuduk Nando dan kawan-kawan berdiri saat mendengarkannya, betapa liciknya Jin ini? Ia menipu sebagian besar manusia hanya untuk sesajen. Tapi tak ada yang bisa di salahkan, bahkan manusia itu sendiri yang mempercayai hal seperti itu. Tak ada yang sudah meninggal dapat hidup kembali, tapi hanya ada sentimen tersisa seperti Gisel yang sedih karena dibunuh oleh pacarnya yang membuatnya memiliki sentimen tersisa di dunia ini.

Setelah adegan ini Nando tak lagi ingin menjalankan sesajen tapi ia ingin dengan cepat ke alam arwah dan menyelamatkan Liona.

"Ayo, mulai aja ritual untuk pergi ke alam arwah." Nando berbicara dengan tegas saat memandang teman-temannya.

Alvio memberi tahu mantra yang harus mereka-Dia, Nando dan Ezer rapalkan saat akan memasuki alam arwah.

Swhoss...

Setelah merapalkan mantra dan doa, arwah Alvio, Nando dan Ezer keluar dari raga mereka.

Arwah Alvio melirik dua arwah temannya, "Ayo, pintu menuju tempat di mana Liona terjebak ada di pohon cemara kemarin."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SANTETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang