•EG 14

47 12 8
                                    

Enjoy!

"Hukumannya maen petak umpet di rumah kosong. Kalo tim gue kalah, elo pada jadi tikus. Tapi kalo tim lo kalah, kalian jadi kucing. Gimana?" Tanya Javier menaik turunkan alis.

"Err-," gumam Riddle berpikir.

"Iye! Dah kuy ah buruan!" Cetus Exie sekenanya, lalu menyeret lengan Javier untuk menjauh dari kelas keramat itu.

***

Tidak seperti biasanya, futsal kali ini menggunakan komentator dan penontonnya sangat berantusias, kecuali Exie yang dipaksa Javier untuk menonton pertandingan itu.

Sementara penonton berteriak riuh, komentator terus mengoceh tentang kejadian yang terjadi di lapangan, "Adlar dari sekolah kita terus membawa bola! Gocekan yang sangat cantik! Yaa! Adlar terus Adlar!"

"Aaa!" Teriak penonton ketika Javier mendekat kearah Adlar.

"Rupanya Javier mencoba merebut bola tetapi Adlar mempertahankannya dengan sangat anggun! Aduh! Nomor 17 jatuh tersandung kakinya sendiri, dia bangkit dengan gaya aesthetic! Lagi-lagi Adlar mempertahankan bolanya dari lawan dan menggiring terus mendekat kearah gawang! Terus mendekat! dan GOOOOOOOOOOOOL," teriak komentator itu heboh.

"Ke gawang sendiri," sambungnya dengan lemah.

Exie tertawa geli mendengar ucapan konyol komentator itu. Beberapa penonton terlihat kecewa, sedangkan yang lainnya  tertawa. Javier bertos ria dengan keempat temannya.

"Prrriiiit!" Peluit merah yang sedari tadi menggantung dileher wasit pun ditiup karena waktu pertandingan sudah habis.

"Pertandingan kali ini dimenangkan oleh Aligonz dengan skor 9-7!" Teriak komentator disambut oleh tepukan tangan beberapa anak Aligonz yang sengaja datang untuk mendukung.

"Selamat-selamat," ucap kiper dari tim Branz saat berjabat tangan ala cowok dengan tim Aligonz.

"Jangan selamat-selamat doang. Inget jam 11 malem kudu dateng ketempat yang gua share nanti," ujar Javier tidak menyadari keberadaan Exie disebelahnya.

***

"Lu serius main petak umpet disini?" Tanya  Riddle sambil mengarahkan cahaya senter ke sekelilingnya.

"Dua rius malah," jawab Javier ringan.

"Langsung mulai aja, kucing ngitung satu ampe dua puluh, tikus umpetan. Gua ngikut Javier ama temennya jadi tikus. Elu, Riddle, sama temennya jadi kucing," titah Exie yang langsung mendapat penolakan keras dari Eliza. 

"Gak mau pokoknya gue bareng sama lu! Tadi aja dipaksa ikut sekarang malah diusir! Maunya apa coba?" gerutu Eliza yang kesal karena Exie memaksanya untuk bermain petak umpet disebuah gedung kosong yang tampak becek karena hujan tadi sore.

Flashback on
____________________________________

Exie
Li Eli Eli Ali baba, eh. Tar malem ikut gua maen kuy,dah lama kaga maen petak umpet kan?

Eli
Ogah lu mah aneh-aneh ntar. Lagian nyokap gw g akan bolehin.

Exie
Oke see ya! Jam 10 gua kerumah lu.

Eli
Eh kok gitu anjazz.

Eli
Gw g suka maen-maen sukanya diseriusin.

Exie GiovankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang