Udara dingin ini tiba-tiba meyeruak di sela-sela-tulang,
menerpa pipiku yang hangat.
membuat diri ini membeku, Namun ku tepis semua rasa itu dan ku langkahkan kakiku menapaki setiap sudut-demi-sudut ruangan ini. Terlalu pagi memang bagiku untuk membuka mata. namun, rasa penasaran menepis semua rasa kantuk ini.Dengan sekali ayunan tangan Athela mengambil gaun dan mantel hangat yang akan menjaga suhu tubuhnya. Dengan langkah kaki, diapun membalikan badan dan segera keluar dari kamar megahnya itu, atau lebih tepatnya rumah-tumpangan-dari tempat asing. Namun suara langkah kaki membuat sebagian dari rasa keberanian sedikit menciut. Sampai suara itu terdengar sedikit lenyap dari pendengarannya. Athela segera membuka pintu besar itu perlahan seperti memperlakukan seorang bayi yang baru lahir.
Tanpa pikir panjang dia pun langsung menelusuri setiap lorong di rumah ini, Dan tibalah ia di hadapan sebuah ruang yang baru saja kedatangan dua orang tamu. Itu adalah ruang kerja ayah,
Sebenarnya ia tak terlalu peduli akan hal itu. namun tetap saja, tubuhnya membuatnya mendekat ke pintu itu untuk mendengar ada gerangan apa yang mengantarkan dua orang itu ke ayahnya."Bagaimana? Apa ada perkembangan ?" Tanya Frakeinstein
"tak ada Duke Frankeinstein, walaupun kami mencari ke segala
tempat orang itu tak di temukan". jawab seseorang diantara mereka."Aku dengar orang itu kembali Duke?" Tanya seseorang lagi.
"Iya. dia kembali..." Jawab sang Duke
"Kenapa anda membiarkan A,..
"Tunggu, ada seseorang yang menguping pembicaraan kita.."hentinya.
dalam sekejap orang itu langsung mengahampiri pintu dibelakangnya dan membuka paksa, dan memeriksa siapakah yang menguping pembicaraan mereka dan hasil yang di dapat tidak ada siapaun disana . Karena, Athela sudah beranjak pergi dari tempat itu. Untung saja dia tidak tertangkap basah. kalau saja dirinya tertangkap bukan hanya disakiti, bahkan nyawanya Athela yang akan jadi taruhanya.
✳️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️✳️
Setelah Athela merasa tak ada yang mengejarnya. Athela akhirnya menghentikkan larinya dan sampai lah ia ke sebuah ruangan yang sedikit terbuka, ia pun langsung masuk kedalam dan menutupnya rapat-rapat. setidaknya inilah tempat yang paling bagus untuk bersembunyi, yaitu perpustakaan. Lagi pula memang inilah tempat yang dituju.
(sekarang dimana buku itunya?) Kata Athela dalam hati sambil Menyelusuri lorong-lorong berisi buku-buku tebal yang sedikit kusam. Terdapat 3 Lorong dalan ruangan megah itu. Athela pun memutuskan untuk melihat Lorong paling kanan terlebih dahulu karena lorong itu yang paling pendek dari kedua lorong yang lain serta yang paling dekat dari tempat Athela berada. Lorong ini sangat pendek dan terkena sinar matahari langsung, buku-bukunya pun terlihat baru terdapat banyak buku bersejarah disini. Beisi tentang kejadian-kejadian perang di britania raya atau tentang perang di semenanjung krimea Athela terus membaca satu persatu dari buku itu sampai ia lupa akan apa yang ia rencanakan sedari awal sampai dirinya tersadar sekarang sudah saatnya untuk makan siang. Dan memustuskan untuk menghentikan pekerjaan nya sebentar takut Maisha mengkwatirkannya dan membuat kehebohan dirumah karena nonanya menghilang. Untung saja Athela segera keluar dari perpustakaan dan kendati hal itu tampak oleh Maisha, yang sedari tadi semponyongan mencari majikannya, Athela the frakeinstein the alberquerquerqenya.
" Nona, ya ampun. nona dari mana saja saya sedari tadi. saya mencari nona dan menanyakan pada para pelayan tapi tidak ada yang melihat nona. kenapa nona keluar sepagi ini, untung saja saya tidak memberitahukan terlebih dahulu pada para ksatria untuk mencari nona. bisa-bisa hal itu menjadi berita besar di kediaman duke". Kata Maisha tanpa jeda. Athela yang mendengarnyapun sedikit pusing akan apa yang dikatakan Maisha
"ya.....ya maaf Maisha, aku tidak sengaja. soalnya aku tadi bangun terlalu pagi karena mimpi buruk dan setelah itu aku tidak bisa tidur lagi, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk membaca buku" kata Athela sambil melihat perpustakaan yang tadi ia datangi(sejujurnya emang sengaja sih) kata Athela bergumam.
"Perpus...." Kata Maisha bergetar sambil menunjukan rasa takut diwajahnya, Maisha pun dengan tampang anehnya langsung menarik Athela dari ruangan itu. Athela merasa aneh dengan gelagat Maisha dan mencoba melepaskan genggaman Maisha dari tanganya tapi karena gaunya membuat Athela kesusahan. dengan pasrah ia mengekor dibelakang Maisha setidaknya sampai Maisha berhenti di Kamar Athela. Ketika Athela mengucapakan sepatah kata Maisha segera mengunci pintu kamar Athela seolah-olah takut ada yang kedalam kamar Athela.
"Maisha ada apa? kenapa kamu terlihat takut seperti itu?"Kata Athela setelah Maisha berhasil mengunci pintu kamarnya.
"maaf nona aku bukanya membuat nona takut, tapi...." Kata Maisha dengan suara yang lirih.
"tapi. Tapi apa??" Tanya lagi Athela heran.
"tapi, saya takut nanti ada yang mendengar pembicaran tentang perpustakaan itu". Jawab Maisha.
"perpustakan? emangnya apa yang akan kamu biacarakan tentang perpustakaan itu. memangnya, ada apa dengan perpusrtakaan itu sampai kamu ketakutan Maisha??". tanya Athela menanyakan semua hal yang telah terjadi. Namun, Maisha terus terdiam beberapa menit. Setelahnya Athela menyadari gelagat Maisha yang membisu akhirnya athela mempersilahkan maisha duduk terlebih dahulu untuk menenangkan pikiran Maisha dan beberapa menit setelahnya akhirnya maisha membuka mulutnya dan memberitahukan pada Athela apa yang sebenarnya ia takutkan.
" Saya takut ada pelayan yang mendengar hal ini dan memberitahukan pada duke bahwa nona telah melanggar peraturan di rumah ini. Disini ada peraturan yang memberitahukan bahwa tak ada satupun yang boleh masuk dalam ruangan itu selain duke dan orang orang kepercanyaanya. Selain itu saya dengar ruangan itu dikutuk, para pelayan atau ksatria yang melewati ruangan itu tengah malam, pernah melihat sesosok banyangan hitam yang masuk kesana, terkadang juga terdengar suara seseorang. padahal setelah dilihat tak ada satupun orang yang disana. jadi, oleh karena itu duke menguncinnya rapat-rapat. oleh karena itu saya takut nona terkena hukuman karena masuk ke perpustakan. maafkan saya nona." Jawab Maisha lirih.
"tak apa Maisha, kamu tak perlu takut. Seharusnya, aku yang meminta maaf karena buat kamu khawatir". Kata Athela untuk menenangkan Maisha.
yang dijawab dengan senyuman dari Maisha." Maisha tenang saja, aku tak kan buat Maisha khawatir lagi. Oleh karena itu Maisha kembali saja ke ruangan Maisha dan segera istirahat" Kata Athela.
"baik, Putri Athela". jawab Maisha segera sambil meninggalkan Athela.
---••°°hah....... syukurlah dengan begini semuanya semakin jelas, ternyata memang benar Perpustakaanlah tempat dimana semuanya berasal, tapi walaupun seperti itu. Maisha tidak boleh tahu akan hal ini, aku tidak mau membuat Maisha khawatir lagi akan apa yang terjadi, Setelahnya aku akan menemukan waktu yang tepat untuk menjalankan aksiku°°••--- gumam Athela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu yang berubah
Novela JuvenilApa kau percanya akan kesempatan kedua?? Romance fiksi #no copy #no spoiler